Materi 6
PEMBELAJARAN
ABAD 21
Menurut Fitrayana, Sajidan, dan Indrowati, (2012, hlm. 4) pembelajaran
adalah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan. Model pembelajaran adalah suatu cara untuk memberi fasilitas bagi
individu belajar agar tercipta suatu iklim pembelajaran yang nyaman. Menurut
Joyce & Weil (dalam Rusman, 2014, hlm. 133) mengatakan bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana jangka panjang),
merancang bahan-bahan pelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas yang
lain.
Kebutuhan individu belajar dari generasi ke generasi pastinya berbeda.
Pada generasi di abad 21 ini menurut Slattery ( Hidayat dan Patras, 2013, hlm.
2) pendidikan harus berdasarkan pada lima konsep yaitu : 1) pendidikan harus
diarhkan untuk perubahan sosial; 2) Konsep yang berasal dari Thich Nhat Hanh
(dikatakan bahwa pendidikan itu jangan terikat pada teori, jangan berpikir
teori yang dimiliki itu benar, jangan memaksa orang lain, peduli terhadap
sesama, jangan memlihara kebencian, jangan kehilangan jati diri, jangan bekerja
di tempat yang menghancurkan manusia dan alam); 3) Pendidik atau guru harus
menggunakan kesempatan untuk menghubungkan siswa dengan alam semesta; 4) Guru
dilarang melakukan kegiatan pembelajaran dalam keadaan tertekan, artinya
memberikan kebebasan tiap individu. 5) Melakukan kolaborasi sebagai pasangan
demi keadilan dan kelangsungan kehidupan ( Hidayat dan Patras, 2013, hlm. 3).
Widhy (2013) dalam artikelnya, menyatakan terdapat pergeseran
paradigma pembelajaran abad 21 berdasarkan ciri abad 21 dan model pembelajaran
yang dilakukan, yaitu bahwa : informasi tersedia dimana saja, maka model
pembelajaran yang harus dikembangkan adalah untuk mendorong peserta didik
mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu oleh guru.
Komputasi atau penggunaan mesin elektronik, maka pembelajaran lebih diarahkan
agar siswa mampu merumuskan masalah bukan hanya menyelesaikan masalah. Otomasi, maka pembelajaran diarahkan untuk
melatih berfikir analitis bukan berfikir mekanistis. Komunikasi dari mana saja
dan kapan saja, maka pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan
kolaborasi dalam penyelesaian masalah.
Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran
abad 21. Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun
pembelajaran abad 21 mencerminkan empat hal.
1. Critical Thinking and
Problem Solving
2. Creativity and Innovation
3. Communication
1. Communication
Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola,
dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara
lisan, tulisan, dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan
kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi
dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah dari pendidiknya.
Abad 21 adalah abad digital. Komunikasi dilakukan
melewati batas wilayah negara dengan menggunakan perangkat teknologi yang
semakin canggih. Internet sangat membantu manusia dalam berkomunikasi. Saat ini
begitu banyak media sosial yang digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi.
Melalui smartphone yang dimilikinya, dalam hitungan detik, manusia dapat dengan
mudah terhubung ke seluruh dunia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian
komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita dari dua orang
atau lebih agar pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sedangkan Wikipedia
dinyatakan bahwa komunikasi adalah “suatu proses dimana seseorang atau beberapa
orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan
informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain”.
Komunikasi tidak lepas dari adanya interaksi antara
dua pihak. Komunikasi memerlukan seni, harus tahu dengan siapa berkomunikasi,
kapan waktu yang tepat untuk berkomunikasi, dan bagaimana cara berkomunikasi
yang baik. Komunikasi bisa dilakukan baik secara lisan, tulisan, atau melalui
simbol yang dipahami oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. Komunikasi dilakukan
pada lingkungan yang beragam, mulai di rumah, sekolah, dan masyarakat.
Komunikasi bisa menjadi sarana untuk semakin merekatkan hubungan antar manusia,
tetapi sebaliknya bisa menjadi sumber masalah ketika terjadi miskomunikasi atau
komunikasi kurang berjalan dengan baik. Penguasaan bahasa menjadi sangat
penting dalam berkomunikasi. Komunikasi yang berjalan dengan baik tidak lepas
dari adanya penguasaan bahasa yang baik antara komunikator dan komunikan.
Kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang sangat
strategis untuk melatih dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik
komunikasi antara siswa dengan guru, maupun komunikasi antarsesama siswa.
Ketika siswa merespon penjelasan guru, bertanya, menjawab pertanyaan, atau
menyampaikan pendapat, hal tersebut adalah merupakan sebuah komunikasi.
2. Collaboration
Pada karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam
kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan
tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati
pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan
tanggungjawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan
hubungan masyarakat, menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi
untuk diri sendiri dan orang lain, memaklumi kerancuan.
Pembelajaran secara berkelompok, kooperatif melatih
siswa untuk berkolaborasi dan bekerjasama. Hal ini juga untuk menanamkan
kemampuan bersosialisasi dan mengendalikan ego serta emosi. Dengan demikian,
melalui kolaborasi akan tercipta kebersamaan, rasa memiliki, tanggung jawab,
dan kepedulian antaranggota.
Sukses bukan hanya dimaknai sebagai sukses individu,
tetapi juga sukses bersama, karena pada dasarnya manusia disamping sebagai
seorang individu, juga makhluk sosial. Saat ini banyak orang yang cerdas secara
intelektual, tetapi kurang mampu bekerja dalam tim, kurang mampu mengendalikan
emosi, dan memiliki ego yang tinggi. Hal ini tentunya akan menghambat jalan
menuju kesuksesannya, karena menurut hasil penelitian Harvard University,
kesuksesan seseorang ditentukan oleh 20% hard skill dan 80% soft skiil.
Kolaborasi merupakan gambaran seseorang yang memiliki soft skill yang matang.
3. Critical Thinking and
Problem Solving
Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran
yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami
interkoneksi antara sistem. Peserta didik juga menggunakan kemampuan yang
dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan
mandiri, peserta didik juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan
mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui penerapan pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan pembelajaran berbasis projek. Guru jangan risih atau merasa terganggu ketika ada siswa yang kritis, banyak bertanya, dan sering mengeluarkan pendapat. Hal tersebut sebagai wujud rasa ingin tahunya yang tinggi. Hal yang perlu dilakukan guru adalah memberikan kesempatan secara bebas dan bertanggung bertanggung jawab kepada setiap siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan membuat refleksi bersama-sama. Pertanyaan-pertanyaan pada level HOTS dan jawaban terbuka pun sebagai bentuk mengakomodasi kemampuan berpikir kritis siswa.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui penerapan pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan pembelajaran berbasis projek. Guru jangan risih atau merasa terganggu ketika ada siswa yang kritis, banyak bertanya, dan sering mengeluarkan pendapat. Hal tersebut sebagai wujud rasa ingin tahunya yang tinggi. Hal yang perlu dilakukan guru adalah memberikan kesempatan secara bebas dan bertanggung bertanggung jawab kepada setiap siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan membuat refleksi bersama-sama. Pertanyaan-pertanyaan pada level HOTS dan jawaban terbuka pun sebagai bentuk mengakomodasi kemampuan berpikir kritis siswa.
4. Creativity and Innovation
Pada karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk
mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang
lain, bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda. Guru perlu membuka ruang kepada siswa untuk
mengembangkan kreativitasnya. Kembangkan budaya apresiasi terhadap sekecil
apapun peran atau prestasi siswa. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa
untuk terus meningkatkan prestasinya. Tentu kita ingat dengan Pak Tino Sidin,
yang mengisi acara menggambar atau melukis di TVRI sekian tahun silam. Beliau
selalu berkata “bagus” terhadap apapun kondisi hasil karya anak-anak didiknya.
Hal tersebut perlu dicontoh oleh guru-guru masa kini agar siswa merasa
dihargai.
Peran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing
setiap siswa dalam belajar, karena pada dasarnya setiap siswa adalah unik. Hal
ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Howard Gardner bahwa manusia memiliki
kecerdasan majemuk. Ada delapan jenis kecerdasan majemuk, yaitu; (1) kecerdasan
matematika-logika, (2) kecerdasan bahasa, (3) kecerdasan musikal, (4)
kecerdasan kinestetis, (5) kecerdasan visual-spasial, (6) kecerdasan
intrapersonal, (7) kecerdasan interpersonal, dan (8) kecerdasan naturalis. Lalu bagaimana peran sekolah? Peranan sekolah dalam penerapan
pembelajaran Abad 21 antara lain: a) Meningkatkan kebijakan & rencana
sekolah untuk mengembangkan keterampilan baru; b) Mengembangkan arahan baru
kurikulum; c) Melaksanakan strategi pengajaran yang baru dan relevan, dan d)
Membentuk kemitraan sekolah di tingkat regional, nasional dan internasional
Bagaimana ciri guru Abad 21 ?
Menurut Ragwan Alaydrus, S.Psi setidaknya ada 7 Karakteristik Guru Abad
21
- Life-long learner. Pembelajar seumur hidup. Guru perlu meng-upgrade terus pengetahuannya dengan banyak membaca serta berdiskusi dengan pengajar lain atau bertanya pada para ahli. Tak pernah ada kata puas dengan pengetahuan yang ada, karena zaman terus berubah dan guru wajib up to date agar dapat mendampingi siswa berdasarkan kebutuhan mereka.
- Kreatif dan inovatif. Siswa yang kreatif lahir dari guru yang kreatif dan inovatif. Guru diharap mampu memanfaatkan variasi sumber belajar untuk menyusun kegiatan di dalam kelas.
- Mengoptimalkan teknologi. Salah satu ciri dari model pembelajaran abad 21 adalah blended learning, gabungan antara metode tatap muka tradisional dan penggunaan digital dan online media. Pada pembelajaran abad 21, teknologi bukan sesuatu yang sifatnya additional, bahkan wajib.
- Reflektif. Guru yang reflektif adalah guru yang mampu menggunakan penilaian hasil belajar untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Guru yang reflektif mengetahui kapan strategi mengajarnya kurang optimal untuk membantu siswa mencapai keberhasilan belajar. Ada berapa guru yang tak pernah peka bahkan setelah mengajar bertahun-tahun bahwa pendekatannya tak cocok dengan gaya belajar siswa. Guru yang reflektif mampu mengoreksi pendekatannya agar cocok dengan kebutuhan siswa, bukan malah terus menyalahkan kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran
- Kolaboratif. Ini adalah salah satu keunikan pembelajaran abad 21. Guru dapat berkolaborasi dengan siswa dalam pembelajaran. Selalu ada mutual respect dan kehangatan sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Selain itu guru juga membangun kolaborasi dengan orang tua melalui komunikasi aktif dalam memantau perkembangan anak.
- Menerapkan student centered. Ini adalah salah satu kunci dalam pembelajaran kelas kekinian. Dalam hal ini, siswa memiliki peran aktif dalam pembelajaran sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Karenanya, dalam kelas abad 21 metode ceramah tak lagi populer untuk diterapkan karena lebih banyak mengandalkan komunikasi satu arah antara guru dan siswa.
- Menerapkan pendekatan diferensiasi. Dalam menerapkan pendekatan ini, guru akan mendesain kelas berdasarkan gaya belajar siswa. pengelompokkan siswa di dalam kelas juga berdasarkan minat serta kemampuannya. Dalam melakukan penilaian guru menerapkan formative assessment dengan menilai siswa secara berkala berdasarkan performanya (tak hanya tes tulis). Tak hanya itu, guru bersama siswa berusaha untuk mengatur kelas agar menjadi lingkungan yang aman dan suportif untuk pembelajaran.
- Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus dikuasai peserta didik untuk menghadapi dunia abad 21. Kemampuan berfikir tersebut diantaranya: kreatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan pembelajar.
- Ways of working. kemampuan bagaimana mereka harus bekerja. dengan dunia yang global dan dunia digital. beberapa kemampuan yang harus dikuasai peserta didik adalah communication and collaboration. Generasi abad 21 harus mampu berkomunikasi dengan baik, dengan menggunakan berbagai metode dan strategi komunikasi. Juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan individu maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan kerjasama ini memamfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis ICT. Bagaimana seseorang harus mampu bekerja secara bersama dengan kemampuan yang berbeda-beda.
- Tools for working. Seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk bekerja. Penguasaan terhadap Information and communications technology (ICT) and information literacy merupakan sebuah keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi yang berbasis segala sumber akan sulit seseorang mengembangkan pekerjaannya.
- Skills for living in the world. kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad 21, yaitu: Citizenship, life and career, and personal and social responsibility. Bagaimana peserta didik harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial.
Dari paparan di atas, bagaimana sikap kita sebagai seorang guru kimia dalam menerapkan pembelajaran abad 21 ini dalam proses kegiatan belajar mengajar dan hambatan-hambatan apa saja yang mungkin akan kita temui dalam pelaksanaannya ?
menurut pendapat saya sikap kita dalam menerapkan pembelajaran abad 21, guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada siswa. Untuk mampu mengembangkan pembelajaran abad 21 ini ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu antara lain :
BalasHapus1. Tugas Utama Guru Sebagai Perencana Pembelajaran dan fasilitator
2. Masukkan unsur Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking) dan dalam hal ini teknologi khususnya internet akan sangat memudahkan siswa untuk memperoleh informasi dan jawaban dari persoalan yang disampaikan oleh guru.
3. Penerapan pola pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi
4. Integrasi Teknologi
hambatan-hambatan yang kita temui dalam pelaksanaannya yaitu masih kurangnya sarana tenologi disekolah untuk mendukung proses pembelajaran kemudian juga masih kurangnya pengetahuan kita sendiri mengenai variasi model pembelajaran sehingga pembelajaran akan monoton dan cenderung membosankan
saya setuju dengan pendapat fira, bagaimana sikap kita sebagai seorang guru kimia dalam menerapkan pembelajaran abad 21 ini dalam proses kegiatan belajar mengajar dan hambatan-hambatan apa saja yang mungkin akan kita temui dalam pelaksanaannya ?
Hapusmenurut pendapat saya merubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada siswa (modern) karena tugas guru adalah sebagai fasilitator.
Hambatannya adalah kurangnya sarana dan prasarana
Saya setuju dengan pendapat fira dan fero dimana sebagai seorang guru yang merupahkan nahkoda di pembelajaran di sekolah, tentunya harus dimulai perubahan itu dari metode pembelajaran guru itu sendiri dan sebaiknya dipangkas habis metode pembelajaran tradisional dan mulailah menggunakan belajar yang mengusung 4C dalam langkah-langkah pembelajarannya dan sudah mulai menggunakan Soal HOTS dimana bukan berupa hapalan melainkan soal dengan menganalisis suatu data atau gambar dan menemukan jawabannya dengan menganalisis dengan menggunakan berbagai sumber (menerapkan literasi)
HapusTerkait dengan Perubahan Paradigma Pembelajaran, BNSP merumuskan 16 prinsip
BalasHapuspembelajaran yang harus dipenuhi dalam proses pendidikan abad ke-21, yaitu:
1. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa
2. Dari satu arah menuju interaktif
3. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring
4. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki
5. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata
6. Dari pribadi menuju pembelajaran berbasis tim
7. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan
8. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke sehala penjuru
9. Dari alat tunggal menuju alat multimedia
10. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif
11. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan
12. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak
13.Dari satu ilmu dan teknologi bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak,
14. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan
15.dari pemikiran faktual menuju kritis
16 dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
Dari 16 perubahan paradigma tadi, kesemuanya harus kita terapkan kedalam proses pembelajaran yang sesuai dengan topik dan tujuan pembelajaran. Akan tetapi akan banyak kendala yang kita temui dalam pelaksanaannya. Seperti kurangnya fasilitas, kurang antusiasnya peserta didik dalam proses pembelajaran. Dari guru sendiripun juga menggalami kendala,, seperti kurang paham dalam penerapan nya. Serta kurangnya kemampuan guru dlam memvariasikan model dan strategi pembelajaran.
saya setuju dengan dhani dan fira bahwa dalam menghadapi tantangan yang muncul pada proses pembelajaran abad 21, seperti hambatan dan tantangan yang disebitkan fira dan dhani, nah sikap yang bia kita ambil yakni bekerja secara profesional dan fleksibel(mampu menyesuai dengan kemajuan teknologi)
BalasHapusMelalui pembelajaran abad 21, setidanya ada dua keterampilan inti yang harus dkembangkan oleh para para guru yakni: a) Kemampuan menggunakan pengetahuan matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan, Kewarganegaraan dan lainnya untuk menjawab tantangan dunia nyata; dan b) Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, komunikasi dan kerjasama, kreatifitas, kemandirian, dan lainnya.
BalasHapusPeran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing setiap siswa dalam belajar, karena pada dasarnya setiap siswa adalah unik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Howard Gardner bahwa manusia memiliki kecerdasan majemuk. Ada delapan jenis kecerdasan majemuk, yaitu; (1) kecerdasan matematika-logika, (2) kecerdasan bahasa, (3) kecerdasan musikal, (4) kecerdasan kinestetis, (5) kecerdasan visual-spasial, (6) kecerdasan intrapersonal, (7) kecerdasan interpersonal, dan (8) kecerdasan naturalis. Lalu bagaimana peran sekolah? Peranan sekolah dalam penerapan pembelajaran Abad 21 antara lain: a) Meningkatkan kebijakan & rencana sekolah untuk mengembangkan keterampilan baru; b) Mengembangkan arahan baru kurikulum; c) Melaksanakan strategi pengajaran yang baru dan relevan, dan d) Membentuk kemitraan sekolah di tingkat regional, nasional dan internasional
Bagaimana ciri guru Abad 21 ? Menurut Ragwan Alaydrus, S.Psi setidaknya ada 7 Karakteristik Guru Abad 21
Life-long learner. Pembelajar seumur hidup. Guru perlu meng-upgrade terus pengetahuannya dengan banyak membaca serta berdiskusi dengan pengajar lain atau bertanya pada para ahli. Tak pernah ada kata puas dengan pengetahuan yang ada, karena zaman terus berubah dan guru wajib up to date agar dapat mendampingi siswa berdasarkan kebutuhan mereka.
Kreatif dan inovatif. Siswa yang kreatif lahir dari guru yang kreatif dan inovatif. Guru diharap mampu memanfaatkan variasi sumber belajar untuk menyusun kegiatan di dalam kelas.
Mengoptimalkan teknologi. Salah satu ciri dari model pembelajaran abad 21 adalah blended learning, gabungan antara metode tatap muka tradisional dan penggunaan digital dan online media. Pada pembelajaran abad 21, teknologi bukan sesuatu yang sifatnya additional, bahkan wajib.
Reflektif. Guru yang reflektif adalah guru yang mampu menggunakan penilaian hasil belajar untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Guru yang reflektif mengetahui kapan strategi mengajarnya kurang optimal untuk membantu siswa mencapai keberhasilan belajar. Ada berapa guru yang tak pernah peka bahkan setelah mengajar bertahun-tahun bahwa pendekatannya tak cocok dengan gaya belajar siswa. Guru yang reflektif mampu mengoreksi pendekatannya agar cocok dengan kebutuhan siswa, bukan malah terus menyalahkan kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran
Kolaboratif. Ini adalah salah satu keunikan pembelajaran abad 21. Guru dapat berkolaborasi dengan siswa dalam pembelajaran. Selalu ada mutual respect dan kehangatan sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Selain itu guru juga membangun kolaborasi dengan orang tua melalui komunikasi aktif dalam memantau perkembangan anak.
Menerapkan student centered. Ini adalah salah satu kunci dalam pembelajaran kelas kekinian. Dalam hal ini, siswa memiliki peran aktif dalam pembelajaran sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Karenanya, dalam kelas abad 21 metode ceramah tak lagi populer untuk diterapkan karena lebih banyak mengandalkan komunikasi satu arah antara guru dan siswa.
Menerapkan pendekatan diferensiasi. Dalam menerapkan pendekatan ini, guru akan mendesain kelas berdasarkan gaya belajar siswa. pengelompokkan siswa di dalam kelas juga berdasarkan minat serta kemampuannya. Dalam melakukan penilaian guru menerapkan formative assessment dengan menilai siswa secara berkala berdasarkan performanya (tak hanya tes tulis). Tak hanya itu, guru bersama siswa berusaha untuk mengatur kelas agar menjadi lingkungan yang aman dan suportif untuk pembelajaran.
hambatan yang muncul yaitu terkait kurikulum 2013 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran abad 21. Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun pembelajaran abad 21 mencerminkan empat hal.
BalasHapus1. Critical Thinking and Problem Solving
2. Creativity and Innovation
3. Communication
4. Collaboration
Untuk mampu mengembangkan pembelajaran abad 21 ini ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu antara lain :
BalasHapus1. Tugas Utama Guru Sebagai Perencana Pembelajaran dan fasilitator
2. Masukkan unsur Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking) dan dalam hal ini teknologi khususnya internet akan sangat memudahkan siswa untuk memperoleh informasi dan jawaban dari persoalan yang disampaikan oleh guru.
3. Penerapan pola pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi
4. Integrasi Teknologi
Jadi tugas guru tidak hanya mampu mendesain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah didesainnya, serta mengevaluasinya.Tetapi harus juga mampu mentransformasikan lima kecakapan Work ethic, Collaboration, Good Communication, Social Responsibility, Critical Thinking and Problem Solving ke dalam diri para peserta didiknya melalui perencanaan pembelajaran,pelaksanaan pembelajaran ,dan evaluasi pembelajarannya secara mantap,terarah ,efektif dan efisien.Inilah sebuah tantangan guru pada abad ke-21 ini. Dan ini hanya mampu dilaksanakan oleh guru – guru yang profesional yang merasa memiliki tanggungjawab yang besar dalam mempersiapkan anak-anak bangsa menghadapi abad ke-21 ini.
BalasHapussikap kita sebagai guru yaitu dengan merubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada siswa. Adapun pembelajaran abad 21 mencerminkan empat hal.
BalasHapus1. Critical Thinking and Problem Solving
2. Creativity and Innovation
3. Communication
4. Collaboration
Saya sependapat dengan Rini, yg mengatakan "sikap kita sebagai guru yaitu dengan merubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada siswa. Adapun pembelajaran abad 21 mencerminkan empat hal.
BalasHapus1. Critical Thinking and Problem Solving
2. Creativity and Innovation
3. Communication
4. Collaboration",
Bahkan alangkah lebih baik melakukan inovasi-inovasi baru pada model yg digunakan agarlebih memunculkan ciri pembelajaran abad 21.
sikap kita sebagai guru dalam menerapkan pembelajaran abad 21 ini harus terbuka dan mau mengintrospeksi diri agar metode pengajaran yang diterapkan di kelas dapat mengikuti zaman. trend pembelajaran abad 21 bisa menjadi model terbaru agar siswa lebih cakap dalam bidang ilmu yang digelutinya. untuk hambatan yang mungkin ditemui bisa terjadi pada pemerataan sarana teknologi seperti komputer, internet, dan sebagainya. dan sebagai guru, selama sarana belum terpenuhi guru harus mampu menginovasi atau berkreasi dengan sarana yang ada disekitar anak supaya pembelajaran terlaksana.
BalasHapusMwnurut saya dalam menghadapi pemb abad 21 dalam pemb kimia maka guru benar2 harus melek teknologi dan kembali kepada jalan yang benar, sperti jika halnya teori dan tunuan pemb siswa adalah dapat dicapai debgan metode praktikum jgn lagi terapkan metode ceramah, karena tidak akan muncul ketampilan 4C nya jika hanya metode itu2 saja
BalasHapus