Materi 5
PRINSIP DASAR
DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN
Desain pembelajaran adalah praktik
penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi
transfer pengetahuan secara efektif
antara pendidik dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari
pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang
“perlakuan” berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Sebagai suatu
disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakar pada
kognitif dan perilaku.
Dengan kata lain, desain intruksional
adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta
pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket
pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi
hasil belajar. Pendekatan sistem dalam pendidikan dapat mencakup beberapa
daerah bidang garapan. Misalnya pendekatan sistem kurikulum, sistem
pembelajaran, sistem implementasi, sistem implementasi dan sebagainya.
1) prinsip – prinsip umum : relevansi,
fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas;
2) prinsip-prinsip khusus : prinsip
berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi
pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip
berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan
dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk
(2002) menjabarkan secara lebih lanjut kelima prinsip umum dalam pengembangan
instruksional seperti tersebut di atas sebagai berikut.
1. Prinsip relevansi: secara internal
bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum
(tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal
bahwa komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi
peserta diklat (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis).
2. Prinsip fleksibilitas: dalam
pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes,
lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang
selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta diklat.
3. Prinsip kontinuitas: yakni adanya
kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal.
Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antarjenjang pendidikan,
maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4. Prinsip efisiensi: yakni
mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu,
biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat
sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip efektivitas: yakni
mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa
kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Prinsip-Prinsip Khusus dalam Desain
pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Prinsip berkenaan dengan tujuan
pendidikan: ketentuan/kebijakan pemerintah; survey persepsi user; survey
pandangan para ahli atau nara sumber; pengalaman badan pemerintah yang lain
atau dari negara lain; penelitian sebelumnya
2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan
isi pendidikan: penjabaran tujuan ke dalam bentuk pengalaman belajar yang
diharapkan; isi meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan disusun
berdasarkan urutan logis dan sistematis
3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan
proses belajar mengajar: keselarasan pemilihan metode; memperhatikan perbedaan
individual ; pencapaian aspek kognitif, afektif, dan skills.
4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan
media: ketersediaan alat yang sesuai dengan situasi; pengorganisasian alat dan
bahan; pengintegrasian ke dalam proses
5. Prinsip berkenaan dengan pemilihan
kegiatan penilaian: kesesuaian dengan isi dan tingkat perkembangan peserta
diklat; waktu; administrasi penilaian;
Depdiknas (2008) menjelaskan bahwa
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dapat mempertimbangkan aspek-aspek
berikut ini:
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
siswa dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa siswa memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan keragaman karakteristik siswa, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.
Tanggap terhadap perkembangan iptek dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara
dinamis.Karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar
siswa untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.
Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang
pendidikan.
Belajar sepanjang hayat
Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menjawab permaslaahan ketiga, apabila model yang telah dirancang tidak sesuai dengan pelaksanaan dalam pembelajaran menurut saya tidak apa-apa dalam proses pembelajaran kita tidak bisa menggunakan banyak model tidak hanya terpaku dengan satu model misalnya model ceramah, kita tidak hanya terpaku untuk berceramah sepanjang pembelajaran dikelas tentu pembelajaran yang terjadi sangat monoton. Disini lah letak strategi dan taktik kita dalam mengajar agar dalam proses pembelajaran tidak membosankan misalnya dengan membawa anak belajar sambil bermain games yang berisi materi pembelajaran
BalasHapusDengan menyusun desain pembelajaran yang ideal yaitu di awali dengan melihat kemampuan awal peserta didik dan potensi yang dimiliki. Lalu menyusun tujuan pembelajaran dengan penjabaran kompetensi yang akan dikuasi oleh peserta didik. Menganalisis materi pembelajaran yang ingin di gunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yg sudah di susun. Menganalisis aktivitas pembelajran yaitu menganalisis topik atau materi yg akan di pelajari. Mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan materi pembelajaran dan kemampuan peserta didik. Membuat strategi pembelajaran yang bisa di lakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajr. Kemudian mencari sumber belajar yang dapat di akses oleh siswa dan guru untuk memperolah materi yang akan dipelajari. Lalu menetapkan penilaian belajar yaitu pengukuran kemampuan dan kompetensi yang di kuasai oleh peserta didik.
BalasHapusCara mengetahui bahwa hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik yaitu dengan melakukan evaluasi terlebih dahulu lalu melihat apakah tujuan pembelajaran yang dirancang telah tercapai dengan melihat proses selama pembelajaran misal tujuan belajar melihat antusiasme siswa dalam materi ikatan kimia, maka dikatakan hasil belajar tercapai apabila selama proses belajar siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik, mengerjakan tugas yang diberikan, sangat kritis dalam berpendapat.
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 2 dari kak nelly.Bagaimana mengetahui bahwa hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik ?
BalasHapusmenurut saya cara mengetahui hasil belajar telah tercapai dengan baik yakni dapat dilihat selama proses belajar apakah siswa memberikan feedback yang diinginkan selama pembelajaran, proses diskusi dan tanya jawab apakah berjalan lancar dan apakah siswa mampu untuk menyampaikan kesimpulan hasil belajar secara mandiri. selain itu bisa dilihat juga dari ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah guru buat dan berdasarkan hasil latihan soal maupun ulangan
saya menambahkan dari pendapat kk rini yaitu mengetahui proses pembelajaran. saya setuju untuk melihat hasil belajar kita dapat melihatnya di proses. tidak selamanya hasil yang didapat diujian dapat menampakkan bahwa hasil belajar itu baik atau buruk. karena ketika mereka ujian permasalahan yang dapat kita temukan bervariasi, ada yang gugup, kemudian tiba-tiba isi otak hilang dan berbagai macam permasalahanny. jadi bijak jika guru melihat hasilnya dari suatu proses
Hapussaya sependapat dengan teman-teman bahwa untuk melihat hasil belajar kita dapat melihatnya di proses. tidak selamanya hasil yang didapat diujian dapat menampakkan bahwa hasil belajar itu baik atau buruk. karena ketika mereka ujian permasalahan yang dapat kita temukan bervariasi, ada yang gugup, kemudian tiba-tiba isi otak hilang dan berbagai macam permasalahanny. jadi bijak jika guru melihat hasilnya dari suatu proses
Hapussaya sependapat dengan kak rini dan kak tri untuk permasalahan nomor 2 ini. cara kita mengetahui bahwa hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dapat dilihat dari feedback yang diberikan siswa yang dapat berupa adanya perbaikan dari aspek afektif, psikomotor dan kognitifnya. untuk aspek afektif dan psikomotor dapat ditinjau dari keseharian siswa berinteraksi dengan orang lain ataupun pada saat dia melaksanakan pembelajaran dikelas. selanjutnya untuk aspek kognitif dapat dilihat dari hasil evaluasi belajaranya. hasil evaluasi ini akan dicocokkan dengan tujuan pembelajran yang telah dibuat untuk siswa dalam mencapai kompetensinya.
BalasHapusHasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik ditunjukkan dengan adanya kesadaran dari peserta didik untuk perubahan tingkah lakunya disegala bidang, baik itu kognitif, psikomotor apalagi aspek afektif yang begitu ditonjolkan dalam penilaian kurikulum 2013.
BalasHapusjika model yang telah dirancang tidak sesuai pelaksanaannya dalam pembelajaran kita bisa melaksankana evaluasi, baik dalam perjalanan nya maupun evaluasi diakhir proses.
Menjawab pertanyaan no2
BalasHapusIndikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:
1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok,
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/ TIK telah dicapai siswa baik individu maupun klasikal
Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap pelajaran.
Keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru , anak didik dan suasana lingkungan belajar mengajar di sekolah.
Keberhasilan belajar mengajar dapat diukur dalam nilai yang berbentuk nilai rapor anak didik dan mutu sekolah itu sendiri.
Bagaimana mengetahui bahwa hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik ?
BalasHapusmenurut saya hasil belajar tercapai dapat dilihat dari hasil evaluasi hasil belajar.
Saya srpndapt dengan saudari Rifany yg mngatakan "Cara mengetahui bahwa hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik yaitu dengan melakukan evaluasi terlebih dahulu lalu melihat apakah tujuan pembelajaran yang dirancang telah tercapai dengan melihat proses selama pembelajaran misal tujuan belajar melihat antusiasme siswa dalam materi ikatan kimia, maka dikatakan hasil belajar tercapai apabila selama proses belajar siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik, mengerjakan tugas yang diberikan, sangat kritis dalam berpendapat", selain ini jika siswa mampu mengaitkan materi yg dipljari dengan khidupan sehari-hari merpukan hasil yg lebih bsik.
BalasHapusdalam menilai apakah hasil belajar dapat tercapai dengan baik dapat dilihat dari ketercapaian kemampuan siswa melalui lembar observasi guru terhadap kemampuan yg diukur, portofolio, tugas mandiri dan kelompok. sehingga dari sini kita bisa mengukur apakah kemampuan yg didapat siswa sesuai atau tidak dgn tujuan pembelajaran dan tujuan kurikulum. dan dalam hal ini diperlukan evaluasi agar setiap pertemuan guru dapat menilai dan memperbaiki proses di setiap kegiatan nya.
BalasHapusdalam hal ini, artinya terjadi human error dimana perancang tidak mempertimbangkan analisis masalah dan analisis kebutuhan yang sesuai dengan apa yang terjadi pada penelitian.
Hasil belajar dapt tercapai debgan baik yaitu dengan menilai atau mengevaluasi dalam proses belajar mengajar, guru mengamati setiap gerak gerik dan kemapuan belajar siswa kemudian dicatat, nah hal ini lebih real dan hasil yang diharapkan lebih jelas, jika hanya dgn tesa atau ujian saja hasil yg kita harapkan kadang tidak sesuai, karena saat ujian bisa saja ada yg saling mencontek, swhingga mempengaruhi hasil penilaian
BalasHapusLiveScore Bet365's LiveScore: This Weekend's Games - iTanium
BalasHapusLiveScore Bet365's live ford fusion hybrid titanium scores Watch titanium car live score for the solo titanium razor week's games. This 2017 ford fusion hybrid titanium year's titanium cup games - including football, tennis, ice hockey and more!