Materi Blog 2
PENILAIAN
KETERAMPILAN DASAR LABORATORIUM
DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
Laboratorium merupakan suatu tempat
dilakukannya percobaan dan penelitian. Tempat ini dapat merupakan ruangan
tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Laboratorium adalah suatu ruangan yang
tertutup di mana percobaan eksperimen dan penelitian dilakukan (Depdikbud :
1995, 2003).
Laboratorium adalah tempat belajar
mengajar melalui metode pratikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar di
mana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi
gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.
laboratorium adalah suatu tempat
yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan
dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan
suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.
Keterampilan Dasar Dalam
Laboratorium
A. Keterampilan sebelum bekerja
1. Mengenal Bahan
Bahan kimia dapat dikenali melalui
sifat dan wujudnya. Sifat bahan kimia berupa asam, basa dan bentuk garam. Wujud
bahan kimia dapat berbentuk padatan, cairan, dan gas. Bahan juga dapat dikenali
dengan menggunakan indera misalnya tembaga sulfat bentuk kristal warna biru,
iodium bentuk kristal berwarna coklat ungu. Sebelum mengenali bahan sebaiknya
dikenali dahulu sifatnya dengan melihat simbol bahaya yang tercantum pada
label.
2. Pemberian Label dan Penyimpanan Bahan
Kimia
Pemberian label terhadap jenis –
jenis bahan kimia diperlukan untuk dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat
bahaya dari suatu bahan kimia. Pengenalan dengan label ini amat penting dalam penanganannya,
transportasi dan penyimpanan bahan-bahan atau pergudangan. Cara penyimpanan
bahan-bahan kimia memerlukan pengetahuan dasar akan sifat bahaya serta
kemungkinan interaksi antara bahan serta kondisi yang mempengaruhinya.
3. Dalam sebuah praktikum, praktikum
diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat
laboratorium. Alat-alat dilaboratorium dapat dibagi berdasarkan jenis bahan
pembuatnya atau berdasarkan fungsinya.
4. Sebelum melakukan praktikum, hendaknya
memeriksa alat-alat yang akan digunakan. Untuk alat-alat dalam penggunaannya
memerlukan ketelitian dan kehati-hatian.
5. Kebersihan meja praktikum serta penataan
alat dan zat-zat kimia harus tertata dengan baik. Dengan kerapihan dan penataan
meja praktikum beserta alat dan zat-zat kimia akan mengecilkan kemungkinan
mencampur adukan sample, salah menambahkan zat kimia, menumpahkan larutan dan
memecahkan alat gelas.
B. Keterampilan saat bekerja
1. Penyediaan atau Penyiapan Bahan
Setiap akan mengambil bahan kimia,
baca terlebih dahulu labelnya dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan.
Pegang botol dengan baik, yaitu dengan label yang melekat pada botol ada di
bawah telapak tangan. Dengan cara ini tidak akan ada bahan yang menetes atau
menempel pada label sehingga label tetap utuh.
2. Cara Mengambil dan Menuangkan Bahan Padat
# Pegang botol bahan dengan label di
bawah telapak tangan.
# Miringkan botol sehingga sedikit bahan
masuk ke dalam tutup botol, kemudian keluarkan
tutup botol dengan hati-hati.
# Ketuk-ketuk tutup botol dengan
telunjuk atau batang pengaduk sehingga bahan pada tutup jatuh
pada tempat yang
diinginkan.
3. Cara Mengambil dan Menuangkan Bahan Cair
# Baca label bahan pada botol dengan
teliti.
# Pegang botol sedemikian rupa sehingga
label botol terletak pada telapak tangan agar tidak terjadi
penetesan bahan ke
label.
# Basahi tutup botol dengan bahan di
dalam botol dengan cara botol dimiringkan untuk memudahkan
melepas tutup botol
# Jika akan menuangkan, buka botol dan
jepit tutup botol diantara jari.
# Tuangkan bahan cair dengan bantuan
batang pengaduk
4. Memanaskan
Proses pemanasan dan penguapan bahan
memerlukan ketrampilan khusus untuk keselamatan bekerja. Pengetahuan bahan
kimia sangat diperlukan, misalnya jangan sekali-kali memanaskan atau menguapkan
bahan yang mudah terbakar di atas nyala api langsung. Gunakan penangas air atau
penangas uap. Untuk memanaskan bahan cair di dalam tabung reaksi, lakukan
seperti berikut.
- Nyalakan bunsen atau pemanas lain dengan baik.
- Jepit tabung reaksi berisi cairan yang akan dibakar dengan penjepit.
- Panaskan tabung reaksi di atas nyala api.
- Hadapkan tabung ke arah yang berlawanan dengan muka kita. Pemanasan dimulai dari bagian permukaan cairan bukan dari dasar tabung. Jangan lupa menggerakkan tabung reaksi selama pemanasan agar pemanasan tidak berlangsung hanya pada satu bagian saja.
- Untuk memanaskan bahan cair yang cukup banyak, lakukan dengan menempatkan bahan cair tersebut dalam gelas beaker dan dipanaskan di atas pemanas bunsen.
5. Jika ingin memindahkan bahan kimia :
- Membaca label bahan kimia (minimal 2 kali)
- Memindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan
- Tidak menggunakan secara berlebihan
- Jika ada sisa, jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi
- Menggunakan alat yang tidak bersifat korosif untuk memindahkan bahan kimia padat
- Untuk bahan kimia cair, pindahkan secara hati-hati agar tidak tumpah
6. Dilarang makan, minum, merokok, menyimpan
makanan atau memakai kosmetik dalam ruang Laboratorium Terpadu oleh karena
beberapa bahan kimia/bahan biologis yang digunakan bersifat racun dan berbahaya
bagi kesehatan, potensi penumpahan yang akan merusak alat atau menyebabkan
kontaminasi ruangan pula harus dicegahkan.
7. Mahasiswa/peneliti wajib menggunakan jas
praktikum dan alas kaki. Sepatu harus tertutup dan rambut harus ringkas dan
tidak boleh tergerai.
C. Keterampilan setelah bekerja
- Cuci segera tangan atau anggota badan
yang kontak atau terpecik darah. Cuci dengan cermat dan menggunakan sabun.
- Buang bahan yang mengandung darah dalam
wadah plastik tertutup. Glassware dan alat lain yang kena darah harus direndam
dalam larutan natrium hipoklorit 0,5% selama 30 menit. Kemudian alat tsb bisa
dicuci dengan sabun.
- Bersihkan meja laboratorium dengan
larutan natrium hipoklorit 0,5%. Tinggalkan meja kerja dalam keadaan bersih.
- Penanganan terhadap bahan kimia :
- Menghindari kontak langsung dengan bahan kimia
- Menghindari untuk mencium langsung uap bahan kimia
- Menggunakan sarung tangan
- Jika terkena bahan kimia :
- Bersikap tenang dan jangan p anik
- Meminta bantuan teman yang ada di dekat Anda
- Membersihkan bagian yang mengalami kontak langsung (dicuci dengan air bersih)
- Jangan menggaruk kulit yang terkena bahan kimia
- Menuju ke tempat yang cukup oksigen
- Menghubungi paramedis secepatnya
- Masalah penanganan limbah bahan kimia :
- Limbah berupa zat organik harus dibuang terpisah agar dapat didaur ulang
- Limbah cair yang tidak berbahaya dapat langsung dibuang tetapi harus diencerkan dulu dengan menggunakan air secukupnya
- Limbah cair yang tidak larut dalam air dan limbah beracun harus dikumpulkan dalam botol penampung dan diberi label
- Limbah padat harus dibuang terpisah karena dapat menyumbat saluran air
- Sabun, deterjen dan cairan yang tidak berbahaya dalam air dapat langsung dibuang melalui saluran air kotor dan dibilas dengan air secukupnya
- Gunakan zat / bahan kimia secukupnya
Penilaian kinerja (performance
assessment) secara sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian terhadap
kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Menurut
para ahli penilaian kinerja merupakan penilaian terhadap perolehan, penerapan
pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses
maupun produk. Penilaian tersebut mengacu pada standar tertentu.
Standar diperlukan dalam penilaian
kinerja untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya siswa ketahui
dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan. Standar tersebut dikenal dengan
istilah rubrik. Rubrik dapat dinyatakan sebagai panduan pemberian skor yang
menunjukkan sejumlah kriteria performance pada proses atau hasil yang
diharapkan. Rubrik terdiri atas gradasi mutu kinerja siswa mulai dari kinerja
yang paling buruk hingga kinerja yang paling baik disertai dengan skor untuk
setiap gradasi mutu tersebut. Dengan mengacu pada rubrik inilah guru memberikan
nilai terhadap kinerja siswa.
Penilaian kinerja dapat menilai
pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Penilaian kinerja memungkinkan
siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Hal tersebut didasarkan pada
pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara “mengetahui bagaimana melakukan
sesuatu”‘ dengan mampu secara nyata melakukan hal tersebut”. Seorang siswa yang
mengetahui cara menggunakan mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan
mikroskop tersebut dengan baik. Tujuan sekolah pada hakekatnya adalah membekali
siswa dengan kemampuan nyata (the real world situation). Dengan demikian
penilaian kinerja sangat penting artinya untuk memantau ketercapaian tujuan
tersebut.
Penilaian kinerja dapat
menliai proses dan produk pembelajaran. Pada pembelajaran kimia, penilaian
kinerja lebih menekankan proses apabila dibandingkan dengan hasil. Penilaian
proses secara langsung tentu lebih baik karena dapat memantau kemampuan siswa
secara otentik. Namun seringkali penilaian proses secara langsung tersebut
tidak dimungkinkan karena pengerjaan tugas siswa memerlukan waktu lama sehingga
siswa harus mengerjakannya di luar jam pelajaran sekolah. Untuk mengatasi hal
tersebut, penilaian terhadap proses dan usaha siswa dapat dilakukan terhadap
produk. Misalnya untuk menilai kemampuan siswa membuat koloid maka guru kimia
dapat melihat hasil produk koloid siswa. Melalui produk tersebut dapat dilihat
kemampuan siswa dalam melakukan tahapan pembuatan koloid dan usahanya. Usaha
dan kemajuan belajar mendapatkan penghargaan dalam penilaian kinerja. Hal
tersebut menyebabkan penilaian kinerja memiliki keunggulan untuk pembelajaran
kimia bila dibandingkan dengan tes tradisional yang berorientasi pada
pencapaian hasil belajar.
Terdapat 5 aspek yang dinilai,
yaitu:
1. Teknik dasar kerja laboratorium
Berupa penggunaan alat, pemahaman
sifat zat, pencucian dan pembuatan larutan, penanganan limbah, pemeliharaan alat dan bahan.
Dapat dinilai dengan cara observasi
menggunakan skala beda semantik
contoh:
sangat kompeten tidak kompeten
3 2 1 0 1 2 3
2. Perhitungan
Dari data pengamatan dan laporan
yang dikerjakan. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut
teliti tidak teliti
3 2 1
0 1 2 3
3. Intrepretasi data
Data yang diperoleh harus akurat dan
reliabilitas, oleh karena itu untuk memperolehnya dapat menggunakan berbagai
alat ukur.
contoh pada penentuan sifat asam
basa suatu zat dapat diuji dengan berbagai alat uji, misal indikator alami,
kertas lakmus, indikator universal, pH meter.
Penilaian dengan menggunakan skala
sebagai berikut
lengkap tidak lengkap
3 2 1 0 1 2 3
4. Perakitan Alat
Dalam melakukan praktikum, siswa
harus mampu merakit alat percobaan sehingga dapat digunakan dalam praktikum.
Penilaian menggunakan skala sebagai
berikut
tepat tidak
tepat
3 2 1 0 1 2 3
5. Referensi Ilmiah
Setelah melakukan praktikum dan
memperoleh data pengamatan, hasil percobaan dibahas dan dihubungkan dengan
konsep yang mendukung data pengamatan. Diperlukan beberapa referensi ilmiah dalam mengerjakan
laporan praktikum.
Penilaian menggunakan skala sebagai
berikut
relevan tidak
relevan
3 2 1 0 1 2 3
Dari uraian di atas ada beberapa hal
yang perlu dibahas, yaitu :
1. Telah disebutkan bahwa Penilaian
kinerja dapat menliai proses dan produk pembelajaran. Pada pembelajaran kimia,
penilaian kinerja lebih menekankan proses apabila dibandingkan dengan hasil.
Penilaian proses secara langsung tentu lebih baik karena dapat memantau
kemampuan siswa secara otentik. Bagaimana pendapat anda tentang hal ini ?
2. Bagaimana penilaian keterampilan
dasar laboratorium dilaksanakan pada sekolah-sekolah yang sarana
laboratoriumnya tidak lengkap atau bahkan tidak memiliki laboratorium sama
sekali ?
saya setuju dengan pendapat ini bahwa Penilaian kinerja dapat menilai proses dan produk pembelajaran. Pada pembelajaran kimia, penilaian kinerja lebih menekankan proses apabila dibandingkan dengan hasil. Penilaian proses secara langsung tentu lebih baik karena dapat memantau kemampuan siswa secara otentik. karena kinerja siswa yang bagus akan melakukan proses yang bagus dan akan mendapat kan hasil yang bagus. karena jika hanya menilai hasil saja belumtentu kinerja dan prosesnya bagus.
BalasHapusMenurut sya Bagaimana penilaian keterampilan dasar laboratorium dilaksanakan pada sekolah-sekolah yang sarana laboratoriumnya tidak lengkap atau bahkan tidak memiliki laboratorium sama sekali ?
BalasHapusPenilaian dilakukan sesuai dengan proses pembelajaran yg dilakukan, karna penilaian yg otentik adalah penilaian yg sesuai dengan apa yg ingin dilihat dan sesuai dengan faktanya seperti apa. Penilaian yg diberikan sesuai atau menggunakan instrumen yg tepat pula.
sependapat dengan pernyataan kak nelly, Penilaian kinerja dapat menliai proses dan produk pembelajaran. Pada pembelajaran kimia, penilaian kinerja lebih menekankan proses apabila dibandingkan dengan hasil. Penilaian proses secara langsung tentu lebih baik karena dapat memantau kemampuan siswa secara otentik. Namun seringkali penilaian proses secara langsung tersebut tidak dimungkinkan karena pengerjaan tugas siswa memerlukan waktu lama sehingga siswa harus mengerjakannya di luar jam pelajaran sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, penilaian terhadap proses dan usaha siswa dapat dilakukan terhadap produk. Misalnya untuk menilai kemampuan siswa membuat koloid maka guru kimia dapat melihat hasil produk koloid siswa. Melalui produk tersebut dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tahapan pembuatan koloid dan usahanya. Usaha dan kemajuan belajar mendapatkan penghargaan dalam penilaian kinerja. Hal tersebut menyebabkan penilaian kinerja memiliki keunggulan untuk pembelajaran kimia bila dibandingkan dengan tes tradisional yang berorientasi pada pencapaian hasil belajar
BalasHapusmencoba menjawab pertanyaan bagaimana penilaian keterampilan dasar laboratorium dilaksanakan pada sekolah-sekolah yang sarana laboratoriumnya tidak lengkap atau bahkan tidak memiliki laboratorium sama sekali ?
BalasHapusmenurut saya disini lah guru dituntut untuk dapat kreatif membuat penilaain otentik yang dapat digunakan, misalnya karena memang sama sekali tidak memiliki laboratorium, percobaan dapat dilakukan dikelas dengan praktikum yang sedehana dan tidak terlalu berbehaya, atau dengan mampilkan video praktikum kemudian bersama siswa membahas video tersebut dan membuahthasil ppengamatannya msaing-masing. atau bisa juga meminta siswa memperaktekkan dengan menggunakan alat2 pengganti untuk memperaktekkan langkah2 percobaan yang harus dilakuaknnya dan selanjutnya gurupun melaksanksn penilaian dengan menyesuaikan keadaan yang ada tersebut
Menjawab permasalahan pertama, saya menganggap penilaian proses secara langsung yang kak nelly sebutkan melalui lembar observasi. Apabila demikian, saya merasa itu belum tentu lebih baik. Karena terkadang ada peserta didik yang pintar secara konseptual namun kurang dari segi praktikal (dalam artian tipe pemalu sehingga sulit untuk mengekspresikan diri). Sehingga menurut saya alangkah seimbangnya apabila penilaian secara langsung seperti lembar observasi juga dibarengi dengan penilaian tes. Penilaian tes menurut saya termasuk dapat menilai keterampilan siswa. Karena apabila dia mengetahui konsep otomatis dia mampu mengerjakan praktik. Tapi beda halnya dengan siswa pemalu, dia mampu tapi dia malu.
BalasHapussaya sependapat dengan fanny dengan penilaian proses secara langsung melalui lembar observasi belum tentu lebih baik karena terlebih dulu kita harus melihat karakteristik siswa ada yang pendiam, pemalu hanya mengeskpresikan ide lewat tulisan. maka dari itu ditambah dengan penilaian tes
Hapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan kak nelly, Bagaimana penilaian keterampilan dasar laboratorium dilaksanakan pada sekolah-sekolah yang sarana laboratoriumnya tidak lengkap atau bahkan tidak memiliki laboratorium sama sekali ?
BalasHapusmenurut saya keterbatasan alat dan bahan yang ada disekolah dapat disiasati dengan melakukan praktikum yang lebih sederhana dan dengan alat dan bahan yang lebih ramah lingkungan (bahan yang sering dijumpai yang berasal dar tumbuhan) misalnya. dengan demikian guru dituntut intuk kreatif dan inovatif dalam menyiasati keterbatasan sarana dan prasarana sehingga siswa tetap bisa mengasah keterampilan dasarnya bekerja di laboratorium, atau bisa juga dengan demostrasi atau mengumpulkan video praktikum, maupum melalui virtual lab.
saya setuju dengan kk rini, karena padasarnya saat guru membuat rpp maka disitu sisi kreatif guru diuji bagaimana menyampaikan materi yang harus diujicobakan dengan kondisi yang demikian
HapusBagaimana penilaian keterampilan dasar laboratorium dilaksanakan pada sekolah-sekolah yang sarana laboratoriumnya tidak lengkap atau bahkan tidak memiliki laboratorium sama sekali ?
BalasHapusDisini dapat dilihat bagaiman guru merancang penilaian otentik untuk siswa nya
Tidak ada alasan untuk tidak melakukan praktikum, bisa dengan praktikum sederhana dengan alat dan bahan yang seadanya yang melatih guru untuk lebih kreatif dalam memberikan dan mentrnsfer ilmu nya, dan juga siswa bisa dengan menggunakan virtual lab jika tidam memadai dalam bentuk nyata.
Penilaian dasar laboratorium tidak harus di dalam lanoratorium. Namun teknik dasar siswa itu yg di niai bagaimana menggunakan alat dan bagaimana siswa mengikuti prosedur dgn benar. Jika skolah tidak punya lanoratorium bisa di gunakan berupa virtual laboratorium dan di lengkapi dengan portofolio biar nampak kemampuan siswa itu. Atau bisa dilakukan praktikum sederhana dgn menggunakan alat dan bahan yg sederhana. Yg dkat dgn kehidupan sehari hari.
BalasHapus