Materi 13

Persentasi Inovasi Sintaks Model Pembelajaran PJBL dan Dampaknya terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

Definisi Project Based Learning

Project based learning adalah model pembelajaran yang mengorganisasi kelas dalam sebuah proyek (Thomas, 2000, hlm. 1). Menurut NYC Departement of Education (2009), PjBL merupakan strategi pembelajaran dimana siswa harus membangun pengetahuan konten mereka sendiri dan mendemonstrasikan pemahaman baru melalui berbagai bentuk representasi (hlm. 8). Sedangkan George Lucas Educational Foundation (2005) mendefinisikan pendekatan pembelajaran yang dinamis di mana siswa secara aktif mengeksplorasi masalah di dunia nyata, memberikan tantangan, dan memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam (hlm. 1).
Berdasarkan beberapa definisi para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa PjBL adalah model pembelajaran yang terpusat pada siswa untuk membangun dan mengaplikasikan konsep dari proyek yang dihasilkan dengan mengeksplorasi dan memecahkan masalah di dunia nyata secara mandiri. Kemandirian siswa dalam belajar untuk menyelesaikan tugas yang dihadapinya merupakan tujuan dari PjBL. Namun kemandirian dalam belajar perlu dilatih oleh guru kepada siswa agar terbiasa dalam belajar bila menggunakan PjBL.

Definisi lain menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang diorientasikan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan belajar para siswa melalui serangkaian kegiatan merencanakan, melaksanakan penelitian, dan menghasilkan produk tertentu yang dibingkai dalam satu wadah berupa proyek pembelajaran (Abidin, 2013:169). Namun menurut Wena (2011:145) pembelajaran berbasis proyek adalah sebuat model pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Model pembelajar berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan sebuah proyek pembelajaran, serta dalam pembelajaran berbasis proyek ini menekankan aktivitas siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang bersifat open-ended dan mengaplikasi pengetahuan mereka dalam mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk otentik.

Di dalam pelaksanaannya, model pembelajaran berbasis proyek memiliki langkah-langkah (sintaks) yang menjadi ciri khasnya dan membedakannya dari model pembelajaran lain seperti model pembelajaran penemuan (discovery learning model) dan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning model). Adapun langkah-langkah itu adalah:
(1) menentukan pertanyaan dasar;
(2) membuat desain proyek;
(3) menyusun penjadwalan;
(4) memonitor kemajuan proyek;
(5) penilaian hasil;
(6) evaluasi pengalaman.
  

Sintaks Model Project Based Learning
Menurut Daryanto, (2011:27-28), langkah-langkah Project Based Learning adalah sebagai berikut:
1. Penentuan pertanyaan mendasar (staert with the essential question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topic yang sesuai dengan realitas dunianyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
2. Mendesain perencanaan proyek (design a plan for the project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun jadwal (create a schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
a. Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek
b. Membuat deadline menyelesaikan proyek
c. Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru
d. Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek
e. Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4. Monitor peserta didik dan pengajuan proyek (monitor the students and the progress of the project)
Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.
5. Menguji hasil (assessthe outcorne)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran perikutnya.
6. Mengevaluasi pengalaman (evaluate the experience)
Pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.

Tahap Pembelajaran PjBL
Tahapan PjBL dikembangkan oleh dua ahli, The George Lucas Education Foundation dan Dopplet. Sintaks PjBL (Kemdikbud, 2014, hlm. 34) yaitu :

Fase 1 : Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan disusun dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pertanyaan yang disusun hendaknya tidak mudah untuk dijawab dan dapat mengarahkan siswa untuk membuat proyek. Pertanyaan seperti itu pada umumnya bersifat terbuka (divergen), provokatif, menantang, membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking), dan terkait dengan kehidupan siswa. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para siswa.

Fase 2: Menyusun perencanaan proyek (design project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

Fase 3: Menyusun jadwal (create schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek, (2) menentukan waktu akhir penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang cara pemilihan waktu.  Jadwal yang telah disepakati harus disetujui bersama agar guru dapat melakukan monitoring kemajuan belajar dan pengerjaan proyek di luar kelas.

Fase 4: Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project)
Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang penting.

Fase 5: Penilaian hasil (assess the outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

Fase 6: Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Inovasi Sintaks Model Pembelajaran PJBL

Mata Pelajaran           : Kimia
Kelas                          : XII MIPA
Materi                         : Elektrokimia (sel volta dan sel galvani)
Model                         : Project Based Learning (PJBL)

Model Konvensional (Model PJBL)
Inovasi Sintaks Model PJBL
Dampak Berpikir Kreatif
Menentukan Pertanyaan Mendasar
Orientasi Masalah
Guru mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran
Guru mengkondisikan siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
-
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
Menggali pengetahuan dasar siswa tentang sel elektrokimia dalam kehidupan sehari-hari memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memotivasi siswa agar memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan mengajak siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang ada dalam pikiran mereka.
Apakah kalian tahu contoh benda yang termasuk sel elektrokimia?”
“bagaimana manfaat benda –benda tersebut dalam kehidupan?”
“Bagaimana cara kerja benda tersebut sehingga mampu menghasilkan energy listrik?”
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)
Siswa memberikan jawaban yang lain dari pada yang lain. (berpikir orisinil)
Guru memberikan stimulasi berupa penayangan video
Mendorong siswa untuk membuat keterkaitan antara persoalan yang diajukan dengan materi yang akan dipelajari (Sel Elektrokimia)
Siswa dapat menjawab persoalan berdasarkan sudut pandang yang berbeda (aspek berpikir luwes)
Guru memberikan soal atau masalah yang berhubungan dengan pembelajaran
Mendesain Perencanaan Proyek
Pemodelan (Modelling)
Guru meminta siswa duduk dalam kelompok yang telah dibagi sebelumnya
Membagi kelompok diskusi yang heterogen
-
Guru mengarahkan siswa untuk membuat sebuah proyek yang dapat menyelesaikan permasalahan yang telah dikemukakan
Mempersilahkan untuk bergabung Bersama kelompoknya masing-masing
-
Guru membimbing siswa dalam membuat langkah kerja sebuah proyek yang akan dilaksanakan
Memberikan LKPD berbasis proyek materi Sel Elektrokimia kepada masing-masing kelompok.
(LKPD berisi penjabaran materi Sel Elektrokimia  : sel volta dan sel galvani. Lalu dilanjutkan dengan suatu fenomena bahwa baterai dan aki mampu menyalakan lampu. pada bagian bawah materi berisi kolom Alat dan Bahan serta Metode yang dikosongkan bertujuan agar siswa dapat berpikir sendiri dan berdiskusi bersama kelompoknya untuk mengisi kolom tersebut.
-
Menyusun Jadwal
Mendesain Perencanaan Proyek
Guru meminta siswa untuk membuat timeline untuk menyelesaikan sebuah proyek
Guru mengarahkan siswa untuk merancang membuat sebuah proyek dan bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan yang telah dikemukakan.
hasil projek yang diharapkan yaitu berupa suatu rangkaian alat sederhana seperti lampu LED, bel, dan sebagainya
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)
Guru meminta siswa membuat deadline menyelesaikan sebuah proyek
Guru membimbing siswa dalam membuat langkah kerja sebuah proyek yang akan dilaksanakan sesuai dengan lembar kerja proyek yang telah diberikan
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)
Guru meminta siswa untuk membuat penjelasan tentang pemilihan suatu cara penyelesaian sebuah proyek
Memonitor Peserta Didik dan Pengajuan Proyek
Menyusun Jadwal dan Memonitor Siswa
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam pelaksanaan sebuah proyek dan pengumpulan data
Guru meminta siswa untuk membuat timeline untuk menyelesaikan proyek
Siswa memperinci detail-detail
Siswa memperluas suatu gagasan (berpikir terperinci)
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan pertanyaan kepada siswa dalam menganalisis data
Guru meminta siswa membuat deadline menyelesaikan sebuah proyek

Siswa memperinci detail-detail
Siswa memperluas suatu gagasan (berpikir terperinci)
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh dari sebuah proyek yang dilakukan
Guru meminta siswa untuk membuat penjelasan tentang pemilihan suatu cara penyelesaian sebuah proyek
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)
Guru melakukan monitoring dan pengarahan berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh dari sebuah proyek yang dilakukan.
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)
Siswa memperinci detail-detail dan  memperluas suatu gagasan (berpikir terperinci)
Menguji Hasil
Menguji Hasil
Guru meminta siswa untuk mempersentasekan proyek yang telah dipersiapkan
Guru meminta siswa untuk mempersentasekan proyek yang telah dipersiapkan
Siswa memperinci detail-detail dan  memperluas suatu gagasan (berpikir terperinci)
Guru meminta siswa untuk membuktikan sebuah proyek yang telah dibuat berdasarkan teori yang ada
Guru meminta siswa untuk membuktikan sebuah proyek yang telah dibuat berdasarkan teori yang ada
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)
Siswa memperinci detail-detail dan  memperluas suatu gagasan (berpikir terperinci)
Guru menilai siswa sejak perencanaan, penjadwalan, hingga menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh
Guru menilai siswa sejak perencanaan, penjadwalan, hingga menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh
-
Mengevaluasi Pengalaman
Mengevaluasi Pengalaman

Guru memberikan siswa refleksi hasil belajar dengan memberikan soal posttest
Siswa secara berkelompok melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Hal hal yang direfleksi adalah kesulitan-kesulitan yang dialami dan cara   mengatasinya   dan   perasaan   yang dirasakan pada saat menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Selanjutnya kelompok lain diminta menanggapi.
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)
Siswa memperinci detail-detail dan  memperluas suatu gagasan (berpikir terperinci)
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumah berupa proyek pada pertemuan selanjutnya
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan akhir untuk menyamakan pengetahuan yang dimiliki siswa
Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan (berpikir lancar)
Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)
Siswa memperinci detail-detail dan  memperluas suatu gagasan (berpikir terperinci)
Guru meminta siswa untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan sebuah proyek
Guru memberikan siswa refleksi hasil belajar dengan memberikan soal posttest
-

Permasalahan :
1.     Apakah inovasi sintaks PJBL ini mampu memunculkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa?
2.    Menurut pendapat anda sudah cocokkah jika model pembelajaran PJBL disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif? Berikan alas an
3.     Berikan kritik dan saran anda terhadap hasil modifikasi model PJBL yang saya buat.

Komentar

  1. Menurut pendapat anda sudah cocokkah jika model pembelajaran PJBL disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif?
    Menurut saya cocok,
    Alasannya sederhana PjBL model pembelajaran yg nntinya menghsilkan produk,
    Srcara umum untuk mnghasilkan suatu produk yg bernilai jual tinggi pasti ada kretifitas" yg muncul disitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat sugeng, bahwa model PjBL cocok jika disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif, namun alangkah lebih baik jika proyek yang dibuat berimplikasi pada lingkungan/aktivitas sehari-hari selain itu untuk tiap tahapannya guru perlu melakukan intervensi sehingga kemamapuan berpikir kreatif siswa tidak hanya muncul namun dpat meningkat dari hasil pembelajaran yang dilakukan yang tentunya harus direncanakan secara matang dan diujicoba terlebih dahulu

      Hapus
    2. setuju dengan pendapar kk rini dan sugeng bahwa pjbl ini cocok disandingkan dengan berpikir kreatif. untuk melihat meningkatnya kemampuan tersebut bisa menggunakan tes essay

      Hapus
    3. saya setuju dengan pendapat teman-teman bahwa model PjBL cocok jika disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif

      Hapus
  2. saya setuju dgn pendapat teman" diatas dimana Kegiatan proyek yang dilaksanakan
    siswa dapat menstimulus kemampuan berpikir
    kreatifnya. Seperti yang diungkapkan
    Munandar (2009) bahwa kreativitas
    didapatkan dari pengalaman mengekspresikan
    dan mengaktualisasikan indentitas individu
    dalam bentuk terpadu yang hubungannya
    dengan diri sendiri, alam dan orang lain.
    Pembelajaran berbasis proyek ini lebih
    memberikan pengalaman kepada siswa dalam menyusun perancangan proyek, menyusun bahan/alat dan jadwal yang akan dilaksanakan dan bagaimana siswa dapat menggambarkan proyek yang dihasilkan dalam berbagai bentuk yang berbeda seperti grafik, laporan atau video.

    BalasHapus
  3. Saya setuju dengan pendapat teman2 di atas dimana model PJBL cocok jika disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif.
    Berpikir kreatif, atau seringkali disebut juga dengan creative thinking, berusaha melihat sesuatu dari kacamata dan perspektif yang berbeda. Dengan berpikir kreatif, untuk menangkap kesempatan-kesempatan yang tidak biasa untuk mendapatkan inovasi inovasi ide yang di kembangkan siswa dengan proyek yang diberikan guru dalam model PJBL ini .

    BalasHapus
  4. Secara keseluruhan inovasi model PjBL kk nelly sudah baik dan cocok untuk memunculkan dan mengasah kemampuan siswa dalam berpikir kreatif. Hanya saja disini pada bagian orientasi masalah. Sebaiknya guru menyajikan fenomena fenomena alam yg nyata dan cakupanny luas dan umum sehingga siswa mengeluarkam berbagai pertanyaan terbuka dam jawaban yg mengarah pada suatu masalah yg sudah di tetapkan.

    BalasHapus
  5. menurut saya model pjbl yang diinovasikan oleh kak nelly dapat berpengaruh terhadap berpikir kreatif yaitu pada saat guru meminta siswa memikirkan proyek dan prosedur kerja proyek yang diharapka tsb.

    BalasHapus
  6. Menurut saya inovasi yang kak nel buat sudah cocok dengan aspek berfikir kreatif. Baik itu dari pemunculan permasalahan yg dpt membuat siswa berfikir kreatif untuk memecahkan permasalahan dan semuanya berpusat kepada siswa sehingga membuat siswa berkreatifitas sendir namun guru tetap mengarahkan dan membimbing

    BalasHapus
  7. menurut saya inovasi sintak pjbl yang kak nelly buat sudah cocok disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif karena disini guru banyak membimbing dan mengarahkan serta meminta siswa dalam melakukan kegiatan proyeknya. selain itu pada sintak juga terdapat langkah guru memberikan LKPD berisi penjabaran materi Sel Elektrokimia : sel volta dan sel galvani. Lalu dilanjutkan dengan suatu fenomena bahwa baterai dan aki mampu menyalakan lampu. pada bagian bawah materi berisi kolom Alat dan Bahan serta Metode yang dikosongkan bertujuan agar siswa dapat berpikir sendiri dan berdiskusi bersama kelompoknya untuk mengisi kolom tersebut, disini siswa akan terpancing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya dalam mengisi LKPD tersebut dengan berdiskusi dengan kelompoknya.

    BalasHapus
  8. Menurut saya sampai saat ini masih cocok jika model PjBL dengan kemampuan berpikir kreatif jika disandingkan, karena memang dalam proses mengerjakan proyek dibutuhkan proses berpikir kreatif siswq bagaimana hasil yang akan dibentuk, waktu yangvdibutuhkan agar cukup dan kreasi2 apa yang bisa diterapkan agar dalam waktu singakat bisa segera selesai begitu misalnya

    BalasHapus
  9. menurut pendapat saya, inovasi sintaks yang dibuat sudah ckup baik dan menunjukkan indikator berfikir kreatif. proyek yang dibuat siswa sudah jelas. alangkah lebih baik jika bahan yang digunakan anak divariasikan. kemudian siswa mempresentasikan hasil yang didapat dan diadakan tanya jawab.

    BalasHapus
  10. Menurut saya inovasi yang kak nelly buat sudah bagus, secara teori definisi berpikir kreatif itu sendiri adalah kecerdasan yang berkembang dalam diri individu, dalam bentuk sikap, kebiasaan, dan tindakan dalam melahirkan sesuatu yang baru dan orisinal untuk memecahkan masalah. sedangkan pada model pjbl itu sendiri siswa dituntut unutk berinvestigasi dan menentukan suatu pemecahan masalah yang dihadapi. dan jika dilihat dari inovasi yang dibuat pada tahap inovasi yang dibuat "mendesain perencanaan proyek" Guru mengarahkan siswa untuk merancang membuat sebuah proyek dan bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan yang telah dikemukakan, nah disini sudah terlihat dampak berpikir kreatif nya yaitu Siswa menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan (berpikir lancar) dan Siswa menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam (berpikir luwes)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Blog 5

Materi 3

Materi Blog 4