Materi 5


PRINSIP DASAR DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN

Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan  secara efektif antara pendidik dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Sebagai suatu disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakar pada kognitif dan perilaku.

Dengan kata lain, desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. Pendekatan sistem dalam pendidikan dapat mencakup beberapa daerah bidang garapan. Misalnya pendekatan sistem kurikulum, sistem pembelajaran, sistem implementasi, sistem implementasi dan sebagainya.


Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan desain pembelajaran pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum pembelajaran. Desain pembelajaran dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu unit diklat sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum pembelajaran yang digunakan di unit diklat lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu desain pembelajaran. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum atau desain pembelajaran yang dibagi ke dalam dua kelompok:

1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas;

2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.

Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) menjabarkan secara lebih lanjut kelima prinsip umum dalam pengembangan instruksional seperti tersebut di atas sebagai berikut.

1. Prinsip relevansi: secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta diklat (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).

2. Prinsip fleksibilitas: dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta diklat.

3. Prinsip kontinuitas: yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antarjenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.

4. Prinsip efisiensi: yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.

5. Prinsip efektivitas: yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Prinsip-Prinsip Khusus dalam Desain pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan: ketentuan/kebijakan pemerintah; survey persepsi user; survey pandangan para ahli atau nara sumber; pengalaman badan pemerintah yang lain atau dari negara lain; penelitian sebelumnya

2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan: penjabaran tujuan ke dalam bentuk pengalaman belajar yang diharapkan; isi meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan disusun berdasarkan urutan logis dan sistematis

3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar: keselarasan pemilihan metode; memperhatikan perbedaan individual ; pencapaian aspek kognitif, afektif, dan skills.

4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media: ketersediaan alat yang sesuai dengan situasi; pengorganisasian alat dan bahan; pengintegrasian ke dalam proses

5. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian: kesesuaian dengan isi dan tingkat perkembangan peserta diklat; waktu; administrasi penilaian;

Depdiknas (2008) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dapat mempertimbangkan aspek-aspek berikut ini:

Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik siswa, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.

Tanggap terhadap perkembangan iptek dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.Karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar siswa untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.

Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

Belajar sepanjang hayat
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.


Desain Sistem Instruksional

Sistem instruksional adalah suatu kombinasi dari komponen-kompnen system instruksional dan pola pengelolaan yang tertentu, yang telah disusun dalam suatu desain atau seleksi, dan dalam pemakaian untuk menghasilkan belajar yang direncanakan dan terkontrol. Sistem instruksional adalah pengaturan seluruh sumber daya dan prosedur untuk mempromosikan belajar. Desain instruksional adalah proses sistematis untuk mengembangkan system pembelajaran dan pengembangan instruksional adalah proses penerapan sistem atau rencana instruksional. Pengembangan instruksional adalah implementasi dari perancangan/perencanaan instruksional.

Desain merupakan kerangka, bentuk atau rancangan langkah pertama dalam fase pengembangan bagi setiap produk atau sistem yang direkayasa. Desain juga dapat didefinisikan berbagai proses aplikasi berbagai teknik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya. Tujuan desainer adalah untuk menghasilkan suatu model atau representasi dari entitas yang kemudian akan dibangun. Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan  secara efektif antara pendidik dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Sebagai suatu disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakar pada kognitif dan perilaku.

Dengan kata lain, desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. Pendekatan sistem dalam pendidikan dapat mencakup beberapa daerah bidang garapan. Misalnya pendekatan sistem kurikulum, sistem pembelajaran, sistem implementasi, sistem implementasi dan sebagainya.

Asumsi dasar yang melandasi perlunya desain pembelajaran ialah sebagai berikut :

a)     Diarahkan untuk membantu proses belajar secara individual.

b)     Desain pembelajaran mempunyai fase-fase jangka pendek dan jangka panjang.

c)     Dapat mempengaruhi perkembangan individu secara maksimal.

d)     Didasarkan pada pengetahuan tentang cara belajar manusia.

e)     Dilakukan dengan menerapkan pendekatan sistem.

 

Pengembangan tersebut dipengaruhi oleh prosedur-prosedur desain pembelajaran, namun prinsip-prinsip umumnya berasal dari aspek-aspek komunikasi disamping proses belajar.

 

Prinsip – Prinsip Desain Instruksional (berdasarkan Teori Belajar / Psikologi  dan hasil penelitian) :

·         Pengulangan respon yang menyenangkan (pengulangan)

·         Tujuan tujuan instruksional yang jelas (penciptaan kondisi perilaku belajar, metode dan media)

·         Pemberian penguatan (umpan balik nilai, pujian, penghargaan)

·         Pemberian contoh dari alam nyata

·         Pemberian contoh dan non-contoh

·         Perhatian dan ketekunan

·         Pemecahan materi menjadi lebih kecil

·         Penggunaan model

·         Pemecahan keterampilan umum menjadi keterampilan khusus

·         Pemberian informasi kemajuan belajar

·         Perbedaan kecepatan belajar (prasyarat / entry behavior)

·         Mengatur sendiri waktu, cara dan sumber

 

Desain Instruksional dapat dilakukan melalui 2 pendekatan :

·         Pendekatan-pengetahuan (knowledge-oriented); peserta harus dapat menjelaskan prinsip-prinsip desain instruksional

·         Pendekatan-produk (product-oriented), peserta diharuskan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam mendesain sesuatu, menghasilkan produk desain

  

Berkenaan dengan artikel di atas, mari kita coba diskusikan bersama beberapa permasalahan berikut :

1.       Bagaimana rosedur dan sumber-sumber belajar yang tepat untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan ?

2.       Bagaimana mengetahui bahwa hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik ?

3.       Dan bagaimana jika model yang telah dirancang tidak sesuai pelaksanaannya dalam pembelajaran?


Komentar

  1. Menjawab permaslaahan ketiga, apabila model yang telah dirancang tidak sesuai dengan pelaksanaan dalam pembelajaran menurut saya tidak apa-apa dalam proses pembelajaran kita tidak bisa menggunakan banyak model tidak hanya terpaku dengan satu model misalnya model ceramah, kita tidak hanya terpaku untuk berceramah sepanjang pembelajaran dikelas tentu pembelajaran yang terjadi sangat monoton. Disini lah letak strategi dan taktik kita dalam mengajar agar dalam proses pembelajaran tidak membosankan misalnya dengan membawa anak belajar sambil bermain games yang berisi materi pembelajaran

    BalasHapus
  2. Dengan menyusun desain pembelajaran yang ideal yaitu di awali dengan melihat kemampuan awal peserta didik dan potensi yang dimiliki. Lalu menyusun tujuan pembelajaran dengan penjabaran kompetensi yang akan dikuasi oleh peserta didik. Menganalisis materi pembelajaran yang ingin di gunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yg sudah di susun. Menganalisis aktivitas pembelajran yaitu menganalisis topik atau materi yg akan di pelajari. Mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan materi pembelajaran dan kemampuan peserta didik. Membuat strategi pembelajaran yang bisa di lakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajr. Kemudian mencari sumber belajar yang dapat di akses oleh siswa dan guru untuk memperolah materi yang akan dipelajari. Lalu menetapkan penilaian belajar yaitu pengukuran kemampuan dan kompetensi yang di kuasai oleh peserta didik.

    BalasHapus
  3. Cara mengetahui bahwa hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik yaitu dengan melakukan evaluasi terlebih dahulu lalu melihat apakah tujuan pembelajaran yang dirancang telah tercapai dengan melihat proses selama pembelajaran misal tujuan belajar melihat antusiasme siswa dalam materi ikatan kimia, maka dikatakan hasil belajar tercapai apabila selama proses belajar siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik, mengerjakan tugas yang diberikan, sangat kritis dalam berpendapat.

    BalasHapus
  4. saya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 2 dari kak nelly.Bagaimana mengetahui bahwa hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik ?
    menurut saya cara mengetahui hasil belajar telah tercapai dengan baik yakni dapat dilihat selama proses belajar apakah siswa memberikan feedback yang diinginkan selama pembelajaran, proses diskusi dan tanya jawab apakah berjalan lancar dan apakah siswa mampu untuk menyampaikan kesimpulan hasil belajar secara mandiri. selain itu bisa dilihat juga dari ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah guru buat dan berdasarkan hasil latihan soal maupun ulangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya menambahkan dari pendapat kk rini yaitu mengetahui proses pembelajaran. saya setuju untuk melihat hasil belajar kita dapat melihatnya di proses. tidak selamanya hasil yang didapat diujian dapat menampakkan bahwa hasil belajar itu baik atau buruk. karena ketika mereka ujian permasalahan yang dapat kita temukan bervariasi, ada yang gugup, kemudian tiba-tiba isi otak hilang dan berbagai macam permasalahanny. jadi bijak jika guru melihat hasilnya dari suatu proses

      Hapus
    2. saya sependapat dengan teman-teman bahwa untuk melihat hasil belajar kita dapat melihatnya di proses. tidak selamanya hasil yang didapat diujian dapat menampakkan bahwa hasil belajar itu baik atau buruk. karena ketika mereka ujian permasalahan yang dapat kita temukan bervariasi, ada yang gugup, kemudian tiba-tiba isi otak hilang dan berbagai macam permasalahanny. jadi bijak jika guru melihat hasilnya dari suatu proses

      Hapus
  5. saya sependapat dengan kak rini dan kak tri untuk permasalahan nomor 2 ini. cara kita mengetahui bahwa hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dapat dilihat dari feedback yang diberikan siswa yang dapat berupa adanya perbaikan dari aspek afektif, psikomotor dan kognitifnya. untuk aspek afektif dan psikomotor dapat ditinjau dari keseharian siswa berinteraksi dengan orang lain ataupun pada saat dia melaksanakan pembelajaran dikelas. selanjutnya untuk aspek kognitif dapat dilihat dari hasil evaluasi belajaranya. hasil evaluasi ini akan dicocokkan dengan tujuan pembelajran yang telah dibuat untuk siswa dalam mencapai kompetensinya.

    BalasHapus
  6. Hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik ditunjukkan dengan adanya kesadaran dari peserta didik untuk perubahan tingkah lakunya disegala bidang, baik itu kognitif, psikomotor apalagi aspek afektif yang begitu ditonjolkan dalam penilaian kurikulum 2013.
    jika model yang telah dirancang tidak sesuai pelaksanaannya dalam pembelajaran kita bisa melaksankana evaluasi, baik dalam perjalanan nya maupun evaluasi diakhir proses.

    BalasHapus
  7. Menjawab pertanyaan no2

    Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:
    1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok,
    2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/ TIK telah dicapai siswa baik individu maupun klasikal
    Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap pelajaran.
    Keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru , anak didik dan suasana lingkungan belajar mengajar di sekolah.
    Keberhasilan belajar mengajar dapat diukur dalam nilai yang berbentuk nilai rapor anak didik dan mutu sekolah itu sendiri.

    BalasHapus
  8. Bagaimana mengetahui bahwa hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik ?
    menurut saya hasil belajar tercapai dapat dilihat dari hasil evaluasi hasil belajar.

    BalasHapus
  9. Saya srpndapt dengan saudari Rifany yg mngatakan "Cara mengetahui bahwa hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik yaitu dengan melakukan evaluasi terlebih dahulu lalu melihat apakah tujuan pembelajaran yang dirancang telah tercapai dengan melihat proses selama pembelajaran misal tujuan belajar melihat antusiasme siswa dalam materi ikatan kimia, maka dikatakan hasil belajar tercapai apabila selama proses belajar siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik, mengerjakan tugas yang diberikan, sangat kritis dalam berpendapat", selain ini jika siswa mampu mengaitkan materi yg dipljari dengan khidupan sehari-hari merpukan hasil yg lebih bsik.

    BalasHapus
  10. dalam menilai apakah hasil belajar dapat tercapai dengan baik dapat dilihat dari ketercapaian kemampuan siswa melalui lembar observasi guru terhadap kemampuan yg diukur, portofolio, tugas mandiri dan kelompok. sehingga dari sini kita bisa mengukur apakah kemampuan yg didapat siswa sesuai atau tidak dgn tujuan pembelajaran dan tujuan kurikulum. dan dalam hal ini diperlukan evaluasi agar setiap pertemuan guru dapat menilai dan memperbaiki proses di setiap kegiatan nya.

    dalam hal ini, artinya terjadi human error dimana perancang tidak mempertimbangkan analisis masalah dan analisis kebutuhan yang sesuai dengan apa yang terjadi pada penelitian.

    BalasHapus
  11. Hasil belajar dapt tercapai debgan baik yaitu dengan menilai atau mengevaluasi dalam proses belajar mengajar, guru mengamati setiap gerak gerik dan kemapuan belajar siswa kemudian dicatat, nah hal ini lebih real dan hasil yang diharapkan lebih jelas, jika hanya dgn tesa atau ujian saja hasil yg kita harapkan kadang tidak sesuai, karena saat ujian bisa saja ada yg saling mencontek, swhingga mempengaruhi hasil penilaian

    BalasHapus
  12. LiveScore Bet365's LiveScore: This Weekend's Games - iTanium
    LiveScore Bet365's live ford fusion hybrid titanium scores Watch titanium car live score for the solo titanium razor week's games. This 2017 ford fusion hybrid titanium year's titanium cup games - including football, tennis, ice hockey and more!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Blog 5

Materi 3

Materi Blog 4