Materi 3

BAGAIMANA MELAKUKAN PENILAIAN “HOTS” 
DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

a. Pengertian Higher Order of Thinking Skill (HOTS)
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diterjemahkan dari Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah kegiatan berpikir yang melibatkan level kognitif hirarki tinggi dari taksonomi berpikir Bloom.

Higher Orde Thinking Skill (HOTS) yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai kemampuan berfikir tingkat tinggi merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran dimana siswa diajarkan untuk berfikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif. Kemampuan berfikir ini akan muncul ketika individu atau siswa dihadapkan pada masalah yang belum mereka temui sebelumnya. HOTS ini sesuai dengan Standar Isi Permen 22 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa mata pelajaran Matematika diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Saat ini teori-teori yang berkembang tentang Higher Orde Thinking Skill lebih banyak difokuskan tentang bagaimana keterampilan ini dipelajari dan dikembangkan. Strategi pengajaran yang tepat serta lingkungan belajar yang dapat memfasilitasi kemampuan berfikir siswa merupakan faktor yang penting untuk tercapainya pendekatan ini. Seperti halnya ketekunan siswa, pemantauan diri, dan berfikir terbuka serta sikap fleksibel.

Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide. Kemampuan-kemampuan ini merupakan kemampuan berpikir level atas pada taksonomi Bloom yang terbaru hasil revisi oleh Anderson dan Krathwohl seperti pada gambar di bawah ini.

Dalam melaksanakan kurikulum 2013, guru disamping didorong untuk melaksanakan pembelajaran yang HOTS (Higher Order Thinking Skills), juga didorong untuk menilai hasil belajar pada aspek pengetahuan yang HOTS. Pembelajaran yang menerapkan HOTS bercirikan transfer pengetahuan (transfer of knowledge), berpikir kritis dan kreatif (critical thinking dan creativity) serta penyelesaian masalah (problem solving). Hal-hal yang dipelajari oleh peserta didik dalam pembelajaran meliputi fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif.
Pembelajaran yang HOTS juga menerapkan kecakapan abad 21 atau 4C yang meliputi (1) komunikasi (communication), (2) kolaborasi (collaboration), (3) berpikir kritis dan menyelesaikan masalah (critical thinking and problem solving), (4) kreatif dan inovatif (creative and innovative). Berdasarkan kepada hal tersebut, maka pembelajaran HOTS dapat dapat diterapkan pada beberapa model pembelajaran, seperti pembelajaran menyingkap/ menemukan (inquiry/ discovery), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL), dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning/ PjBL).
Dalam pembelajaran HOTS, tingkat kemampuan yang diberikan kepada peserta didik bukan lagi kemampuan tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills/LOTS) seperti mengetahui (C-1), memahami (C-2), dan mengaplikasikan (C-3), tetapi kemampuan tingkat tinggi seperti menganalisis (C-4), mengevaluasi (C-5), dan mengkreasi (C-6).
Intinya, peserta didik bukan lagi dijejali oleh ceramah guru dari awal sampai dengan akhir pembelajaran, tetapi memberi ruang kepada pesera didik untuk berpikir, meneliti, menelaah, menganalisis, hingga mampu menemukan dan mengontruksi sendiri pesan utama sebuah materi pembelajaran yang dipelajarinya. Siswa bukan hanya sekedar menyelesaikan sejumlah materi pelajaran, tetapi memiliki bekal yang akan diimplementasikan dalam kehidupannya. Itulah yang disebut sebagai pembelajaran kontekstual (CTL), pembelajaran bermakna (meaningful learning) dan pembelajaran tuntas (mastery learning).
b. Soal Higher Order of Thinking Skill (HOTS)
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) atau ketrampilan berfikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat kelompok yaitu pemecahan masalah, membuat keputusan, berfikir kritis dan berfikir kreatif. Untuk melaksanakan penilaian, guru memerlukan instrumen penilaian dalam bentuk soal-soal, baik untuk menguji aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Instrumen penilaian dapat berupa uraian atau pilihan ganda. Di dalam pembelajaran dinyatakan bahwa kemampuan peserta didik bukan hanya untuk menguasai sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, berarti peserta didik harus selalu diajak untuk belajar dengan menggunakan proses berpikir untuk menemukan konsep-konsep tersebut.

c. Pengembangan Soal HOTS
Sebelum menerapkan pembelajaran dan penilaian HOTS, tentunya guru terlebih dahulu harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencerminkan pembelajaran dan penilaian HOTS, karena RPP tersebut akan menjadi panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil pembelajaran HOTS akan diukur melalui penilaian HOTS pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuannya untuk mengetahui ketercapaian Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari sebuah Kompetensi Dasar (KD) yang diwakili oleh sebuah Kata Kerja Operasional (KKO).
Pengembangan soal HOTS memerlukan berbagai kriteria baik dari segi bentuk soalnya maupun konten materi subyeknya. Teknik penulisan soal-soal HOTS secara umum sama dengan penulisan soal.
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif Bloom pada level analisis, evaluasi dan mengkreasi, setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal mengukur kemampuan berpikir kritis.

Soal HOTS selayaknya meminimalisir kemampuan mengingat kembali informasi (recall), tetapi lebih mengukur kemampuan:
1. Transfer satu konsep ke konsep lainnya,
2. Memproses dan menerapkan informasi,
3. Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda,
4. Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah,
5. Menelaah ide dan informasi secara kritis.

Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/simbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam.

d. Teknik Penulisan Butir HOTS dalam kimia
ü  Perhatikan cakupan materi kimia yang diharuskan untuk tiap jenjang SMP atau SMA (kurikulum kimia).
ü  Perhatikan beberapa kompetensi yang terkait dengan HOTS dan diturunkan menjadi indicator dan tujuan sesuai dengan karakteristik HOTS kimia.
ü  Menggunakan hukum dasar kimia pengetahuan atau kemampuan dasar nya untuk menyesaikan permasalahan yang ada kaitannya dengan kimia.
ü  Dianjurkan untuk menyediakan berbagai macam data kimia (kualitatif, tabel, grafik, hasil dari percobaan yang dilakukan, laporan, bahan bacaan, hasil observasi, dll) sebagai stimulus untuk menjawab soal-soal HOTS
ü  Berbagai macam data kimia yang disediakan seharusnya memberikan informasi kepada siswa merujuk kepada hokum dasar kimia sehingga dapat diolah lebih lanjut
ü  Menulis contoh soal HOTS tentang kimia

Contoh Menyusun Pertanyaan Ketrampilan Tingkat Tinggi
Keterampilan berpikir yang dikembangkan  dan bentuk pertanyaannya menurut Linn dan Gronlund adalah seperti tertera  pada tabel di bawah ini
Tabel Keterampilan Berpikir dan Bentuk Pertanyaannya (Khusus Bidang studi Kimia)
No
Keterampilan Berpikir
Bentuk Pertanyaan
1.
Membandingkan
- Apa persamaan dan perbedaan antara Alkohol dan Eter
-  Bandingkan dua cara berikut tentang Pembuatan Koloid (cara disperse dan cara kondensasi)
2.
Hubungan sebab-akibat
-  Apa penyebab utama terjadinya elektrolisis
-  Apa akibatnya jika Posisi logam yang melapisi  logam lain posisinya terbalik (Pada proses penyepuhan)
3.
Memberi alasan(justifying)
 - Mengapa Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi? Jelaskan
4.
Meringkas
-  Ringkaslah dengan tepat isi Pencemaran  Air, Tanah dan Udara
5.
Menyimpulkan
 -  Susunlah beberapa kesimpulan yang berasal  dari  data(data uji larutan asam basa dengan kertas lakmus).contoh :  
Larutan
Kertas lakmus
Merah
Biru
A
Merah
Merah
B
Biru
Biru
C
Merah
Biru
   Buatlah kesimpulan tentang ketiga larutan tersebut!
6.
Berpendapat (inferring)
-    Berdasarkan data berikut :
Larutan
I
II
III
IV
V
pH awal
4
5
7
8
10
+ sedikit
asam
3,5
4,9
4
7,98
5
+ sedikit
Basa
6,03
5,01
10
8,01
12
+sedikit
Air
5,05
5
8
7,9
8,5
  Dari data diatas yang termasuk larutan penyangga
   adalah……Jelaskan pendapatmu!
7.
Mengelompokkan
  -    Kelompokkan Larutan Berikut Berdasarkan daya hantar listriknya:
       
Sumber mata air
Nyala lampu
Pengamatan lain
1
padam
Ada gelembung gas
2
terang
Byk gelembung
Gas
3
redup
Ada gelembung
Gas
4
padam
Sedikit gelembung gas
5
padam
Tidak ada gelem
Bung gas
8.
Menciptakan
 -  Tuliskan beberapa cara sesuai dengan ide
    Anda tentang Alat Uji elektrolit !
9.
Menerapkan
-    Selesaikan persamaan reaksi redoks berikut :
      MnO4-  +   C2O42- +  OH-        MnO2  +  CO32- + H2O
10.
Analisis
-   Berikut ini hasil titrasi 25 ml asam cuka (CH3COOH)
Dengan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1M  menggunakan indicator PP :
Titrasi ke
1
2
3
Vol.CH3COOH(ml)
25
25
25
Vol.NaOH (ml)
19
20
21
Berdasarkan datatersebut konsentrasi CH3COOH
Adalah….
11.
Sintesis
-  Tuliskan satu rencana untuk pembuktian Laju reaksi dipengaruhi oleh suhu,luas permukaan dan konsentarsi!


12.
Evaluasi
-   Apakah kelebihan dan kelemahan Model atom Bohr!

Dari uraian di atas, coba anda merefleksi diri terhadap system penilaian pada masa anda sebagai seorang siswa sekolah menengah dengan system penilaian pada abad 21 ini, bagaimana pendapat anda terhadap esensial dari sebuah penilaian yang dilakukan pada saat ini dan pada masa sebelumnya ?
Lalu, apakah system penilaian “HOTS” yang dikembangkan saat ini sudah memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21 ?









Komentar

  1. sebenarnya Banyak guru yang belum menerapkan kegiatan pembelajaran dengan berbasis HOTS, sedangkan pada saat UNBK para siswa harus mengerjakan soal-soal HOTS. Oleh karena itu, sangat wajar siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakannya. Pembelajaran berbasis HOTS sebenarnya sudah diperkenalkan sejalan dengan diimplementasikannya kurikulum 2013, tetapi pada kenyataannya masih banyak yang belum paham dan belum melaksanakannya.
    Baru-baru ini peserta UNBK tahun 2018 jenjang SMA di Indonesia mengeluhkan sulitnya soal beberapa mata pelajaran karena memang tingkat kesulitan soal dinaikkan dan telah menerapkan
    Higher Order Thinking Skills
    (HOTS). Mendikbud menyatakan hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan daya saing siswa mengingat dalam beberapa hasil olimpiade internasional baik yang diselenggarakan oleh PISA maupun PIRLS, siswa Indonesia tertinggal dari negara-negara lain, karena kesulitan mengerjakan soal-soal olimpiade.
    sehingga HOTS harus dimiliki oleh peserta didik sebagai upaya mempersiapkan SDM yang kritis dan kreatif sehingga mampu memenuhi tantangan dan tuntutan abad 21 yang disebut juga dengan era global atau era pengetahuan atau era teknologi dan informasi. Semakin baik HOTS seseorang, maka semakin baik pula kemampuannya dalam menyusun strategi dan taktik memenangkan persaingan bebas di era global.

    BalasHapus
  2. Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).

    Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.

    Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru sebagai ujung tombak pebelajaran harus mampu merencanakan dan melaksanakan PBM yang berkualitas.
    Untuk pengembangan penilaian HOTS ini sudah sesuai dengan pembelajaran abad 21. Hanya saja siswa blum terbiasa dengan perubahan paradigma ini. Karena siswa sudah terbiasa belajar dgn cara lama. Jdi masih butuh pengontrolan yg kuat dan bimbingan yg penuh agar siswa terbiasa untuk berpikir tingkat tinggi.

    BalasHapus
  3. untuk menjawab permasalahan mengenai esensial dari sebuah penilaian yang dilakukan pada saat ini dan pada masa sebelumnya menurut saya sama, karena pada hakikatnya penilaian (assessment) dalam konteks pendidikan merupakan sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. hanya saja yang berbeda terdapat pada cara dan tujuan dari penilaian tersebut. kalau dahulu penilaian hanya terbatas pada pengujian apakah siswa dapat mereproduksi informasi dan pengetahuan secara akurat.
    sedangkat saat ini pada penilian abad 21 karena dipengaruhinya perubahan zaman, budaya, perkembangan pola pikir maka penilaian pun sedikit berubah dimana guru menggunakan pengetahuan dan sumber daya mereka untuk merancang kegiatan pembelajaran bersama dan proyek untuk dan dengan siswa, misalnya dengan model e-learning, guru membuat pendekatan yang lebih berpusat pada peserta didik dengan memberi siswa lebih banyak tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri seperti siswa memilih proyek mereka sendiri, siswa memutuskan apa tujuan mereka, Mengomunikasikan dan membuat kesepakatan bagaimana penilaian akan dilakukan siswa bekerja sama dalam kelompok kecil, dan memutuskan di peran masing-masing anggota antara mereka

    BalasHapus
  4. coba anda merefleksi diri terhadap system penilaian pada masa anda sebagai seorang siswa sekolah menengah dengan system penilaian pada abad 21 ini, bagaimana pendapat anda terhadap esensial dari sebuah penilaian yang dilakukan pada saat ini dan pada masa sebelumnya ?

    Saya kurang setuju dengan pendapat Syafira bahwa esensial sebuah penilaian itu sama dari masa sebelumnya dan masa sekarang. menurut sayfira penilaian (assessment) dalam konteks pendidikan merupakan sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan, untuk hal ini saya setuju. namun jika yang dikatakan esensi dari apa yang dinilai itu sama sangat tidak setuju karena jelas berbeda, yang perlu ditekankan bahwa penilaian yang dilakkukan atau yang menjadi esensial penilaian pada masa sebelumnya adalah pengetahuan ingatan dan pemahaman siswa saja, seperti halnya ada nilai ditotalkan dan nilai tertinggi adalah juaranya. sehingga yang dikejar oleh siswa hanya nilainya saja terkadang pelajaran diingat hanya untuk saat penilaian saja, sedangkan setelahnya dilupakan.
    beda halnya dengan sekarang, esensial peneilaian adlah dari segala aspek dan selalu harus sesuai denganpermalsahan kehidupan nyata atau kontekstual yang menuntut siswa tidak hanya tahu akan rumus dapat nilai dan ranking saja. namun penilaian yang menyeluruh baik itu nilai namun terdapat penjelasan kemampuan siswa tanpa ada perankingan lagi karena pembelajaran abad 21 buka hanya tentang teori namun penerapan dalam kehidupan sehari-hari yang kita perlu tahu bukan hanya soal angka namun soal apa yang mereka peroleh dari pembelajaran tersebut. sehingga akan selau teringan dan mudah untuk dicerna materi tersebut.setiap anak berbeda kemampuan, jadi perlu ada review nilai disetiap aspek dan poin kompetensinya, bukan sekedar angka dan menentukan siapa juara dari nilai yang diperoleh

    BalasHapus
  5. apakah system penilaian “HOTS” yang dikembangkan saat ini sudah memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21? menurut saya sudah tp dalam proses pengembangannya belum tentu sesuai dengan kaidah pembuatan instrumen, karena dalam pembuatan instrumen penilaian sendiri harus melewati beberapa tahap seperti menelaah KD, membuat tujuan, mengkombinasiakn dengan indikator yang ingin dicapai seperti berpikir kritis, pemecahan masalah dan berpikir kreatif, serta dibuat rubik soalnya setelah selesai baru kita validasi, bisa validasi kontruk, bahasa, isi, dll

    BalasHapus
    Balasan
    1. apakah system penilaian “HOTS” yang dikembangkan saat ini sudah memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21?

      Saya sependapat d3ngan saudari tri,
      Dimna ini sudah baik, tp dalam proses pengembangannya belum tentu sesuai dengan kaidah pembuatan instrumen, karena dalam pembuatan instrumen penilaian sendiri harus melewati beberapa tahap seperti menelaah KD, membuat tujuan, mengkombinasiakn dengan indikator yang ingin dicapai seperti berpikir kritis, pemecahan masalah dan berpikir kreatif, serta dibuat rubik soalnya setelah selesai baru kita validasi, bisa validasi kontruk, bahasa, isi, dll

      Hapus
  6. saya akan menjawab pertanyaan kak nelly, apakah system penilaian “HOTS” yang dikembangkan saat ini sudah memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21 ?

    menurut saya,kriteria "memenuhi" belumlah tercapai sepenuhnya namun lambat laun berprogress untuk memenuhi tuntutan tsb mengingat tuntutan tsb memang tidak terelakkan lagi. untuk mencapai progress dengan hasil signifikan maka guru harus mulai untuk meninggalkan pola pikir LOTS dab beralih ke HOTS melalui latih-kembang proses berpikir siswa dengan proses pembelajaran secara perlahan sehingga siswa terbiasa dan terlatih berpikir HOTS dan nantinya akan mampu menghadapi tuntutan serta mampu survive dan menunjukkan potensi diri yang dimilikinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sependapat dengan saudari rini, masih berprogress untuk memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21 dengan mengubah LOTS menjadi HOTS dalam pembelajaran dan penyelesaian masalah dalam sebuah kasus, agar siswa mampu terus bersaing dan juga meningkatkan kreatifitas.

      Hapus
  7. Saya akan menjawab pertanyaan dari kk nelly :
    coba anda merefleksi diri terhadap system penilaian pada masa anda sebagai seorang siswa sekolah menengah dengan system penilaian pada abad 21 ini, bagaimana pendapat anda terhadap esensial dari sebuah penilaian yang dilakukan pada saat ini dan pada masa sebelumnya ?

    Menurut pendapat saya sudah tapi dalam proses pengembangannya belum tentu sesuai dengan kaidah pembuatan instrumen karena harus disesuaikan dengan mengikuti pedoman RPP. HOTS harus dimiliki oleh peserta didik sebagai upaya mempersiapkan SDM yang kritis dan kreatif sehingga mampu memenuhi tantangan dan tuntutan abad 21 yang disebut juga dengan era global atau era pengetahuan atau era teknologi dan informasi. Semakin baik HOTS seseorang, maka semakin baik pula kemampuannya dalam menyusun strategi dan taktik memenangkan persaingan bebas di era global.Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).

    BalasHapus
    Balasan
    1. dalam penyusunannya haruslah memperhatikan indikator, tujuan pembelajaran yang akan dicapai. apakah instrumen yang kita buat sudah sesuai. menghadapi tantangan era revolusi 4.0 siswA haruslah dipersiapkan agar mampu bersaing didunia kerja. mempersiapkan siswa yang mampu menjawab kebutuhan pasar.

      Hapus
  8. Dari uraian di atas, coba anda merefleksi diri terhadap sistem penilaian pada masa anda sebagai seorang siswa sekolah menengah dengan system penilaian pada abad 21 ini, bagaimana pendapat anda terhadap esensial dari sebuah penilaian yang dilakukan pada saat ini dan pada masa sebelumnya ?

    Menurut saya lebih senang dengan penilaian saat ini, karena dinilai berdasarkan keautentikan diri. Pada jaman saya sekolah dulu, penilaian yang diutamakan dari segi kognitif sedangkan disaat kita lagi tidak fokus dalam ujian maka hasil kognitif kita bisa saja rendah. Pada penilaian saat ini penilaian bisa dilakukan dari berbagai aspek baik pengetahuan, psikomotor, afektif. Dan tidak selalu dari soal test saja tapi siswa dan antar teman sendiri bisa menilai. Karena yang tau tentang keautentikan kita sendiri adalah kita.

    BalasHapus
  9. pada penilaian di zaman saya, belum terlalu dispesifikkan sehingga siswa belum banyak yg mengenali potensinya dan terlihat orang tua iri kepada siswa yang mendapat peringkat.
    memurut saya perkembangan HOTS belum terlalu di terapkan di sekolah daerah karena banyak keterbatasan seperti wawasan guru, fasilitas, dll.

    BalasHapus
  10. apakah system penilaian “HOTS” yang dikembangkan saat ini sudah memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21 ?
    menurut saya HOTS ini bukan memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21, tetapi lebih dibilang melengkapi pada pembelajaran pada abad 21. karena karakteristik dari HOTS ini yaitu memunculkan keterampilan menghafal (recall thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical thinking) dan kreatif (creative thinking).

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Blog 5

Materi Blog 4