Materi 3
BAGAIMANA MELAKUKAN PENILAIAN “HOTS”
DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
a. Pengertian Higher Order of
Thinking Skill (HOTS)
Keterampilan
berpikir tingkat tinggi yang diterjemahkan dari Higher Order Thinking Skills
(HOTS) adalah kegiatan berpikir yang melibatkan level kognitif hirarki tinggi dari
taksonomi berpikir Bloom.
Higher
Orde Thinking Skill (HOTS) yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai
kemampuan berfikir tingkat tinggi merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran dimana siswa diajarkan untuk berfikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan berpikir kreatif. Kemampuan berfikir ini akan muncul ketika
individu atau siswa dihadapkan pada masalah yang belum mereka temui sebelumnya.
HOTS ini sesuai dengan Standar Isi Permen 22 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa
mata pelajaran Matematika diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali
mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Saat
ini teori-teori yang berkembang tentang Higher Orde Thinking Skill lebih banyak
difokuskan tentang bagaimana keterampilan ini dipelajari dan dikembangkan.
Strategi pengajaran yang tepat serta lingkungan belajar yang dapat
memfasilitasi kemampuan berfikir siswa merupakan faktor yang penting untuk
tercapainya pendekatan ini. Seperti halnya ketekunan siswa, pemantauan diri,
dan berfikir terbuka serta sikap fleksibel.
Higher
Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai
metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain,
dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang
merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari
sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil
keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan
berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide. Kemampuan-kemampuan ini merupakan
kemampuan berpikir level atas pada taksonomi Bloom yang terbaru hasil revisi
oleh Anderson dan Krathwohl seperti pada gambar di bawah ini.
Dalam melaksanakan
kurikulum 2013, guru disamping didorong untuk melaksanakan pembelajaran yang
HOTS (Higher Order Thinking Skills), juga didorong untuk menilai hasil belajar
pada aspek pengetahuan yang HOTS. Pembelajaran yang menerapkan HOTS bercirikan
transfer pengetahuan (transfer of knowledge), berpikir kritis dan kreatif
(critical thinking dan creativity) serta penyelesaian masalah (problem
solving). Hal-hal yang dipelajari oleh peserta didik dalam pembelajaran
meliputi fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif.
Pembelajaran yang
HOTS juga menerapkan kecakapan abad 21 atau 4C yang meliputi (1) komunikasi
(communication), (2) kolaborasi (collaboration), (3) berpikir kritis dan
menyelesaikan masalah (critical thinking and problem solving), (4) kreatif dan
inovatif (creative and innovative). Berdasarkan kepada hal tersebut, maka
pembelajaran HOTS dapat dapat diterapkan pada beberapa model pembelajaran,
seperti pembelajaran menyingkap/ menemukan (inquiry/ discovery), pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning/PBL), dan pembelajaran berbasis proyek
(project based learning/ PjBL).
Dalam pembelajaran
HOTS, tingkat kemampuan yang diberikan kepada peserta didik bukan lagi
kemampuan tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills/LOTS) seperti mengetahui
(C-1), memahami (C-2), dan mengaplikasikan (C-3), tetapi kemampuan tingkat
tinggi seperti menganalisis (C-4), mengevaluasi (C-5), dan mengkreasi (C-6).
Intinya, peserta
didik bukan lagi dijejali oleh ceramah guru dari awal sampai dengan akhir
pembelajaran, tetapi memberi ruang kepada pesera didik untuk berpikir,
meneliti, menelaah, menganalisis, hingga mampu menemukan dan mengontruksi
sendiri pesan utama sebuah materi pembelajaran yang dipelajarinya. Siswa bukan
hanya sekedar menyelesaikan sejumlah materi pelajaran, tetapi memiliki bekal
yang akan diimplementasikan dalam kehidupannya. Itulah yang disebut sebagai
pembelajaran kontekstual (CTL), pembelajaran bermakna (meaningful learning) dan
pembelajaran tuntas (mastery learning).
b. Soal Higher Order of Thinking
Skill (HOTS)
Higher
Order of Thinking Skill (HOTS) atau ketrampilan berfikir tingkat tinggi dibagi
menjadi empat kelompok yaitu pemecahan masalah, membuat keputusan, berfikir
kritis dan berfikir kreatif. Untuk melaksanakan penilaian, guru memerlukan
instrumen penilaian dalam bentuk soal-soal, baik untuk menguji aspek
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Instrumen penilaian dapat berupa
uraian atau pilihan ganda. Di dalam pembelajaran dinyatakan bahwa kemampuan
peserta didik bukan hanya untuk menguasai sekumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan, berarti peserta didik harus selalu diajak untuk belajar
dengan menggunakan proses berpikir untuk menemukan konsep-konsep tersebut.
c. Pengembangan Soal HOTS
Sebelum menerapkan
pembelajaran dan penilaian HOTS, tentunya guru terlebih dahulu harus menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencerminkan pembelajaran dan
penilaian HOTS, karena RPP tersebut akan menjadi panduan bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Hasil pembelajaran HOTS akan diukur melalui
penilaian HOTS pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuannya untuk
mengetahui ketercapaian Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari sebuah
Kompetensi Dasar (KD) yang diwakili oleh sebuah Kata Kerja Operasional (KKO).
Pengembangan
soal HOTS memerlukan berbagai kriteria baik dari segi bentuk soalnya maupun
konten materi subyeknya. Teknik penulisan soal-soal HOTS secara umum sama
dengan penulisan soal.
Ada
beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis
butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang akan
ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif Bloom pada level
analisis, evaluasi dan mengkreasi, setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan
(stimulus) dan soal mengukur kemampuan berpikir kritis.
Soal
HOTS selayaknya meminimalisir kemampuan mengingat kembali informasi (recall),
tetapi lebih mengukur kemampuan:
1.
Transfer satu konsep ke konsep lainnya,
2.
Memproses dan menerapkan informasi,
3.
Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda,
4.
Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah,
5.
Menelaah ide dan informasi secara kritis.
Agar
butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap
butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk
sumber/bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan
novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar
kata/simbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam.
d. Teknik Penulisan Butir HOTS dalam
kimia
ü Perhatikan cakupan materi kimia yang diharuskan untuk tiap
jenjang SMP atau SMA (kurikulum kimia).
ü Perhatikan beberapa kompetensi yang terkait dengan HOTS dan
diturunkan menjadi indicator dan tujuan sesuai dengan karakteristik HOTS kimia.
ü Menggunakan hukum dasar kimia pengetahuan atau kemampuan
dasar nya untuk menyesaikan permasalahan yang ada kaitannya dengan kimia.
ü Dianjurkan untuk menyediakan berbagai macam data kimia
(kualitatif, tabel, grafik, hasil dari percobaan yang dilakukan, laporan, bahan
bacaan, hasil observasi, dll) sebagai stimulus untuk menjawab soal-soal HOTS
ü Berbagai macam data kimia yang disediakan seharusnya
memberikan informasi kepada siswa merujuk kepada hokum dasar kimia sehingga
dapat diolah lebih lanjut
ü Menulis contoh soal HOTS tentang kimia
Contoh
Menyusun Pertanyaan Ketrampilan Tingkat Tinggi
Keterampilan
berpikir yang dikembangkan dan bentuk pertanyaannya menurut Linn dan
Gronlund adalah seperti tertera pada tabel di bawah ini
Tabel
Keterampilan Berpikir dan Bentuk Pertanyaannya (Khusus Bidang studi Kimia)
No
|
Keterampilan
Berpikir
|
Bentuk
Pertanyaan
|
||||||||||||||||||||||||||||||
1.
|
Membandingkan
|
- Apa persamaan dan perbedaan
antara Alkohol dan Eter
- Bandingkan dua cara
berikut tentang Pembuatan Koloid (cara disperse dan cara kondensasi)
|
||||||||||||||||||||||||||||||
2.
|
Hubungan sebab-akibat
|
- Apa penyebab
utama terjadinya elektrolisis
- Apa akibatnya jika Posisi
logam yang melapisi logam lain posisinya terbalik (Pada proses
penyepuhan)
|
||||||||||||||||||||||||||||||
3.
|
Memberi alasan(justifying)
|
- Mengapa Alkohol
tersier tidak dapat dioksidasi? Jelaskan
|
||||||||||||||||||||||||||||||
4.
|
Meringkas
|
- Ringkaslah dengan tepat
isi Pencemaran Air, Tanah dan Udara
|
||||||||||||||||||||||||||||||
5.
|
Menyimpulkan
|
- Susunlah
beberapa kesimpulan yang berasal dari data(data uji
larutan asam basa dengan kertas lakmus).contoh :
Buatlah
kesimpulan tentang ketiga larutan tersebut!
|
||||||||||||||||||||||||||||||
6.
|
Berpendapat (inferring)
|
-
Berdasarkan data berikut :
Dari data diatas yang
termasuk larutan penyangga
adalah……Jelaskan
pendapatmu!
|
||||||||||||||||||||||||||||||
7.
|
Mengelompokkan
|
-
Kelompokkan Larutan Berikut Berdasarkan daya hantar listriknya:
|
||||||||||||||||||||||||||||||
8.
|
Menciptakan
|
- Tuliskan
beberapa cara sesuai dengan ide
Anda tentang Alat
Uji elektrolit !
|
||||||||||||||||||||||||||||||
9.
|
Menerapkan
|
-
Selesaikan persamaan reaksi redoks berikut :
MnO4- + C2O42- + OH- MnO2 + CO32- +
H2O
|
||||||||||||||||||||||||||||||
10.
|
Analisis
|
- Berikut ini
hasil titrasi 25 ml asam cuka (CH3COOH)
Dengan Natrium Hidroksida (NaOH)
0,1M menggunakan indicator PP :
Berdasarkan datatersebut
konsentrasi CH3COOH
Adalah….
|
||||||||||||||||||||||||||||||
11.
|
Sintesis
|
- Tuliskan satu rencana
untuk pembuktian Laju reaksi dipengaruhi oleh suhu,luas permukaan dan
konsentarsi!
|
||||||||||||||||||||||||||||||
12.
|
Evaluasi
|
- Apakah kelebihan dan
kelemahan Model atom Bohr!
|
Dari
uraian di atas, coba anda merefleksi diri terhadap system penilaian pada masa
anda sebagai seorang siswa sekolah menengah dengan system penilaian pada abad
21 ini, bagaimana pendapat anda terhadap esensial dari sebuah penilaian yang
dilakukan pada saat ini dan pada masa sebelumnya ?
Lalu,
apakah system penilaian “HOTS” yang dikembangkan saat ini sudah memenuhi
tuntutan pembelajaran abad 21 ?
sebenarnya Banyak guru yang belum menerapkan kegiatan pembelajaran dengan berbasis HOTS, sedangkan pada saat UNBK para siswa harus mengerjakan soal-soal HOTS. Oleh karena itu, sangat wajar siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakannya. Pembelajaran berbasis HOTS sebenarnya sudah diperkenalkan sejalan dengan diimplementasikannya kurikulum 2013, tetapi pada kenyataannya masih banyak yang belum paham dan belum melaksanakannya.
BalasHapusBaru-baru ini peserta UNBK tahun 2018 jenjang SMA di Indonesia mengeluhkan sulitnya soal beberapa mata pelajaran karena memang tingkat kesulitan soal dinaikkan dan telah menerapkan
Higher Order Thinking Skills
(HOTS). Mendikbud menyatakan hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan daya saing siswa mengingat dalam beberapa hasil olimpiade internasional baik yang diselenggarakan oleh PISA maupun PIRLS, siswa Indonesia tertinggal dari negara-negara lain, karena kesulitan mengerjakan soal-soal olimpiade.
sehingga HOTS harus dimiliki oleh peserta didik sebagai upaya mempersiapkan SDM yang kritis dan kreatif sehingga mampu memenuhi tantangan dan tuntutan abad 21 yang disebut juga dengan era global atau era pengetahuan atau era teknologi dan informasi. Semakin baik HOTS seseorang, maka semakin baik pula kemampuannya dalam menyusun strategi dan taktik memenangkan persaingan bebas di era global.
Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).
BalasHapusPenerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru sebagai ujung tombak pebelajaran harus mampu merencanakan dan melaksanakan PBM yang berkualitas.
Untuk pengembangan penilaian HOTS ini sudah sesuai dengan pembelajaran abad 21. Hanya saja siswa blum terbiasa dengan perubahan paradigma ini. Karena siswa sudah terbiasa belajar dgn cara lama. Jdi masih butuh pengontrolan yg kuat dan bimbingan yg penuh agar siswa terbiasa untuk berpikir tingkat tinggi.
untuk menjawab permasalahan mengenai esensial dari sebuah penilaian yang dilakukan pada saat ini dan pada masa sebelumnya menurut saya sama, karena pada hakikatnya penilaian (assessment) dalam konteks pendidikan merupakan sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. hanya saja yang berbeda terdapat pada cara dan tujuan dari penilaian tersebut. kalau dahulu penilaian hanya terbatas pada pengujian apakah siswa dapat mereproduksi informasi dan pengetahuan secara akurat.
BalasHapussedangkat saat ini pada penilian abad 21 karena dipengaruhinya perubahan zaman, budaya, perkembangan pola pikir maka penilaian pun sedikit berubah dimana guru menggunakan pengetahuan dan sumber daya mereka untuk merancang kegiatan pembelajaran bersama dan proyek untuk dan dengan siswa, misalnya dengan model e-learning, guru membuat pendekatan yang lebih berpusat pada peserta didik dengan memberi siswa lebih banyak tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri seperti siswa memilih proyek mereka sendiri, siswa memutuskan apa tujuan mereka, Mengomunikasikan dan membuat kesepakatan bagaimana penilaian akan dilakukan siswa bekerja sama dalam kelompok kecil, dan memutuskan di peran masing-masing anggota antara mereka
coba anda merefleksi diri terhadap system penilaian pada masa anda sebagai seorang siswa sekolah menengah dengan system penilaian pada abad 21 ini, bagaimana pendapat anda terhadap esensial dari sebuah penilaian yang dilakukan pada saat ini dan pada masa sebelumnya ?
BalasHapusSaya kurang setuju dengan pendapat Syafira bahwa esensial sebuah penilaian itu sama dari masa sebelumnya dan masa sekarang. menurut sayfira penilaian (assessment) dalam konteks pendidikan merupakan sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan, untuk hal ini saya setuju. namun jika yang dikatakan esensi dari apa yang dinilai itu sama sangat tidak setuju karena jelas berbeda, yang perlu ditekankan bahwa penilaian yang dilakkukan atau yang menjadi esensial penilaian pada masa sebelumnya adalah pengetahuan ingatan dan pemahaman siswa saja, seperti halnya ada nilai ditotalkan dan nilai tertinggi adalah juaranya. sehingga yang dikejar oleh siswa hanya nilainya saja terkadang pelajaran diingat hanya untuk saat penilaian saja, sedangkan setelahnya dilupakan.
beda halnya dengan sekarang, esensial peneilaian adlah dari segala aspek dan selalu harus sesuai denganpermalsahan kehidupan nyata atau kontekstual yang menuntut siswa tidak hanya tahu akan rumus dapat nilai dan ranking saja. namun penilaian yang menyeluruh baik itu nilai namun terdapat penjelasan kemampuan siswa tanpa ada perankingan lagi karena pembelajaran abad 21 buka hanya tentang teori namun penerapan dalam kehidupan sehari-hari yang kita perlu tahu bukan hanya soal angka namun soal apa yang mereka peroleh dari pembelajaran tersebut. sehingga akan selau teringan dan mudah untuk dicerna materi tersebut.setiap anak berbeda kemampuan, jadi perlu ada review nilai disetiap aspek dan poin kompetensinya, bukan sekedar angka dan menentukan siapa juara dari nilai yang diperoleh
apakah system penilaian “HOTS” yang dikembangkan saat ini sudah memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21? menurut saya sudah tp dalam proses pengembangannya belum tentu sesuai dengan kaidah pembuatan instrumen, karena dalam pembuatan instrumen penilaian sendiri harus melewati beberapa tahap seperti menelaah KD, membuat tujuan, mengkombinasiakn dengan indikator yang ingin dicapai seperti berpikir kritis, pemecahan masalah dan berpikir kreatif, serta dibuat rubik soalnya setelah selesai baru kita validasi, bisa validasi kontruk, bahasa, isi, dll
BalasHapusapakah system penilaian “HOTS” yang dikembangkan saat ini sudah memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21?
HapusSaya sependapat d3ngan saudari tri,
Dimna ini sudah baik, tp dalam proses pengembangannya belum tentu sesuai dengan kaidah pembuatan instrumen, karena dalam pembuatan instrumen penilaian sendiri harus melewati beberapa tahap seperti menelaah KD, membuat tujuan, mengkombinasiakn dengan indikator yang ingin dicapai seperti berpikir kritis, pemecahan masalah dan berpikir kreatif, serta dibuat rubik soalnya setelah selesai baru kita validasi, bisa validasi kontruk, bahasa, isi, dll
saya akan menjawab pertanyaan kak nelly, apakah system penilaian “HOTS” yang dikembangkan saat ini sudah memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21 ?
BalasHapusmenurut saya,kriteria "memenuhi" belumlah tercapai sepenuhnya namun lambat laun berprogress untuk memenuhi tuntutan tsb mengingat tuntutan tsb memang tidak terelakkan lagi. untuk mencapai progress dengan hasil signifikan maka guru harus mulai untuk meninggalkan pola pikir LOTS dab beralih ke HOTS melalui latih-kembang proses berpikir siswa dengan proses pembelajaran secara perlahan sehingga siswa terbiasa dan terlatih berpikir HOTS dan nantinya akan mampu menghadapi tuntutan serta mampu survive dan menunjukkan potensi diri yang dimilikinya.
Saya sependapat dengan saudari rini, masih berprogress untuk memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21 dengan mengubah LOTS menjadi HOTS dalam pembelajaran dan penyelesaian masalah dalam sebuah kasus, agar siswa mampu terus bersaing dan juga meningkatkan kreatifitas.
HapusSaya akan menjawab pertanyaan dari kk nelly :
BalasHapuscoba anda merefleksi diri terhadap system penilaian pada masa anda sebagai seorang siswa sekolah menengah dengan system penilaian pada abad 21 ini, bagaimana pendapat anda terhadap esensial dari sebuah penilaian yang dilakukan pada saat ini dan pada masa sebelumnya ?
Menurut pendapat saya sudah tapi dalam proses pengembangannya belum tentu sesuai dengan kaidah pembuatan instrumen karena harus disesuaikan dengan mengikuti pedoman RPP. HOTS harus dimiliki oleh peserta didik sebagai upaya mempersiapkan SDM yang kritis dan kreatif sehingga mampu memenuhi tantangan dan tuntutan abad 21 yang disebut juga dengan era global atau era pengetahuan atau era teknologi dan informasi. Semakin baik HOTS seseorang, maka semakin baik pula kemampuannya dalam menyusun strategi dan taktik memenangkan persaingan bebas di era global.Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).
dalam penyusunannya haruslah memperhatikan indikator, tujuan pembelajaran yang akan dicapai. apakah instrumen yang kita buat sudah sesuai. menghadapi tantangan era revolusi 4.0 siswA haruslah dipersiapkan agar mampu bersaing didunia kerja. mempersiapkan siswa yang mampu menjawab kebutuhan pasar.
HapusDari uraian di atas, coba anda merefleksi diri terhadap sistem penilaian pada masa anda sebagai seorang siswa sekolah menengah dengan system penilaian pada abad 21 ini, bagaimana pendapat anda terhadap esensial dari sebuah penilaian yang dilakukan pada saat ini dan pada masa sebelumnya ?
BalasHapusMenurut saya lebih senang dengan penilaian saat ini, karena dinilai berdasarkan keautentikan diri. Pada jaman saya sekolah dulu, penilaian yang diutamakan dari segi kognitif sedangkan disaat kita lagi tidak fokus dalam ujian maka hasil kognitif kita bisa saja rendah. Pada penilaian saat ini penilaian bisa dilakukan dari berbagai aspek baik pengetahuan, psikomotor, afektif. Dan tidak selalu dari soal test saja tapi siswa dan antar teman sendiri bisa menilai. Karena yang tau tentang keautentikan kita sendiri adalah kita.
pada penilaian di zaman saya, belum terlalu dispesifikkan sehingga siswa belum banyak yg mengenali potensinya dan terlihat orang tua iri kepada siswa yang mendapat peringkat.
BalasHapusmemurut saya perkembangan HOTS belum terlalu di terapkan di sekolah daerah karena banyak keterbatasan seperti wawasan guru, fasilitas, dll.
apakah system penilaian “HOTS” yang dikembangkan saat ini sudah memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21 ?
BalasHapusmenurut saya HOTS ini bukan memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21, tetapi lebih dibilang melengkapi pada pembelajaran pada abad 21. karena karakteristik dari HOTS ini yaitu memunculkan keterampilan menghafal (recall thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical thinking) dan kreatif (creative thinking).