Materi Blog 1 :
DESAIN
PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
Kurikulum
2013 menitikberatkan pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ketiga komponen tersebut secara eksplisit dinyatakan dalam kompetensi inti yang
harus dimiliki siswa. Kurikulum 2013 juga mengatur kegiatan pembelajaran yang
mengutamakan pendekatan scientific (ilmiah) yaitu mengamati, menanya, melatih,
mencoba, menalar, dan meng-komunikasikan. Perubahan yang mendasar itu juga
berdampak pada sistem penilaian yang lebih mengarah ke penilaian otentik.
Dalam
Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Berdasarkan Permendikbud tersebut dijelaskan, bahwa penilaian terdiri atas: tes
tulis, tes lisan, praktek dan kinerja (unjuk kerja/ performance), observasi
selama kegiatan pembelajaran dan di luar pembelajaran, serta penugasan
(terstruktur dan tugas mandiri tak terstruktur). Penilaian otentik sebagai
bentuk penilaian yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya, dapat
menggunakan berbagai cara atau bentuk. Kunandar menyatakan, bahwa penilaian
otentik antara lain melalui penilaian proyek atau kegiatan siswa, penggunaan
portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan tertulis, ceklis dan petunjuk
observasi. Tujuan penilaian otentik adalah untuk mengukur berbagai keterampilan
dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata, di mana
keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Penilaian otentik juga dapat
digunakan untuk menjamin informasi yang sebenar-benarnya tentang kemampuan atau
kompetensi peserta didik.
1.
Pengertian Penilaian Otentik
Penilaian
otentik adalah melaksanakan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai macam
cara yang berhubungan dengan tugas guru yakni menilai sejauhmana keberhasilan
pembelajaran. "Newman dan Wehlage dalam Peter Rennert-Ariev dan Loyola
College mengatakan, bahwa “who claim that assesments help studens create
discourse, products, and performance, that have value or meaning beyond success
in school”.Penilaian otentik dapat membantu peserta didik membuat wacana,
produk, dan pertunjukan yang memiliki nilai atau makna melampui kesuksesan di
sekolah.
2.
Prinsip-prinsip Penilaian Otentik
Sebagai
bagian dari kurikulum 2013, penilaian otentik sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor dan komponen yang ada di dalamnya.namun disini guru mempunyai posisi
yang sentral dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam pembelajaran.
Untuk itu penilaian otentik harus memperhatikan beberapa prinsip-prinsip
diantaranya adalah: a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur. b. Objektif, berarti penilaian didasarkan
pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya,
adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. d. Terpadu, berarti penilaian
merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran. e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihakpihak yang
berkepentingan. f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.g. Sistematis,
berarti penilaian dilakukan secara terencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku. h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada
ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. i. Akuntabel, berarti penilaian
dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
3.
Model Penilaian Otentik
Banyak
tugas dan kegiatan penilaian pembelajaran yang dapat dikelompokkan ke dalam
penilaian otentik selama tugas tersebut sesuai dengan hakikat penilaian
otentik. O'Malley dan Pierce menyebutkan beberapa model penilaian otentik,
antara lain wawancara lisan, menceritakan kembali teks, menulis sampel, proyek
dan pameran, eksperimen atau demonstrasi, constructed-response items,
pengamatan guru, dan portofolio Sementara itu, model penilaian otentik yang
disebutkan oleh Nurgiyantoro antara lain penilaian kinerja, wawancara lisan,
pertanyaan terbuka, menceritakan kembali teks atau cerita, portofolio, dan
proyek. Model penilaian otentik juga disebutkan oleh Kemendikbud, antara lain
penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan penilaian
tertulis.
4.
Ruang Lingkup Penilaian Otentik
Permendikbud
Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah bahwa ruang lingkup dalam penilaian
otentik mencakup kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan.
5.
Teknik dan Instrumen Penilaian Otentik
Teknik
dan instrumen penilaian otentik untuk menilai kemajuan belajar siswa yang
meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
a. Penilaian
Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Berdasarkan
Salinan Lampiran Permendikbud Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, bahwa ada
beberapa cara yang yang dapat digunakan untuk menilai sikap spiritual dan sikap
sosial siswa, yaitu observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman.
Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah lembar observasi atau jurnal.
Hasil observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu semester oleh guru
kimia, guru BK, dan wali kelas Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri
berupa lembar penilaian diri yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan
tidak bermakna ganda, dengan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik,
dan menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta didik. Instrumen yang
digunakan untuk penilaian antar teman berupa lembar penilaian antar teman
menggunakan daftar cek.
a.
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati.
b.
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
c. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik
penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
antarpeserta didik.
d.
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku.
b. Penilaian
Kompetensi Pengetahuan
Berbagai
teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai karakteristik masing-masing
KD.
Pendidik
menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
a.
Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
b.
Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
c.
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
c. Penilaian
Kompetensi Keterampilan
Pendidik
menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi
rubrik.
a.
Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan
suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b.
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu.
c.
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau
kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat
berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungannya.
Disamping
itu dikenal juga penilain produk yang meliputi penilaian kemampuan peserta
didik membuat produkproduk, teknologi, dan seni. Pengembangan produk meliputi 3
tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: (1) Tahap persiapan,,
meliputi penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan
mengembangkan gagasan, dan mendesain produk; (2) Tahap pembuatan produk
(proses), meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik; (3) Tahap penilaian produk, meliputi
penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan,
misalnya berdasarkan tampilan, fungsi, dan estetika. Penilaian produk biasanya
menggunakan cara analitik atau holistik. Cara analitik, yaitu berdasarkan
aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat
pada semua tahap proses pengembangan (tahap persiapan, pembuatan produk, dan
penilaian produk). Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari
produk, biasanya dilakukan hanya pada tahap penilaian produk. Fokus penilaian
portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok
pada satu periode pembelajaran tertentu.Melalui penilaian portofolio guru Kimia
akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya,
hasil karya peserta didik dalam menyusun atau membuat laporan praktikum Kimia
selama satu semester.Atas dasar penilaian itu, pendidik dan/atau peserta didik
dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran Kimia
Instrumen penilaian harus memenuhi
persyaratan:
1) substansi yang merepresentasikan kompetensi
yang dinilai;
2) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis
sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan
3)
penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
CONTOH-CONTOH
DESAIN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
a.
Lembar Penilaian Sikap pada Kegiatan Praktikum
Mata
Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester
: X/1
Topik/Subtopik
: Larutan Elektrolit
dan Larutan Nonelektrolit / Daya Hantar Listrik Larutran
Indikator : Peserta
didik menunjukkan perilaku ilmiah disiplin, tanggung jawab,
jujur, teliti dalam merancang dan melakukan percobaan kimia
No
|
Nama Siswa
|
Disiplin
|
Tanggung jawab
|
Jujur
|
Teliti
|
Kreatif
|
Peduli
|
Jumlah Skor
|
1.
|
.....................
|
|||||||
2.
|
||||||||
......
|
-
Lembar Penilaian Sikap/Perilaku pada saat
Diskusi
Lembar Penilaian
Kegiatan Diskusi
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X / 2
Topik/Subtopik :
Larutan Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah
Indikator
:
Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, santun, toleran,
responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan
masalah dan membuat keputusan.
No
|
Nama Siswa
|
Kerja sama
|
Santun
|
Toleran
|
Responsif
|
Proaktif
|
Bijaksana
|
Jumlah Skor
|
1.
|
................
|
|||||||
2.
|
................
|
|||||||
...
|
.
Cara pengisian lembar penilaian sikap
adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan
terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:.
Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam
kegiatan
Skor 2, jika
kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan
Skor 3, jika
sering berperilaku dalam kegiatan
Skor 4, jika
selalu berperilaku dalam kegiatan
Rentang nilai: skor ≤ 60 = cukup
61 ≤ nilai < 80 = baik
81 ≤ nilai ≤ 100 = sangat baik
b. Penilaian Sikap melalui
Penilaian Diri
Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik pada setiap selesai
mempelajari satu KD atau pada ssaat telah menyelesaikan tugas
tertentu,
- Penilaian diri setelah peserta didik
selesai belajar satu KD
Penilaian
Diri
Topik:......................
|
Nama: ................
Kelas: ...................
|
Setelah mempelajari materi Larutan
Elektrolit dan Nonelektrolit, Anda dapat melakukan penilaian diri dengan cara
memberikan tanda V pada kolom yang tersedia sesuai dengan kemampuan.
No
|
Pernyataan
|
Sudah memahami
|
Belum memahami
|
1.
|
Memahami perbedaan sifat larutan
berdasarkan daya hantar
listriknya.
|
||
2.
|
Memahami perbedaan larutan
elektrolit berdasarkan kekuatannya.
|
||
3.
|
Memahami
senyawa-senyawa yang
larutannya bersifat
elektrolit.
|
- Penilaian diri setelah melaksanakan suatu
tugas.
Contoh format penilaian diri setelah peserta didik
mengerjakan Tugas
Proyek Kimia
Penilaian
Diri
Tugas:............................
|
Nama:..........................
Kelas:..............................
|
Bacalah
baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dirimu yang sebenarnya.
No
|
Pernyataan
|
YA
|
TIDAK
|
1
|
Selama
melakukan tugas kelompok saya bekerjasama dengan teman satu kelompok
|
||
2
|
Saya
mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta
|
||
3
|
Saya
melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah dirancang
|
||
4
|
Saya membuat
tugas terlebih dahulu dengan membaca literatur yang mendukung tugas
|
||
5
|
……………………………………….
|
Dari penilaian diri ini Anda dapat memberi
skor misalnya YA=2, Tidak =1 dan membuat rekapitulasi bagi semua peserta didik.
Penilaian diri, selain sebagai penilaian sikap jujur juga dapat diberikan untuk
mengukur pencapaian kompetensi pengetahuan, misalnya peserta didik diminta
mengerjakan soal-soal sebelum ulangan akhir bab dilakukan dan mencocokan dengan
kunci jawaban yang tersedia pada buku siswa. Berdasarkan hasilnya, diharapkan
peserta didik akan belajar kembali pada topik-topik yang belum mereka kuasai. Untuk melihat hasil penilaian diri peserta
didik, guru dapat membuat format rekapitulasi penilaian diri peserta didik
dalam satu kelas.
Contoh.
REKAPITULASI
PENILAIAN DIRI PESERTA DIDIK
Mata
Pelajaran:...........................................
Topik/Materi:..............................................
Kelas:..........................................................
No
|
Nama
|
Skor Pernyataan Penilaian Diri
|
Jumlah
|
Nilai
|
||||
1
|
2
|
3
|
.....
|
.....
|
||||
1
|
Afgan
|
2
|
1
|
2
|
.....
|
.....
|
||
2
|
Aliva
|
2
|
2
|
1
|
.....
|
....
|
||
3
|
.............
|
|||||||
.......
|
Nilai peserta didik dapat menggunakan
rumus:
c. Penilaian Sikap melalui Penilaian antar Peserta Didik
Penilaian sikap pada Kurikulum 2013 juga dapat diperoleh dari
Penilaian Antar Peserta Didik. Penilaian ini merupakan teknik penilaian dengan
cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik dalam bentuk daftar cek dan skala
penilaian. Kalimat pernyataan dirumuskan secara sederhana, namun
jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda
dan penilaian dapat dilakukan oleh peserta didik
Penilaian antar Peserta didik
Mata
Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester
: X / 2
Topik/Subtopik
:
...................................
Indikator
: Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama,
santun, toleran, responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Format
Penilaian
Penilaian antar Peserta Didik
Topik/Subtopik:
........................................
Tanggal Penilaian:
.....................................
|
Nama Teman yang dinilai:
........................
Nama
Penilai:............................................
|
- Amati
perilaku temanmu dengan cermat selamat mengikuti pembelajaran Kimia
- Berikan
tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatannu.
- Serahkan
hasil pengamatanmu kepada gurumu
No
|
Perilaku
|
Dilakukan/muncul
|
|
YA
|
TIDAK
|
||
1.
|
Mau menerima pendapat teman
|
||
2.
|
Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
|
||
3.
|
Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan
|
||
4.
|
Mau bekerjasama dengan semua teman
|
||
5.
|
......................................
|
Pengolahan Penilaian:
1. Perilaku/sikap pada instrumen di
atas ada yang positif (no 1. 2dan 4) dan ada yang negatif (no 2)
Pemberian skor untuk perlaku positif = 2, Tidak = 1. Untuk yang negatif
Ya = 1 dan Tidak = 2
2. Selanjutnya guru
dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian menggunakan format berikut.
No
|
Nama
|
Skor Perilaku
|
Jumlah
|
Nilai
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
1
|
…….
|
|||||||
2
|
Ami
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
9
|
|
3
|
Nilai peserta didik dapat menggunakan
rumus:
d. Penilaian Sikap melalui Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam
dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian peserta
didik terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria jurnal:
- Mengukur capaian kompetensi sikap yang
penting.
- Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
- Menggunakan format yang sederhana dan mudah
diisi/digunakan.
- Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap
peserta didik secara kronologis.
- Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan
yang sistematis, jelas dan komunikatif.
- Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan
terhadap tampilan sikap peserta didik
- Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan
dan kekuatan peserta didik.
Kelebihan yang ada pada jurnal adalah
peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli
dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih
tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang
dimiliki rendah dan menuntut waktu yang
banyak.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat jurnal adalah:
1) Catatan atas pengamatan
guru harus objektif
2) Pengamatan dilaksanakan
secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian/peristiwa yang
berkaitan dengan Kompetensi Inti.
3) Pencatatan segera
dilakukan (jangan ditunda-tunda)
4) Setiap peserta didik
memiliki Jurnal yang berbeda ( Kartu Jurnal yang berbeda)
Pedoman umum penskoran jurnal:
1) Penskoran pada jurnal
dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert. Sebagai contoh skala 1 sampai
dengan 4.
2) Setiap aspek
yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta didik diberi skor 1,
sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0.
3) Jumlahkan skor pada
masing-masing aspek,skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian
direratakan
4) Nilai Sangat Baik (SB), Baik
(B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara menghitung rata-rata skor
dan membandingkan dengan kriteria penilaian
CONTOH JURNAL
Nama Peserta Didik: …………...........................................……..
Kelas:
.....................................................................................
Aspek yang diamati: ………...........................................………..
NO
|
HARI/TANGGAL
|
KEJADIAN
|
KETERANGAN/
TINDAK LANJUT
|
1.
|
|||
...
|
Penilaian Pengetahuan
Contoh Soal Uraian
Indikator
: Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan
berdasarkan daya
Soal
:
Kalian dengan teman-temanmu akan menyelidiki kekuatan sifat
larutan elketrolit, coba jawablah pertanyaan berikut
a. Gambarkan rancangan alat berikut keterangannya
b. Tentukan variable maniplasi, respon dan
kontrol yang harus diperhatikan pada percobaan tersebut
c. Uraikan langkah kegiatan untuk mendapatkan
hasil yang akurat.
Contoh Pedoman Penskoran
No
|
Jawaban
|
Skor
|
a.
|
- Gambar rangkaian alat uji elektrolit benar, keterangan
lengkap dan menarik
- Gambar rangkaian alat uji elektrolit benar, keterangan
lengkap dan kurang menarik
- Gambar rangkaian alat uji elektrolit benar, keterangan
kurang lengkap dan menarik
|
30
20
10
|
b.
|
- Variabel manipulasi, respon dan kontrol
benar
- Hanya dua variable yang tepat
- Hanya satu variable yang benar
|
30
20
10
|
c.
|
- Uraian sistematis dan benar
- Uraian kurang sistematis dan benar
|
20
10
|
Skor maksimal
|
80
|
Demikianlah beberapa contoh desain
penilaian autentik dalam pembelajaran kimia. Dari uraian di atas ada beberapa
hal yang perlu dibahas, yaitu :
1.
Apakah dalam setiap pertemuan/tatap
muka kita diwajibkan melakukan ketiga aspek penilaian (sikap, pengetahuan dan
keterampilan) ?
2.
Apakah penilaian antar teman dan
penilaian diri sendiri merupakan sesuatu yang esensial dalam proses
pembelajaran?
3.
Bagaimana pendapat anda tentang
contoh-contoh desain penilaian autentik yang saya berikan?
Menjawab permasalahn kedua, menurut saya penilaian antar teman dan penilaian diri sendiri merupakan suatu yang essensial dalam proses pembelajaran. Karena selain guru langsung mengobservasi secara langsung, pastinya guru sulit untuk merekam seluruh aktivitas siswa. Sehingga yang mengetahui diri siswa itu sendiri adalah siswa dan lingkungan sekitarnya. Jadi mereka bisa lebih intens dalam menilai.
BalasHapussaya sependapat dengan fanny, bahwa salah satu cara yang bia digunakan guru dalam melakukan penilaian otentik bisa dengan penilaian diri dan penilaian antar teman. hasil dari kedua penilaina ini bisa salng dikroscek sehingga akan kecil kemungkinan kesubjektifan hasilnya. selain itu juga untk memperkuat objektivitas penilaian siswa bisa diberikan penilaian tambahan berupa tes tertulis.
Hapussaya setuju dengan pendapat fannya dan kk rini, pada dasarnya Penilaian sikap pada Kurikulum 2013 juga dapat diperoleh dari Penilaian Antar Peserta Didik. Penilaian ini merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik dalam bentuk daftar cek dan skala penilaian. Kalimat pernyataan dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda dan penilaian dapat dilakukan oleh peserta didik. dan Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik pada setiap selesai mempelajari satu KD atau pada ssaat telah menyelesaikan tugas tertentu,
HapusApakah penilaian antar teman dan penilaian diri sendiri merupakan sesuatu yang esensial dalam proses pembelajaran?
BalasHapusMenurut saya iya esensial, karna pada penilaian diri memiliki beberapa manfaat. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal. sedangkan pada penilaian antar teman dapat melatih peserta didik menjadi pembelajar yang baik, karna penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar.
saya sependapat dengan rini bahwasannya penilaian antar teman dan penilaian diri sendiri merupakan suatu yang essensial dalam proses pembelajaran.
Hapusmenjawab pertanyaan pertama, Dimana penilaian otentik ini harus dilakukan dalam setiap materi karena penilaian otentik ini dapat membantu peserta didik membuat wacana, produk, dan pertunjukan yang memiliki nilai atau makna melampui kesuksesan di sekolah. artinya semua aspek baik itu sikap, pengetahuan, dan keterampilan harus dinilai. dalam menilai keterampilan siswa tidak hanya dilakukan saat melaksanakan eksperimen/praktikum tetapi juga dapat dinilai saat mempelajari materi yang bersifat teoritis seperti terampil dalam berargumentasi, terampil dalam menghitung data,dll.
BalasHapusuntuk pertaanyaan kedua ya essensial dimana dalam penilaian diri sendiri siswa dapat melakukan introspeksi diri terhadap topik-topik yang belum mereka pahami sehingga memunculkan minat untuk belajar yang lebih lagi dan juga penilaian antar peserta didik dimaksudkan agar siswa dapat menerima berbagai pendapat orang lain yang harus mereka perbaiki untuk menjadi pembelajar yang lebih baik.
untuk pertanyaan ketiga menurut saya sudah cukup baik karena telah memuat ketiga aspek penilaian autentik
Saya sependapat dengan saudara rina, setiap pertemuan/tatap muka kita diwajibkan melakukan ketiga aspek penilaian (sikap, pengetahuan dan keterampilan) agar peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Hapusmenurut saya untuk menjawab pertanyaan pertama tentang apakah setiap pertemuan/tatap muka kita diwajibkan melakukan ketiga aspek penilaian (sikap, pengetahuan dan keterampilan), ya tentu karena menurut saya dalam suatu proses pembelajaran peserta didik akan melakukan ketiga aspek kemampuan tersebut maka haruslah dilakukan penilaiannya
HapusSaya sependapat dengan teman-teman diatas tentang jawab pertanyaan pertama tentang apakah setiap pertemuan/tatap muka kita diwajibkan melakukan ketiga aspek penilaian (sikap, pengetahuan dan keterampilan), untuk penilaian otentik ini seharusnya memang kita harus menilai di setiap pertemuan, contohnya saja keterampilan siswa seperti bertanya, berpendapat dan lainnya perlu kita nilai.
HapusYa mnurut saya dalam penilaian otentik harus menilai 3 aspek tersebut dalam setiap materi. Karena kurikulum skarang sudah menuntut siswa memiliki 3 aspek pengetahuan yaitu kognitif afektif dan paikomotor. Jadi tidak bisa hanya salah satu saja.
BalasHapusmenjawab permasalahan yang pertama, Apakah dalam setiap pertemuan/tatap muka kita diwajibkan melakukan ketiga aspek penilaian (sikap, pengetahuan dan keterampilan) ? menurut saya iya karena tuntutan dari K13 itu sendiri. dalam artikel kak nelly juga sudah jelas menyebutkan bahwa Kurikulum 2013 menitikberatkan pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga komponen tersebut secara eksplisit dinyatakan dalam kompetensi inti yang harus dimiliki siswa.jika harus dimiliki siswa artinya harus juga dilakukan penilaian dari ketiga aspek tersebut.
BalasHapusSaya sependapat dengan kak melda, mengenai "Apakah dalam setiap pertemuan/tatap muka kita diwajibkan melakukan ketiga aspek penilaian (sikap, pengetahuan dan keterampilan) ?"
HapusIya perlu dilakukan penilain, sesuai Dalam Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Berdasarkan Permendikbud tersebut dijelaskan, bahwa penilaian terdiri atas: tes tulis, tes lisan, praktek dan kinerja (unjuk kerja/ performance), observasi selama kegiatan pembelajaran dan di luar pembelajaran, serta penugasan (terstruktur dan tugas mandiri tak terstruktur).
Apakah dalam setiap pertemuan/tatap muka kita diwajibkan melakukan ketiga aspek penilaian (sikap, pengetahuan dan keterampilan) ?
BalasHapusmenurut saya ketiganya perlu dilakukan. hal ini dilaksanakan sesuai pula dengan permendikbud. namun dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik materi yang diajarkan pada saat itu. tentu didalam pembelajaran siswa melaksanakan ketiga komponen itu. disesuiakan juga dengan karakter materi.