Materi ke-11
Persentasi
Inovasi Sintaks Model Pembelajaran Kontekstual
dan Dampaknya terhadap Kemampuan
Berpikir kreatif
LATAR BELAKANG
Ada
kencenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar
lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah.Belajar akan lebih bermakna jika
anak mengalami apa yang dipelajarinya,bukan mengetahuinya.Pembelajaran yang
berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi
mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan
dalam kehidupan jangka panjang.
Pendekatan
konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam
kehidupan sehari-hari .Dengan konsep itu,hasil pembelajaran diharapkan lebih
bermakna bagi siswa,Proses pembelajaran alamiah berlangsung dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan
mengalami,bukan mentrasfer pengetahuan dari guru kesiswa .Strategi pembelajaran
lebih dipentingkan dari pada hasil.
PENGERTIAN
·
Menurut
Nur Hadi CTL adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan
antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
·
Menurut
Jonhson CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para
siswa melihat siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari
dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan
keseharian mereka.
·
Jadi
pengertian CTL dari pendapat para tokoh-tokoh diatas dapat kita simpulkan bahwa
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang
diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan
sehari-hari.
TUJUAN
1.
Model
pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna
materi pelajaran yang dipelajarinya
dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari
sehingga siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat
diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.
2.
Model
pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal
tetapi perlu dengan adanya pemahaman
3.
Model
pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa.
4.
Model
pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berfikir kritis
dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
5.
Model
pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna
6.
Model
pembelajaran nodel CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas
yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks jehidupan sehari-hari
7.
Tujuan
pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara indinidu dapat menemukan
dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi
itu miliknya sendiri.
Beberapa
strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru secara konstektual
antara lain:
1.
Pembelajaran
berbasis masalah.
Dengan
memunculkan problem yang dihadapi bersama,siswa ditantang untuk berfikir kritis
untuk memecahkan .
2.
Menggunakan
konteks yang beragam.
Dalam
CTL guru membermaknakan pusparagam konteks sehingga makna yang diperoleh siswa
menjadi berkualitas.
3.
Mempertimbangkan
kebhinekaan siswa.
Guru
mengayomi individu dan menyakini bahwa perbedaan individual dan social
seyogianya dibermaknakan menjadi mesin
penggerak untuk belajar saling
menghormati dan toleransi untuk mewujudkan ketrampilan interpersonal.
4.
Memberdayakan
siswa untuk belajar sendiri.
Pendidikan
formal merupakan kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara belajar
untuk belajar mandiri dikemudian hari.
5.
Belajar
melalui kolaborasi
Dalam
setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan dengan koleganya
dan sisiwa ini dapat dijadikan sebagai fasilitator dalam kelompoknya
6.
Menggunakan
penelitian autentik
Penilaian
autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara terpadu dan
konstektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus sesuai
dengan potensi yang dimilikinya
7.
Mengejar
standar tinggi
Setiap
seyogianya menentukan kompetensi kelulusan dari waktu kewaktu terus
ditingkatkan dan setiap sekolah
hendaknya melakukan Benchmarking dengan melukan study banding keberbagai
sekolah dan luar negeri
Berdasarkan
Center for Occupational Research and Development (CORD) Penerapan strategi
pembelajaran konstektual digambarkan sebagai berikut:
1.
Relatinng
Belajar
dikatakan dengan konteks dengan pengalaman nyata ,konteks merupakan kerangka
kerja yang dirancang guru untuk membantu
peserta didik agar yang dipelajarinya bermakna
2.
Experiencing
Belajar
adalah kegiatan “mengalami “peserta didik diproses secara aktif dengan hal yang
dipelajarinya dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang
dikaji,berusaha menemukan dan menciptakan hal yang baru dari apa yang
dipelajarinya.
3.
Applying
Belajar
menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dengan dalam
konteks dan pemanfaatanya
4.
Cooperative
Belajar
merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui kegiatan
kelompok,komunikasi interpersonal atau hubunngan intersubjektif
5.
Trasfering
Belajar
menenkankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi
atau konteks baru.
KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN CTL
komponen-komponen
model pembelajaran CTL ini antara lain :
1.
Kontruktivisme
Kontruktivisme adalah proses membangun dan
menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Pembelajaran ini harus dikemas menjadi proses”mengkontruksi”bukan menerima
pengetahuan.
2.
Inquiry
Inquiry adalah proses pembelajaran yang
didasrkan pada proses pencarian penemuan melalui proses berfikir secara
sistematis. Merupakan proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman
sehingga siswa belajar mengunakan ketrampilan berfikir kritis.
Langkah-langkah dalam proses inquiry antara lain
:
- Merumuskan
masalah
- Mengajukan
hipotesis
- Mengumpilkan
data
- Menuji
hipotesis
- Membuat
kesimpulan
3.
Bertanya
Bertanya
dalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan .
4.
Masyarakat
belajar
Menurut
Vygotsky dalam masyarakat belajar ini
pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang
lain.
5.
Pemodelan
Pemodelan
adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sebagai sustu contoh yang dapat
ditiru oleh siswa.
6.
Refleksi
Refleksi
adalah proses pengengalaman yang telah dipelajari dengan cara mengerutkan dan
mengevalusi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran telah dilaluinya untuk
mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang bersifat positif maupun bernilai
negative.
7.
Penilaian
nyata
Penilaian
nyata adalah proses yang dilukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN CTL
Langkah-langkah
pembelajaran CTL antara lain :
ü Mengembangkan
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri,menemukan sendiri ,dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
ketrampilan barunya.
ü Melaksanakan sejauh
mungkin kegiatan inquiri untuk semua topic
ü Mengembangkan sifat
ingin tahu siswa dengan bertanya
ü Menciptakan
masyarakat belajar
ü Menghadirkan model
sebagia contoh belajar
ü Melakukan refleksi
diakhir pertemuan.
ü Melakukan penialain
yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Ciri
kelas yang menggunakan pendekatan konstektual
·
Pengalaman
nyata
·
Kerja
sama, saling menunjang
·
Gembira,
belajar dengan bergairah
·
Pembelajaran
terintegrasi
·
Menggunakan
berbagai sumber
·
Siswa
aktif dan kritis
·
Menyenangkan
,tidak membosankan
·
Sharing
dengan teman
·
Guru
kreatif
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
A.
Kelebihan
dari model pembelajaran CTL
1.
Memberikan
kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang
dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam PBM.
2.
Siswa
dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu
dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
3.
Menyadarkan
siswa tentang apa yang mereka pelajari.
4.
Pemilihan
informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.
5.
Pembelajaran
lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
6.
Membantu
siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
7.
Terbentuk
sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.
B.
Kelemahan
dari model pembelajarab CTL
1.
Dalam
pemilihan informasi atau materi dikelas
didasarkan pada kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan
siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan materi
pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama
2.
Tidak
efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
3.
Dalam
proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang
kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang
kemampuannya
4.
Bagi
siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus
tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model
pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri
jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini
tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
5.
Tidak
setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan
yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
6.
Kemampuan
setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi
namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami
kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft
skill daripada kemampuan intelektualnya.
7.
Pengetahuan
yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
8.
Peran
guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya
sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan
berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan
pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan
Sintaks
Inovasi yang saya buat
Materi
: Elektrokimia
Model
: Contextual Teaching and Learning
Pertemuan
: Ke-1
No.
|
Model Konvensional
(Model Kontekstual)
|
No.
|
Inovasi Sintaks
Model Kontekstual
|
Dampak Berfikir
Kreatif
|
1
|
Konstruktivisme
|
1
|
Konstruktivisme
|
|
Mengkondisikan
siswa
|
Mengkondisikan
siswa
|
|||
Menyampaikan
tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dicapai
|
Menyampaikan
tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dicapai
|
|||
Mengajukan
pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya
|
Mengajukan
pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya
|
|||
Menggali
pengetahuan dasar siswa
|
Menggali
pengetahuan dasar siswa tentang materi elektrokimia
|
Memiliki
gagasan yang bervariasi (aspek berfikir kreatif)
|
||
2
|
Pemodelan
(Modelling)
|
2
|
Pemodelan
(Modelling)
|
|
Mengarahkan
siswa untuk membentuk kelompok kecil
|
Mengarahkan
siswa membentuk kelompok dengan mengkondisikan setiap kemampuan dan karakter siswa
sebaik mungkin (merata)
|
|||
Menyajikan
media/ video/ fenomena yang berhubungan dengan materi dan selanjutnya
mengajukan pertanyaan
|
Mengenalkan
model dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan
|
|||
Membagikan
LKPD Elektrokimia kepada masing-masing kelompok
|
||||
3
|
Bertanya
(Questioning)
|
3
|
Menemukan
(Inquiry)
|
|
Membimbing
siswa melakukan tanya jawab
|
Membimbing
siswa melakukan observasi dan mencatat setiap hasil pengamatan
|
Membuat
laporan secara detail sesuai hasil observasi masing-masing kelompok (aspek
kemampuan berfikir detail)
|
||
Mengarahkan
siswa mencari tahu mengenai materi elektrokimia dari berbagai sumber /
literatur
|
||||
Mengawasi
siswa selama proses observasi berlangsung
|
||||
Membimbing
siswa untuk melakukan analisis terhadap hasil observasi
|
·
Merumuskan masalah, gagasan/ ide atau hal-hal belum
terfikirkan oleh orang lain (aspek kemampuan berfikir orisinil)
·
Mencetuskan berbagai gagasan jawaban, atau sasaran
dengan tepat dan lancar (aspek kemampuan berfikir lancar)
|
|||
4
|
Menemukan
(Inquiry)
|
4
|
Masyarakat
belajar (Learning Community)
|
|
Membimbing
siswa mencari tahu sendiri materi pelajaran dari berbagai sumber
|
Mempersilakan
siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing untuk melakukan diskusi
|
·
Bekerja lebih cepat dan melakukan banyak hal (aspek kemampuan
berfikir lancar)
·
Mencetuskan banyak gagasan, jawaban atau sarana dengan lancer
dan tepat (aspek kemampuan berfikir lancar)
·
Memberikan gagasan yang bervariasi (aspek kemampuan
berfikir luwes)
·
Merumuskan masalah, gagasan/ ide atau hal-hal belum
terfikirkan oleh orang lain (aspek kemampuan berfikir orisinil)
|
||
Mengarahkan
siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelompok masing-masing
|
·
Mencetuskan banyak gagasan, jawaban atau sarana dengan lancer
dan tepat (aspek kemampuan berfikir lancar)
·
Memberikan gagasan yang bervariasi (aspek kemampuan
berfikir luwes)
·
Merumuskan masalah, gagasan/ ide atau hal-hal belum
terfikirkan oleh orang lain (aspek kemampuan berfikir orisinil)
|
|||
Mengarahkan
siswa untuk menjawab LKPD
|
Menciptakan
ide-ide atau hasil karya baru yang berbeda (aspek kemampuan berfikir
orisinil)
|
|||
Mempersilakan
perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
|
Mengembangkan
dan memperkaya gagasan-gagasan orang lain (kemampuan berfikir kreatif)
|
Berdasarkan uraian di atas, mari
kita coba bahas permasalahan sebagai berikut:
1.
Sejauh mana pembelajaran kontestual ini
dapat secara nyata memacu aspek berpikir kreatif siswa ?
2.
Berikan saran dan pendapat anda
terhadap inovasi sintaks yang saya buat ?
Menurut saya inovasi pembelajaran kontekstual yang telah kak nel buat sudah dapat memicu berpikir kreatif siswa namun saran saya pada baris inovasi yang terakhir siswa dipersilahkan mempresentasikan hasil diskusi kelompok nya disana tertera pada dampak nya yaitu memicu pada kemampuan berpikir kreatif menurut saya disitu bisa lebih dikhususkan lagi pada indikator berpikir kreatif yang mana yang dapat menggambarkan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya misalnya disini indikator aspek kemampuan berpikir detail.
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat rini, bahwa memang pada tahapan ini dapat memunculkan kemampuan berpikir kreatif siswa lainnya yg tidak muncul disaat diskusi dalam kelompok kecil, saat presentase maka akan lebih kelihatan mana yang mampu berpikir kreatif setelah adanya treatment di dalam kelas tersebut
HapusMenurut saya sintaks yang kak nelly buat sudah bagus, namun ada baiknya menambahkan sintaks refleksi dan authentic assesment. Karena pada refleksi, tahap ini dapat membimbing siswa dalam menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan itu supaya lebih dipertegas materi apa yang mereka pelajari karena tentunya ada pendahuluan berupa apersepsi tentu pasti ada penutup yaitu melakukan refleksi dan Authentic Assesment untuk melihat hasil belajar siswa apakah dapat mencapai tujuan pembelajaran yang kita harapkan atau tidak
BalasHapusSaya sependapat dengan fanny, yg mengatakan bahwa "Menurut fanny yg dibuat kak nelly sudah bagus, namun ada baiknya menambahkan sintaks refleksi dan authentic assesment. Karena pada refleksi, tahap ini dapat membimbing siswa dalam menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan itu supaya lebih dipertegas materi apa yang mereka pelajari karena tentunya ada pendahuluan berupa apersepsi tentu pasti ada penutup yaitu melakukan refleksi dan Authentic Assesment untuk melihat hasil belajar siswa apakah dapat mencapai tujuan pembelajaran yang kita harapkan atau tidak", dengan ini pula kita lebih mudh ketika ingin melakukan evaluasi karna penguatan telah diberikan.
Hapussaya setuju dgn saudara fanny, sebaiknya kk menambahkan komponen refleksi dan authentic asassment karna dari sini siswa bisa mengintrospeksi diri dan belajar lagi pada bagian mana yang tidak mereka mengerti. sehingga dari komponen ini terlihat juga apakah siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif atau tidak
BalasHapusSaya setuju dengan kk fanny dan kk rina bahwa disini perlu adanya refleksi dal belajar agar tidak adanya miss konsepsi antar siswa dan guru. Dan juga perlu adanya penilaian sebenarny agar guru tau hasil belajar siswa dan siswa tau kemampuannya dalam belajar.
BalasHapusmenanggapi pertanyaan kak nelly sejauh mana pembelajaran kontestual ini dapat secara nyata memacu aspek berpikir kreatif siswa, menurut saya cukup signifikan karen CTL atau biasa disebut pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran terbuka dimulai dari kegiatan tanya jawab yang sesuai dari kehidupan nyata siswa, sehingga dalam materi yang diajarkan terasa bermanfaat. Dalam pembelajaran kontekstual ada prinsip pembelajaran yaitu siswa mengalami secara nyata dalam materi yang disampaikan, siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru, sehinnga siswa dapat mengembangkan kemampuan bersosialisasi dalam kegiatan yang dilakukan secara langsung. serta kemapuan berpikir kreatifnya
BalasHapussedikit saran terhadap inovasi sintaks yang dibuat yaitu dengan refleksi dan authentic assesment karena pada refleksi, tahap ini guru membimbing siswa dalam menyimpulkan pembelajaran sehingga tidak terjadi miskonsepsi.
saya setuju dengan pendapat fira bahwa cukup signifikan karena CTL atau biasa disebut pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran terbuka dimulai dari kegiatan tanya jawab yang sesuai dari kehidupan nyata siswa, sehingga dalam materi yang diajarkan terasa bermanfaat.
Hapusmenanggapi permasalahan yang pertama yaitu Sejauh mana pembelajaran kontestual ini dapat secara nyata memacu aspek berpikir kreatif siswa.
BalasHapusPembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya. sehingga memberikan peluang besar untuk siswa bisa berpikir kreatif.
untuk sintaknya sudah baik, disini saran saya agar LKPD nya dipadupadankan dengan indikator berpikir kreatif sehingga tujuan pembelajaran dapat terjadi
BalasHapussaya setuju dengan pendapat tri, bahwa LKPD yang nantinya akan dibahas siswa baiknya sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kreatif, selain itu sebaiknya siswa diberi soal essay berupa masalah/fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga implikasinya lebih real
HapusSaya setuju dengan pendapat saudari tri dan rini,
BalasHapusBisa di tambahkan indikator berpikir kreatif dan juga membuat siswa lebih berinovasi dan krisis dalam pola pikir yang satu dengan yang lainnya .
Diakhir evaluasi kita bisa melihat apakah siswa paham jika di impilkasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut saya sintaks yang kak nelly buat sudah bagus, namun penekanan-penekanan pada aspek berfikir kreatif harus ditambahkan lagi. selain itu pada tahap evaluasi diharapkan menggunakan instrumen yang bisa mengukur kreatifitas siswa.
BalasHapus