Materi Blog ke-7


RUBRIK PENILAIAN OTENTIK KREATIVITAS SISWA

 Hasil gambar untuk gambar berpikir kreatif
Kreativitas menurut Rhodes (dalam Munandar, 1999) dapat didefinisikan ke dalam empat jenis dimensi sebagai konsep kreativitas dengan pendekatan empat P (Four P’s Creativity), yang meliputi dimensi person, process, press dan product dimana kreativitas dalam dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut dengan kreatif, kreativitas dalam dimensi process merupakan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif, kreativitas dalam dimensi press merupakan kreativitas yang menekankan pada faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. kreativitas dalam dimensi product adalah merupakan upaya kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif dan kreativitas yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas.
Menurut NACCCE (National Advisory Committee on Creative and Cultural Education) (dalam Craft, 2005), kreativitas adalah aktivitas imaginatif yang menghasilkan hasil yang baru dan bernilai. Selanjutnya Feldman dalam Craft (2005) mendefinisikan kreativitas adalah:  
“the achievement of something remarkable and new, something which transforms and changes a field of endeavor  in a significant way . . . the kinds of things that people do that change the world.” 
Mulyadi (2004) seorang psikolog perkembangan anak mengatakan, kreativitas sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Kreativitas juga bisa diartikan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir.

Dari beberapa pengertian menurut ahli di atas dapat kita ilustrasikan bahwa “Daya cipta atau kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran berdayacipta biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan
Dalam studi-studi faktor analisis seputar ciri-ciri utama dari kreativitas, Guilford (1959) membedakan antara aptitide dan non-aptitude traits yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri aptitude dari kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), orisinalitas, elaborasi yang dioperasionalisasikan dalam bentuk berpikir divergen. Namun pruduktivitas kreatif tidak sama dengan produktivitas divergen. Sejauh mana seseorang mampu menghasilkan prestasi kreatif ikut ditentukan oleh ciri-ciri non-aptitude atau afektif (Munandar, 2012:11).
Menurut Davis (2012:259) ciri-ciri aptitude meliputi kelancaran, fleksibilitas, keaslian, dan elaborasi sedangkan ciri-ciri non-aptitude meliputi rasa ingin tahu,bersikap imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sikap berani mengambil resiko. Berikut ciri-ciri aptitude dan non-aptitude serta penjelasannya.

1.   Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (aptitude)
  1. Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan, ide, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan, memberikan saran dan selalu memikirkan lebih dari satu kemungkinan penyelesaian
  2. Fleksibilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan gagasan yang bervariasi, mampu melihat masalah dari perspektif berbeda dan mampu mengubah pola pikir.
  3. Keaslian atau Orisinalitas  adalah mampu melahirkan gagasan baru dan unik, mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian, mampu memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.
  4. Elaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan, memperbaiki, memperhalus, menyempurnakan, menerapkan ide sehingga menjadi lebih baik dan menarik dibandingkan sebelumnya.
    2.  Ciri-ciri afektif (non-aptitude)
a.   Rasa ingin tahu yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang, objek, dan situasi serta peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti.
b.  Imajinatif yaitu mampu membayangkan bahkan memperagakan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi akan tetapi mengetahui perbedaan antara imajinasi dan kenyataan.
c.   Merasa tertantang yaitu mecari banyak kemungkinan,merasa terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, dan lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
d.   Sikap berani mengambil resiko yaitu tidak takut gagal atau mendapat kritikan dan berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar dan teguh dalam mempertahankan pendapat.

Berikut adalah kisi-kisi aspek kreativitas:
Aspek Kreativitas
Indikator
Aptitude
1.    Keterampilan Berpikir Lancar
Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, saran dalam penyelesaian masalah
2.    Keterampilan berpikir luwes(fleksibilitas)
Menghasilkan gagasan yang bervariasi
Dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda
3.    Keterampilan berpikir orisinil(orisinalitas)
Mencetuskan masalah, gagasan atau hal-hal yang tidak terpikirkan orang lain
Menciptakan ide-ide atau hasil karya yang berbeda dan betul-betul baru
4.    Keterampilan berpikir detail (elaborasi)
Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain
Mengungkapkan cara kerja yang ditempuh untuk menyelesaikan permasalahan
Membuat laporan dengan detail dan berbeda dari yang lain
 (untuk indikator ini lebih dijabarkan pada ranah psikomotor/melalui portofolio)
Non-aptitude
5.    Rasa ingin tahu
Keinginan untuk mencari tahu, mendalami pengetahuan lebih dalam
Mempertanyakan segala sesuatu
6.Bersikap merasa tertantang
Melibatkan diri dalam tugas yang diberikan
7.    Berani mengambil resiko
Percaya diri dalam mengerjakan sesuatu

Contoh Rubrik Penilaian Kreativitas
Tabel 1 Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian Berpikir Kreatif Siswa
Aspek
Indikator
Nomor Item
Aptitude
1.              Keterampilan Berpikir Lancar
Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, saran dalam penyelesaian masalah
1
2.    Keterampilan berpikir luwes
Dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda
2
Dapat menerapkan konsep, sifat, atau aturan dalam contoh pemecahan masalah
3
3.    Keterampilan berpikir orisinil
Mencetuskan masalah, gagasan atau hal-hal yang tidak terpikirkan orang lain
4
4.    Keterampilan berpikir detail (elaborasi)
Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain
5
Membuat laporan dengan detail dan berbeda
6
Non- Aptitude
5.    Rasa ingin tahu
Keinginan untuk mencari tahu, mendalami pengetahuan lebih dalam
7
6.    Bersikap merasa tertantang
Melibatkan diri dalam tugas yang diberikan
8

Contoh Penilaian Kreativitas Siswa dengan Mengguakan Lembar Observasi yang diamati secara langsung saat diskusi pembelajaran di kelas
No
Aspek
(tahapan)
Indikator
Kriteria
Nomor Siswa
1
2
3
4
5
1
Keterampilan berpikir lancar
Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, saran dalam penyelesaian masalah
Skor 4 jika siswa mencetuskan banyak gagasan, jawaban atau saran dengan lancar dan tepat
Skor 3 jika  siswa mencetuskan banyak gagasan, jawaban atau saran dengan lancar namun kurang tepat
Skor 2 jika siswa siswa mencetuskan banyak gagasan, jawaban atau saran dengan cukup lancar namun tidak tepat
Skor 1 jika siswa tidak mencetuskan banyak gagasan, jawaban atau saran
2




























Keterampilan berpikir luwes























Dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda
Skor 4 jika siswa menganalisis permasalahan yang muncul dari fakta dan petunjuk yang diberikan guru
Skor 3 jika  siswa kurang menganalisis permasalahan yang muncul dari fakta dan petunjuk yang diberikan guru
Skor 2 jika siswa hanya menganalisis permasalahan yang muncul dari penjelasan guru saja atau dari fakta saja
Skor 1 jika siswa tidak menganalisis permasalahan yang muncul dari fakta dan petunjuk yang diberikan guru
Dapat menerapkan konsep, sifat, atau aturan dalam contoh pemecahan masalah


Skor 4 jika siswa dapat menerapkan konsep, sifat, atau aturan dalam praktikum guna memecahkan permasalahan dengan berbeda dan tepat
Skor 3 jika  siswa dapat menerapkan konsep, sifat, atau aturan dalam praktikum guna memecahkan permasalahan dengan berbeda namun kurang tepat
Skor 2 jika siswa dapat memecahkan permasalahan dengan berbeda namun tidak menerapkan konsep, sifat atau aturan dalam pelaksanaan praktikum
Skor 1 jika siswa tidak menerapkan konsep, sifat, atau aturan dalam praktikum guna memecahkan permasalahan
3














Keterampilan berpikir orisinil











Mencetuskan masalah, gagasan atau hal-hal yag tak terpikirkan orang lain
Skor 4 jika siswa mencetuskan masalah, gagasan atau hal yang berbeda dengan lancar dan tepat
Skor 3 jika  siswa mencetuskan masalah, gagasan atau hal yang berbeda dengan lancar namun kurang tepat
Skor 2 jika siswa mencetuskan masalah, gagasan atau hal yang berbeda dengan  tidak lancar dan  tidak tepat
Skor 1 jika siswa tidak mencetuskan masalah, gagasan atau hal yang berbeda
4















Keterampilan berpikir detail (elaborasi)













Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain
Skor 4 jika siswa mengembangkan gagasan dari guru/teman dengan tepat
Skor 3 jika  siswa mengembangkan gagasan dari guru/teman namun kurang tepat
Skor 2 jika siswa mengembangkan gagasan dari guru/teman namun tidak tepat
Skor 1 jika siswa tidak mengembangkan gagasan dari guru/teman
Membuat laporan dengan detail dan berbeda





Skor 4 jika siswa membuat laporan dengan lengkap dan rapi: dimulai dari permasalahan, teori, metode, hasil dan kesimpulan
Skor 3 jika  siswa membuat laporan dengan lengkap : dimulai dari permasalahan, teori, metode, hasil dan kesimpulan namun tidak rapi
Skor 2 jika siswa membuat laporan dengan tidak lengkap
Skor 1 jika siswa tidak membuat laporan
5













Rasa  ingin tahu








Keinginan untuk mencari tahu, mendalami pengetahuan lebih dalam

Skor 4 jika siswa menganalisis data menggunakan sumber internet, buku, bertanya pada guru/teman
Skor 3 jika  siswa menganalisis data menggunakan sumber internet dan buku
Skor 2 jika siswa menganalisis data dengan bertanya pada guru/teman
Skor 1 jika siswa tidak menganalisis data menggunakan sumber internet, buku, bertanya pada guru/teman
Mempertanyakan segala sesuatu
Skor 4 jika siswa bertanya dengan lancar dan sesuai materi
Skor 3 jika  siswa bertanya dengan lancar namun tidak sesuai dengan materi
Skor 2 jika siswa bertanya dengan tidak lancar dan tidak sesuai dengan materi
Skor 1 jika siswa tidak bertanya
6




Bersikap merasa tertantang


Melibatkan diri dalam tugas yang diberikan


Skor 4 jika siswa fokus dan tekun bekerja dalam menyelesaikan tugas/praktikum
Skor 3 jika  siswa rajin bekerja dalam menyelesaikan tugas/praktikum namun kurang fokus
Skor 2 jika siswa bekerja dalam menyelesaikan tugas/praktikum namun diingatkan terus menerus
Skor 1 jika siswa tidak bekerja dan harus diingatkan

Contoh  Rubrik Penilaian Kreativitas Siswa dengan menggunakan soal Essay
Butir Soal
Level jawaban
Jawaban
Skor
Agar tanaman tumbuh dengan baik,maka pH tanah harus di sesuaikan dengan pH tanaman. Bagaimanakah cara untuk menjaga pH tanaman sesuai dengan pH tanah ?
4
Jika siswa mampu menjawab soal dengan minimal 4 indikator kreativitas
4
3
Jika siswa mampu menjawab soal dengan minimal 3 indikator kreativitas
3
2
Jika siswa mampu menjawab soal dengan minimal 2 indikator kreativitas
2
1
Jika siswa mampu menjawab soal hanya dengan minimal 1 indikaator kreativitas
1
Mengapa bayclin atau sunclin dapat memutihkan warna ?
4
Jika siswa mampu menjawab soal dengan minimal 4 indikator kreativitas
4
3
Jika siswa mampu menjawab soal dengan minimal 3 indikator kreativitas
3
2
Jika siswa mampu menjawab soal dengan minimal 2 indikator kreativitas
2
1
Jika siswa mampu menjawab soal hanya dengan minimal 1 indikaator kreativitas
1

Berikut 2 Contoh Soal Essay dan Jawaban indikator Kreativitas
1.     Bagan berikut ini adalah gambaran molekuler larutan dengan konsentrasi yang bervariasi.
Tentukan gambar yang menunjukkan titik didih larutan yang paling tinggi dan kemukakan alasan yang tepat !

Pembahasan:
Ingat kembali rumus kenaikan titik didih larutan !
   
jika diturunkan, maka rumusnya menjadi
Kita bisa lihat, berdasarkan rumus kenaikan titik didih tersebut,  A Tb (kenaikan titik didih) berbanding lurus dengan n (jumlah mol). Jadi semakin besar jumlah mol zat terlarut maka semakin besar pula kenaikan titik didihnya. Oleh sebab itu, dari soal di atas, larutan yang memiliki titik didih paling tinggi yaitu larutan nomor II karena memiliki partikel mol zat terlarut paling banyak.

2.     Untuk mengetahui kadar gula dalam campuran gula dan air dilakukan pendidihan. Hasil yang diperoleh ternyata larutan tersebut mendidih pada suhu 100,65 degC. Jika diketahui jenis gula dalam larutan tersebut adalah gula tebu (C12H22O11) dan Kb air = 0,52 degC/m, hitunglah kadar gula dalam larutan tersebut ? (Ar C = 12, O = 16 dan H =1)

Pembahasan :
Langkah langkah untuk mendapatkan jawaban:
1.   Cari ∆Tb dengan rumus ∆Tb = Tb – Tob
2.   Cari massa gula tebu dalam larutan menggunakan rumus : ∆Tb = m x Kb
3.   Setelah massa didapat, cari kadar dengan rumus = (massa gula/massa larutan) x 100%

Langkah 1
Tb = 100,65 degC
T0b = 100 deg C

∆Tb = Tb – Tob 100,65 – 100 = 0,65 degC

Langkah 2
∆Tb = m x Kb
0,65 = gr/Mr x 1000/p x Kb
0,65 = gr/318 x 1000/p x 0,52
0,65 = 1000 x 0,52/318 x gr/p
0,65 = 1,635 x gr/p
gr/p = 0,65/1,635 = 0,4

Langkah 3
Kadar gula = (massa gula/massa larutan) x 100%
                  = (gr/g + p) x 100%
                  = (1 + g/p) x 100%
                  = (1 + 0,4) x 100% = 140 %
Karena pada soal tidak diketahui pelarut, maka gunakan perbandingan gr/p dimana
gr = massa gula dan p = massa pelarut.

Pertanyaan : 
Berdasarkan uraian di atas dan contoh soal yang saya berikan, jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?
Lalu, apakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif bias dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ?

Komentar

  1. apakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif bisa dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ?
    Kecerdasan intelektual adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar.
    Memang besar kemungkinan yang memiliki intelektual tinggi mekiliki kemampuan berpikir kreatif. Namun yang memiliki kemampuan berpikir kreatif ini perlu di asah dan dilatih, tidak selalu siswa yang memiliki intelektual yg tinggi.

    BalasHapus
  2. apakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif bias dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ?

    Intelegensi menyagkut pada cara berpikir konvergen (memusat) sedangkan kreativitas berkenaan dengan cara berpikir divergen ( menyebar). Penelitian Torrance (1965) mengungkapkan bahwa anak yang kreativitasnya tinggi mempunyai taraf intelegensi (IQ) di bawah rata-rata IQ teman sebayanya. Dalam konteks keberbakatan, ia menyatakan bahwa IQ tidak dapat dijadikan sebagai criteria tungal untuk mengidentifikasi orang-orang yang berbakat.

    Berbagai penelitian mengenai hubungan intelegensi dan kreativitas melaporkan hasil yang berbeda – beda. Pada intinya, penelitian itu membuktikan bahwa sampai tingkat tertentu terdapat hubungan antara intelegensi dan kreativitas. Namun, pada tingkat IQ di atas 120, hamper tidak ada hubungan antara keduanya.Artinya, orang yang IQ-nya tinggi, mungkin kreativitasnya rendah atau sebaliknya. Dengan demikian, kreativitas dan intelegensi merupakan dua domain kecakapan manusia yang berbeda. Baik intelegensi maupun kreativitas, dijadikan criteria untuk menentukan bakat seseorang.

    BalasHapus
  3. Berdasarkan uraian di atas dan contoh soal yang saya berikan, jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?
    .
    Menurut saya disini mereka tidak bisa dikatakan berhubungan. Namun ada beberapa aspek dari berpikir kreatif yang juga diterapkan di argumentasi yaitu berpikir elaboratif, disini pengertiannya siswa mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci kalau pada argumentasi kita menjabarkan claim, data dan evidence sebagai langkah-langkah rinci untuk melihat seberapa dalam siswa memahami konsep yang ia miliki. Kedua berpikir luwes, pengertiannya siswa dapat menerapkan konsep, sifat, atau aturan dalam contoh pemecahan masalah. Pada argumentasi setelah siswa mengajukan claim dan data siswa megkaitkan hubungan data yang ada dengan claim yang dia buat (reasoning) seperti berdasarkan konsep-konsep pendukung, teori-teori yang ada. Jadi saya rasa ada beberapa kemiripan antara aspek berpikir kreatif dan argumentasi.

    BalasHapus
  4. saya akan menjawab pertanyaan kk nelly :

    apakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif bias dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ?

    Menurut pendapat saya dalam penelitian Torrance (1965) mengungkapkan bahwa anak yang kreativitasnya tinggi mempunyai taraf intelegensi (IQ) di bawah rata-rata IQ teman sebayanya. Dalam konteks keberbakatan, ia menyatakan bahwa IQ tidak dapat dijadikan sebagai criteria tungal untuk mengidentifikasi orang-orang yang berbakat.
    kemungkinan yang memiliki intelektual tinggi memiliki kemampuan berpikir kreatif. Namun yang memiliki kemampuan berpikir kreatif ini perlu di asah dan dilatih, tidak selalu siswa yang memiliki intelektual yg tinggi.

    BalasHapus
  5. saya akan mencoba menjawab pertanyaan kak nelly, jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?

    menurut saya creative thinking sebenarnya akan tercermin ketika seseorang dapat mengemukakan argumentasinya dengan baik, artinyaketika seseorang mampu dengan leluasa mengemukakan claimnya maka secara tidak langsung ia juga sedang berpikir lancar (fluency) dalam memecahkan suatu permasalahan. seperti itulah kira-kira hubungan antara argumentasi dan berpikir kreatif, namun tentu saja jika ingin menilai keduanya sebaiknya terpisah agar hasil penilaian nantinya lebih spesifik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya saya sependapat dengan kk rini dalam kemampuan bepikir kreatif tentu di dukung dengan argumen yang baik. Jika siswa tidak mampu dalam berargumen maka kreatif siswa sulit untuk muncul. Dimana dalam bepikir kreatif tentu siswa akan mampu dalam berargumen. Yaitu mampu membuat pernyataan yang di dukung oleh data data yg akurat kemudian menjelaskan dengan menguhubungkan nya dengan teori yg sudah ada. Tapi dalam menilai lebih baik salah satu saja agar penilaian lebih fokus dan konsisten

      Hapus
    2. saya sependapat dengan kak rini dan dian mengenai permasalahan ini menueur saya bepikir kreatif tentu di dukung dengan argumen yang baik begitu pula sebaliknya. sedikit menambahkan jika kita memberikan siswa suatu soal yang membutuhkan kreatifitas siswa dalam menjawabnya maka dalam menyelsaikan masalah tersebut siswa akan berpikir secara kreatif dan dalam menuangkan/menerangkan jawaban tersebut maka akan terlihat argumentasi siswa. namun dalam proses penilaianan agar tidak terlalu banyak aspek yang dinilai guru maka disarankan untuk dapat memilih salah satu dari kemapuan ini saja.

      Hapus
    3. Saya sependapat dengan teman2 di atas, apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?

      menurut saya creative thinking sebenarnya akan tercermin ketika seseorang dapat mengemukakan argumentasinya dengan baik.
      Karena sebelum dia berpikir kreatif dia punya claim dalam berargumentasi untuk mengemukakan pendapatnya.

      Namun alangkah lebih baiknya untuk melihat penilaian nya terpisah agar lebih spesifik.

      Hapus
    4. apakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif bias dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ?
      Saya sependpat dengan teman teman, keterampilan berpikir kreatif sebenarnya akan terlihat disaat seseorang dapat mengemukakan argumentasinya dengan baik, artinya ketika seseorang mampu dengan leluasa mengemukakan claimnya maka secara tidak langsung ia juga sedang berpikir lancar (fluency) dalam memecahkan suatu permasalahan. Seperti itulah kira-kira hubungan antara argumentasi dan berpikir kreatif, namun tentu saja jika ingin menilai keduanya sebaiknya terpisah agar hasil penilaian nantinya lebih spesifik dan lebih optimal.

      Hapus
  6. Berdasarkan uraian di atas dan contoh soal yang saya berikan, jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ? bisa, karena mereka menjawab soal berdasarkan cara mereka memahami dan sudut pandang mereka dalam menjawab soal
    Lalu, apakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif bias dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ? menurut saya belum tentu, karena kemampuan berpikir kreatif adalah pola pikir seseorang dalam memecahkan permasalahan

    BalasHapus
  7. Berdasarkan uraian di atas dan contoh soal yang saya berikan, jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?
    menurut saya kita tidak bisa menghubungkan berpikir kreatif dan berargumentasi secara gamblang, karna orang" yang berpikir kreatifnya tinggi belum tentu memiliki kemampuan argumentasi yang tinggi pula, begitu pun sebaliknya. diantara keduanya hanya ada interaksi saja tetapi tidak bisa disimpulkan mereka berhubungan.
    Lalu, apakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif bias dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ? ya, besar kemungkinan

    BalasHapus
  8. Berdasarkan uraian di atas dan contoh soal yang saya berikan, jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?

    Menurut saya jika dari soal yang kakak berikan, kemampuan berpikir kreatif siswa belum bisa muncul karena jawaban dari pertanyaan soal sudah pasti, tidak bisa ada tambahan ide-ide gagasan baru yang meruapakan salah satu indikator berpikir kreatif siswa. namun jika pendapat tentang kemampuan berpikir kreatif dan keterampilan berargumentasi bisa dihubungkan maka kemampuan berpikir kratif akan tercerminkan dari kemampuan siswa berargumentasi, jadi jika siswa mampu berargumentasi maka berasal dari kemampuan berpikir kreatifnya seperti kemampuan berpikir lancar, detail dan luwes yang sesuai dengan oindikator keterampilan berargumentasi

    BalasHapus
  9. Berdasarkan uraian di atas dan contoh soal yang saya berikan, jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?

    bisa, karena mereka menjawab soal berdasarkan cara mereka memahami dan sudut pandang mereka dalam menjawab soal. apa yang diutarakan oleh peserta didik merupakan buah dari pikiran yang sudah terkonstruk diotak anak. sudut pandang anak tentang suatu hal tentu akan berbeda, disinilah aspek kreatifnya bisa kita lihat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Blog 5

Materi 3

Materi Blog 4