Materi 13
Persentasi Inovasi Sintaks Model Pembelajaran PJBL dan Dampaknya terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif
Definisi Project Based Learning
Project based learning
adalah model pembelajaran yang mengorganisasi kelas dalam sebuah proyek
(Thomas, 2000, hlm. 1). Menurut NYC Departement of Education (2009), PjBL
merupakan strategi pembelajaran dimana siswa harus membangun pengetahuan konten
mereka sendiri dan mendemonstrasikan pemahaman baru melalui berbagai bentuk
representasi (hlm. 8). Sedangkan George Lucas Educational Foundation (2005)
mendefinisikan pendekatan pembelajaran yang dinamis di mana siswa secara aktif
mengeksplorasi masalah di dunia nyata, memberikan tantangan, dan memperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam (hlm. 1).
Berdasarkan beberapa
definisi para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa PjBL adalah model
pembelajaran yang terpusat pada siswa untuk membangun dan mengaplikasikan
konsep dari proyek yang dihasilkan dengan mengeksplorasi dan memecahkan masalah
di dunia nyata secara mandiri. Kemandirian siswa dalam belajar untuk
menyelesaikan tugas yang dihadapinya merupakan tujuan dari PjBL. Namun
kemandirian dalam belajar perlu dilatih oleh guru kepada siswa agar terbiasa
dalam belajar bila menggunakan PjBL.
Definisi
lain menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang diorientasikan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan
belajar para siswa melalui serangkaian kegiatan merencanakan, melaksanakan
penelitian, dan menghasilkan produk tertentu yang dibingkai dalam satu wadah
berupa proyek pembelajaran (Abidin, 2013:169). Namun menurut Wena (2011:145)
pembelajaran berbasis proyek adalah sebuat model pembelajaran yang inovatif,
dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang
kompleks. Model pembelajar berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
secara langsung melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui kegiatan
penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan sebuah proyek pembelajaran,
serta dalam pembelajaran berbasis proyek ini menekankan aktivitas siswa dalam
memecahkan berbagai permasalahan yang bersifat open-ended dan mengaplikasi
pengetahuan mereka dalam mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah
produk otentik.
Di dalam pelaksanaannya, model pembelajaran berbasis proyek
memiliki langkah-langkah (sintaks) yang menjadi ciri khasnya dan membedakannya
dari model pembelajaran lain seperti model pembelajaran penemuan (discovery
learning model) dan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based
learning model). Adapun langkah-langkah itu adalah:
(1) menentukan pertanyaan dasar;
(2) membuat desain proyek;
(3) menyusun penjadwalan;
(4) memonitor kemajuan proyek;
(5) penilaian hasil;
(6) evaluasi pengalaman.
Sintaks Model Project Based Learning
Menurut
Daryanto, (2011:27-28), langkah-langkah Project Based Learning adalah sebagai
berikut:
1.
Penentuan pertanyaan mendasar (staert with the essential question)
Pembelajaran
dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topic yang
sesuai dengan realitas dunianyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam.
2.
Mendesain perencanaan proyek (design a plan for the project)
Perencanaan
dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Perencanaan
berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam
menjawab pertanyan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang
mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
3.
Menyusun jadwal (create a schedule)
Pengajar
dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
a.
Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek
b.
Membuat deadline menyelesaikan proyek
c.
Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru
d.
Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek
e.
Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara.
4.
Monitor peserta didik dan pengajuan proyek (monitor the students and the
progress of the project)
Pengajar
bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek.
5.
Menguji hasil (assessthe outcorne)
Penilaian
dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan
dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik
tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar
dalam menyusun strategi pembelajaran perikutnya.
6.
Mengevaluasi pengalaman (evaluate the experience)
Pengajar
dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok.
Tahap Pembelajaran PjBL
Tahapan
PjBL dikembangkan oleh dua ahli, The George Lucas Education Foundation dan
Dopplet. Sintaks PjBL (Kemdikbud, 2014, hlm. 34) yaitu :
Fase 1
: Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
Pembelajaran
dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan disusun dengan
mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan
sebuah investigasi mendalam. Pertanyaan yang disusun hendaknya tidak mudah
untuk dijawab dan dapat mengarahkan siswa untuk membuat proyek. Pertanyaan
seperti itu pada umumnya bersifat terbuka (divergen), provokatif, menantang,
membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking), dan
terkait dengan kehidupan siswa. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan
untuk para siswa.
Fase 2:
Menyusun perencanaan proyek (design project)
Perencanaan
dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa
diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin,
serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian
proyek.
Fase 3:
Menyusun jadwal (create schedule)
Guru
dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan
proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat jadwal untuk
menyelesaikan proyek, (2) menentukan waktu akhir penyelesaian proyek, (3)
membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika
mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa
untuk membuat penjelasan (alasan) tentang cara pemilihan waktu. Jadwal yang telah disepakati harus disetujui
bersama agar guru dapat melakukan monitoring kemajuan belajar dan pengerjaan
proyek di luar kelas.
Fase 4:
Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of
project)
Guru
bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan proyek.
Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan
kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah
proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan kegiatan
yang penting.
Fase 5:
Penilaian hasil (assess the outcome)
Penilaian
dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar kompetensi,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik
tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
Fase 6:
Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)
Pada
akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan
dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Guru
dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry)
untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Inovasi
Sintaks Model Pembelajaran PJBL
Mata
Pelajaran : Kimia
Kelas : XII MIPA
Materi : Elektrokimia (sel
volta dan sel galvani)
Model : Project Based
Learning (PJBL)
Model
Konvensional (Model PJBL)
|
Inovasi
Sintaks Model PJBL
|
Dampak
Berpikir Kreatif
|
Menentukan
Pertanyaan Mendasar
|
Orientasi Masalah
|
|
Guru
mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran
|
Guru mengkondisikan
siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
|
-
|
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
|
Menggali pengetahuan
dasar siswa tentang sel elektrokimia dalam kehidupan sehari-hari memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang memotivasi siswa agar memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi dan mengajak siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang ada
dalam pikiran mereka.
“Apakah kalian
tahu contoh benda yang termasuk sel elektrokimia?”
“bagaimana manfaat benda –benda tersebut dalam
kehidupan?”
“Bagaimana cara kerja benda tersebut sehingga mampu
menghasilkan energy listrik?”
|
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban
yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang
beragam (berpikir luwes)
Siswa memberikan jawaban yang lain dari
pada yang lain. (berpikir orisinil)
|
Guru
memberikan stimulasi berupa penayangan video
|
Mendorong
siswa untuk membuat keterkaitan antara persoalan yang diajukan dengan materi
yang akan dipelajari (Sel
Elektrokimia)
|
Siswa
dapat menjawab persoalan berdasarkan sudut pandang yang berbeda (aspek
berpikir luwes)
|
Guru
memberikan soal atau masalah yang berhubungan dengan pembelajaran
|
||
Mendesain Perencanaan Proyek
|
Pemodelan (Modelling)
|
|
Guru meminta siswa
duduk dalam kelompok yang telah dibagi sebelumnya
|
Membagi kelompok
diskusi yang heterogen
|
-
|
Guru mengarahkan
siswa untuk membuat sebuah proyek yang dapat menyelesaikan permasalahan yang
telah dikemukakan
|
Mempersilahkan untuk
bergabung Bersama kelompoknya masing-masing
|
-
|
Guru membimbing
siswa dalam membuat langkah kerja sebuah proyek yang akan dilaksanakan
|
Memberikan LKPD
berbasis proyek materi Sel Elektrokimia kepada masing-masing kelompok.
(LKPD berisi penjabaran materi Sel Elektrokimia : sel volta dan sel galvani. Lalu dilanjutkan
dengan suatu fenomena bahwa baterai dan aki mampu menyalakan lampu. pada
bagian bawah materi berisi kolom Alat dan Bahan serta Metode yang dikosongkan
bertujuan agar siswa dapat berpikir sendiri dan berdiskusi bersama kelompoknya
untuk mengisi kolom tersebut.
|
-
|
Menyusun
Jadwal
|
Mendesain
Perencanaan Proyek
|
|
Guru meminta siswa
untuk membuat timeline untuk menyelesaikan sebuah proyek
|
Guru mengarahkan
siswa untuk merancang membuat sebuah proyek dan bekerjasama dalam menyelesaikan
permasalahan yang telah dikemukakan.
hasil projek yang diharapkan yaitu berupa suatu rangkaian alat sederhana
seperti lampu LED, bel, dan sebagainya
|
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban
yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang
beragam (berpikir luwes)
|
Guru meminta siswa
membuat deadline menyelesaikan sebuah proyek
|
Guru membimbing
siswa dalam membuat langkah kerja sebuah proyek yang akan dilaksanakan sesuai
dengan lembar kerja proyek yang telah diberikan
|
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban
yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang
beragam (berpikir luwes)
|
Guru meminta siswa
untuk membuat penjelasan tentang pemilihan suatu cara penyelesaian sebuah
proyek
|
||
Memonitor
Peserta Didik dan Pengajuan Proyek
|
Menyusun Jadwal dan Memonitor Siswa
|
|
Guru melakukan
monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam
pelaksanaan sebuah proyek dan pengumpulan data
|
Guru meminta siswa
untuk membuat timeline untuk menyelesaikan proyek
|
Siswa
memperinci detail-detail
Siswa
memperluas suatu gagasan (berpikir terperinci)
|
Guru melakukan
monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan pertanyaan kepada siswa dalam
menganalisis data
|
Guru meminta siswa
membuat deadline menyelesaikan sebuah proyek
|
Siswa
memperinci detail-detail
Siswa
memperluas suatu gagasan (berpikir terperinci)
|
Guru melakukan
monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam
menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh dari sebuah proyek yang dilakukan
|
Guru meminta siswa
untuk membuat penjelasan tentang pemilihan suatu cara penyelesaian sebuah
proyek
|
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban
yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang
beragam (berpikir luwes)
|
Guru melakukan monitoring dan
pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam menyimpulkan
pengetahuan yang diperoleh dari sebuah proyek yang dilakukan.
|
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban
yang relevan (berpikir lancar)
Siswa
menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)
Siswa
memperinci detail-detail dan
memperluas suatu gagasan (berpikir terperinci)
|
|
Menguji
Hasil
|
Menguji
Hasil
|
|
Guru meminta siswa untuk
mempersentasekan proyek yang telah dipersiapkan
|
Guru meminta siswa
untuk mempersentasekan proyek yang telah dipersiapkan
|
Siswa
memperinci detail-detail dan
memperluas suatu gagasan (berpikir terperinci)
|
Guru meminta siswa
untuk membuktikan sebuah proyek yang telah dibuat berdasarkan teori yang ada
|
Guru meminta siswa
untuk membuktikan sebuah proyek yang telah dibuat berdasarkan teori yang ada
|
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban
yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang
beragam (berpikir luwes)
Siswa memperinci detail-detail dan
memperluas suatu gagasan (berpikir terperinci)
|
Guru menilai siswa
sejak perencanaan, penjadwalan, hingga menyimpulkan pengetahuan yang
diperoleh
|
Guru menilai siswa
sejak perencanaan, penjadwalan, hingga menyimpulkan pengetahuan yang
diperoleh
|
-
|
Mengevaluasi
Pengalaman
|
Mengevaluasi
Pengalaman
|
|
Guru memberikan
siswa refleksi hasil belajar dengan memberikan soal posttest
|
Siswa secara
berkelompok melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Hal hal yang direfleksi adalah kesulitan-kesulitan yang dialami dan
cara mengatasinya dan
perasaan yang dirasakan pada saat menemukan solusi dari masalah
yang dihadapi. Selanjutnya kelompok lain diminta menanggapi.
|
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban
yang relevan (berpikir lancar)
Siswa
menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)
Siswa memperinci detail-detail
dan memperluas suatu gagasan (berpikir
terperinci)
|
Guru memberikan
tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumah berupa proyek pada pertemuan
selanjutnya
|
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan akhir
untuk menyamakan pengetahuan yang dimiliki siswa
|
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban
yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang
beragam (berpikir luwes)
Siswa memperinci detail-detail dan
memperluas suatu gagasan (berpikir terperinci)
|
Guru meminta siswa
untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan sebuah
proyek
|
Guru memberikan
siswa refleksi hasil belajar dengan memberikan soal posttest
|
-
|
Permasalahan
:
1.
Apakah
inovasi sintaks PJBL ini mampu memunculkan dan meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa?
2. Menurut pendapat
anda sudah cocokkah jika model pembelajaran PJBL disandingkan dengan kemampuan
berpikir kreatif? Berikan alas an
3.
Berikan kritik dan
saran anda terhadap hasil modifikasi model PJBL yang saya buat.
Menurut pendapat anda sudah cocokkah jika model pembelajaran PJBL disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif?
BalasHapusMenurut saya cocok,
Alasannya sederhana PjBL model pembelajaran yg nntinya menghsilkan produk,
Srcara umum untuk mnghasilkan suatu produk yg bernilai jual tinggi pasti ada kretifitas" yg muncul disitu.
saya setuju dengan pendapat sugeng, bahwa model PjBL cocok jika disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif, namun alangkah lebih baik jika proyek yang dibuat berimplikasi pada lingkungan/aktivitas sehari-hari selain itu untuk tiap tahapannya guru perlu melakukan intervensi sehingga kemamapuan berpikir kreatif siswa tidak hanya muncul namun dpat meningkat dari hasil pembelajaran yang dilakukan yang tentunya harus direncanakan secara matang dan diujicoba terlebih dahulu
Hapussetuju dengan pendapar kk rini dan sugeng bahwa pjbl ini cocok disandingkan dengan berpikir kreatif. untuk melihat meningkatnya kemampuan tersebut bisa menggunakan tes essay
Hapussaya setuju dengan pendapat teman-teman bahwa model PjBL cocok jika disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif
Hapussaya setuju dgn pendapat teman" diatas dimana Kegiatan proyek yang dilaksanakan
BalasHapussiswa dapat menstimulus kemampuan berpikir
kreatifnya. Seperti yang diungkapkan
Munandar (2009) bahwa kreativitas
didapatkan dari pengalaman mengekspresikan
dan mengaktualisasikan indentitas individu
dalam bentuk terpadu yang hubungannya
dengan diri sendiri, alam dan orang lain.
Pembelajaran berbasis proyek ini lebih
memberikan pengalaman kepada siswa dalam menyusun perancangan proyek, menyusun bahan/alat dan jadwal yang akan dilaksanakan dan bagaimana siswa dapat menggambarkan proyek yang dihasilkan dalam berbagai bentuk yang berbeda seperti grafik, laporan atau video.
Saya setuju dengan pendapat teman2 di atas dimana model PJBL cocok jika disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif.
BalasHapusBerpikir kreatif, atau seringkali disebut juga dengan creative thinking, berusaha melihat sesuatu dari kacamata dan perspektif yang berbeda. Dengan berpikir kreatif, untuk menangkap kesempatan-kesempatan yang tidak biasa untuk mendapatkan inovasi inovasi ide yang di kembangkan siswa dengan proyek yang diberikan guru dalam model PJBL ini .
Secara keseluruhan inovasi model PjBL kk nelly sudah baik dan cocok untuk memunculkan dan mengasah kemampuan siswa dalam berpikir kreatif. Hanya saja disini pada bagian orientasi masalah. Sebaiknya guru menyajikan fenomena fenomena alam yg nyata dan cakupanny luas dan umum sehingga siswa mengeluarkam berbagai pertanyaan terbuka dam jawaban yg mengarah pada suatu masalah yg sudah di tetapkan.
BalasHapusmenurut saya model pjbl yang diinovasikan oleh kak nelly dapat berpengaruh terhadap berpikir kreatif yaitu pada saat guru meminta siswa memikirkan proyek dan prosedur kerja proyek yang diharapka tsb.
BalasHapusMenurut saya inovasi yang kak nel buat sudah cocok dengan aspek berfikir kreatif. Baik itu dari pemunculan permasalahan yg dpt membuat siswa berfikir kreatif untuk memecahkan permasalahan dan semuanya berpusat kepada siswa sehingga membuat siswa berkreatifitas sendir namun guru tetap mengarahkan dan membimbing
BalasHapusmenurut saya inovasi sintak pjbl yang kak nelly buat sudah cocok disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif karena disini guru banyak membimbing dan mengarahkan serta meminta siswa dalam melakukan kegiatan proyeknya. selain itu pada sintak juga terdapat langkah guru memberikan LKPD berisi penjabaran materi Sel Elektrokimia : sel volta dan sel galvani. Lalu dilanjutkan dengan suatu fenomena bahwa baterai dan aki mampu menyalakan lampu. pada bagian bawah materi berisi kolom Alat dan Bahan serta Metode yang dikosongkan bertujuan agar siswa dapat berpikir sendiri dan berdiskusi bersama kelompoknya untuk mengisi kolom tersebut, disini siswa akan terpancing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya dalam mengisi LKPD tersebut dengan berdiskusi dengan kelompoknya.
BalasHapusMenurut saya sampai saat ini masih cocok jika model PjBL dengan kemampuan berpikir kreatif jika disandingkan, karena memang dalam proses mengerjakan proyek dibutuhkan proses berpikir kreatif siswq bagaimana hasil yang akan dibentuk, waktu yangvdibutuhkan agar cukup dan kreasi2 apa yang bisa diterapkan agar dalam waktu singakat bisa segera selesai begitu misalnya
BalasHapusmenurut pendapat saya, inovasi sintaks yang dibuat sudah ckup baik dan menunjukkan indikator berfikir kreatif. proyek yang dibuat siswa sudah jelas. alangkah lebih baik jika bahan yang digunakan anak divariasikan. kemudian siswa mempresentasikan hasil yang didapat dan diadakan tanya jawab.
BalasHapusMenurut saya inovasi yang kak nelly buat sudah bagus, secara teori definisi berpikir kreatif itu sendiri adalah kecerdasan yang berkembang dalam diri individu, dalam bentuk sikap, kebiasaan, dan tindakan dalam melahirkan sesuatu yang baru dan orisinal untuk memecahkan masalah. sedangkan pada model pjbl itu sendiri siswa dituntut unutk berinvestigasi dan menentukan suatu pemecahan masalah yang dihadapi. dan jika dilihat dari inovasi yang dibuat pada tahap inovasi yang dibuat "mendesain perencanaan proyek" Guru mengarahkan siswa untuk merancang membuat sebuah proyek dan bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan yang telah dikemukakan, nah disini sudah terlihat dampak berpikir kreatif nya yaitu Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan (berpikir lancar) dan Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)
BalasHapus