Materi Blog ke-7
RUBRIK PENILAIAN OTENTIK
KREATIVITAS SISWA
Kreativitas menurut Rhodes (dalam Munandar, 1999) dapat
didefinisikan ke dalam empat jenis dimensi sebagai konsep kreativitas dengan
pendekatan empat P (Four P’s Creativity), yang meliputi dimensi person,
process, press dan product dimana kreativitas dalam dimensi person adalah upaya
mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari
individu yang dapat disebut dengan kreatif, kreativitas dalam dimensi process
merupakan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan
ide-ide unik atau kreatif, kreativitas dalam dimensi press merupakan kreativitas
yang menekankan pada faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri
sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara
kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis.
Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan
fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. kreativitas dalam dimensi
product adalah merupakan upaya kreativitas yang berfokus pada produk atau apa
yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah
elaborasi/penggabungan yang inovatif dan kreativitas yang berfokus pada produk
kreatif menekankan pada orisinalitas.
Menurut NACCCE (National Advisory Committee on Creative and
Cultural Education) (dalam Craft, 2005), kreativitas adalah aktivitas
imaginatif yang menghasilkan hasil yang baru dan bernilai. Selanjutnya Feldman
dalam Craft (2005) mendefinisikan kreativitas adalah:
“the
achievement of something remarkable and new, something which transforms and
changes a field of endeavor in a significant way . . . the kinds of
things that people do that change the world.”
Mulyadi (2004) seorang psikolog perkembangan anak
mengatakan, kreativitas sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi baru
berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Kreativitas juga bisa
diartikan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan
orisinalitas dalam berpikir.
Dari beberapa
pengertian menurut ahli di atas dapat kita ilustrasikan bahwa “Daya cipta atau
kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau
anggitan baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada.
Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran berdayacipta biasanya
dianggap memiliki keaslian dan kepantasan”
Dalam studi-studi faktor analisis seputar ciri-ciri utama
dari kreativitas, Guilford (1959) membedakan antara aptitide dan non-aptitude traits yang
berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri aptitude dari
kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas),
orisinalitas, elaborasi yang dioperasionalisasikan dalam bentuk berpikir
divergen. Namun pruduktivitas kreatif tidak sama dengan produktivitas divergen.
Sejauh mana seseorang mampu menghasilkan prestasi kreatif ikut ditentukan oleh
ciri-ciri non-aptitude atau afektif (Munandar, 2012:11).
Menurut Davis (2012:259) ciri-ciri aptitude meliputi
kelancaran, fleksibilitas, keaslian, dan elaborasi sedangkan ciri-ciri non-aptitude meliputi
rasa ingin tahu,bersikap imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sikap
berani mengambil resiko. Berikut ciri-ciri aptitude dan non-aptitude serta
penjelasannya.
1. Ciri-ciri
kemampuan berpikir kreatif (aptitude)
- Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak
gagasan, ide, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan, memberikan
saran dan selalu memikirkan lebih dari satu kemungkinan penyelesaian
- Fleksibilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan gagasan yang
bervariasi, mampu melihat masalah dari perspektif berbeda dan mampu
mengubah pola pikir.
- Keaslian atau
Orisinalitas adalah
mampu melahirkan gagasan baru dan unik, mampu membuat kombinasi yang tidak
lazim dari bagian-bagian, mampu memikirkan cara yang tidak lazim untuk
mengungkapkan diri.
- Elaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan,
memperbaiki, memperhalus, menyempurnakan, menerapkan ide sehingga menjadi
lebih baik dan menarik dibandingkan sebelumnya.
2. Ciri-ciri
afektif (non-aptitude)
a. Rasa ingin
tahu yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan
banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang, objek, dan situasi serta peka
dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti.
b. Imajinatif yaitu
mampu membayangkan bahkan memperagakan hal-hal yang tidak atau belum pernah
terjadi akan tetapi mengetahui perbedaan antara imajinasi dan kenyataan.
c. Merasa
tertantang yaitu mecari banyak kemungkinan,merasa terdorong untuk
mengatasi masalah yang sulit, dan lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
d. Sikap berani
mengambil resiko yaitu tidak takut gagal atau mendapat kritikan dan
berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar dan teguh dalam
mempertahankan pendapat.
Berikut adalah
kisi-kisi aspek kreativitas:
Aspek
Kreativitas
|
Indikator
|
|
Aptitude
|
1. Keterampilan
Berpikir Lancar
|
Mencetuskan banyak gagasan,
jawaban, saran dalam penyelesaian masalah
|
2. Keterampilan
berpikir luwes(fleksibilitas)
|
Menghasilkan gagasan yang
bervariasi
|
|
Dapat melihat masalah dari
berbagai sudut pandang yang berbeda
|
||
3. Keterampilan
berpikir orisinil(orisinalitas)
|
Mencetuskan masalah, gagasan atau
hal-hal yang tidak terpikirkan orang lain
|
|
Menciptakan ide-ide atau hasil
karya yang berbeda dan betul-betul baru
|
||
4. Keterampilan
berpikir detail (elaborasi)
|
Mengembangkan atau memperkaya
gagasan orang lain
|
|
Mengungkapkan cara kerja yang
ditempuh untuk menyelesaikan permasalahan
|
||
Membuat laporan dengan detail dan
berbeda dari yang lain
(untuk indikator ini lebih dijabarkan pada
ranah psikomotor/melalui portofolio)
|
||
Non-aptitude
|
5. Rasa
ingin tahu
|
Keinginan untuk mencari tahu,
mendalami pengetahuan lebih dalam
|
Mempertanyakan segala sesuatu
|
||
6.Bersikap merasa tertantang
|
Melibatkan diri dalam tugas yang
diberikan
|
|
7. Berani
mengambil resiko
|
Percaya diri dalam mengerjakan
sesuatu
|
Contoh Rubrik Penilaian Kreativitas
Tabel 1 Kisi-kisi Lembar Observasi
Penilaian Berpikir Kreatif Siswa
Aspek
|
Indikator
|
Nomor
Item
|
|
Aptitude
|
1. Keterampilan
Berpikir Lancar
|
Mencetuskan banyak gagasan,
jawaban, saran dalam penyelesaian masalah
|
1
|
2. Keterampilan berpikir luwes
|
Dapat melihat masalah dari
berbagai sudut pandang yang berbeda
|
2
|
|
Dapat menerapkan konsep, sifat,
atau aturan dalam contoh pemecahan masalah
|
3
|
||
3. Keterampilan berpikir orisinil
|
Mencetuskan masalah, gagasan atau
hal-hal yang tidak terpikirkan orang lain
|
4
|
|
4. Keterampilan berpikir detail
(elaborasi)
|
Mengembangkan atau memperkaya
gagasan orang lain
|
5
|
|
Membuat laporan dengan detail dan
berbeda
|
6
|
||
Non-
Aptitude
|
5. Rasa ingin tahu
|
Keinginan untuk mencari tahu,
mendalami pengetahuan lebih dalam
|
7
|
6. Bersikap merasa tertantang
|
Melibatkan diri dalam tugas yang
diberikan
|
8
|
Contoh Penilaian Kreativitas Siswa
dengan Mengguakan Lembar Observasi yang diamati secara langsung saat diskusi
pembelajaran di kelas
No
|
Aspek
(tahapan)
|
Indikator
|
Kriteria
|
Nomor
Siswa
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
1
|
Keterampilan berpikir lancar
|
Mencetuskan banyak gagasan,
jawaban, saran dalam penyelesaian masalah
|
Skor 4 jika siswa mencetuskan
banyak gagasan, jawaban atau saran dengan lancar dan tepat
|
|||||
Skor 3 jika siswa
mencetuskan banyak gagasan, jawaban atau saran dengan lancar namun kurang
tepat
|
||||||||
Skor 2 jika siswa siswa
mencetuskan banyak gagasan, jawaban atau saran dengan cukup lancar namun
tidak tepat
|
||||||||
Skor 1 jika siswa tidak
mencetuskan banyak gagasan, jawaban atau saran
|
||||||||
2
|
Keterampilan berpikir luwes
|
Dapat melihat masalah dari
berbagai sudut pandang yang berbeda
|
Skor 4 jika siswa menganalisis
permasalahan yang muncul dari fakta dan petunjuk yang diberikan guru
|
|||||
Skor 3 jika siswa
kurang menganalisis permasalahan yang muncul dari fakta dan petunjuk yang
diberikan guru
|
||||||||
Skor 2 jika siswa hanya
menganalisis permasalahan yang muncul dari penjelasan guru saja atau dari
fakta saja
|
||||||||
Skor 1 jika siswa tidak
menganalisis permasalahan yang muncul dari fakta dan petunjuk yang diberikan
guru
|
||||||||
Dapat menerapkan konsep, sifat,
atau aturan dalam contoh pemecahan masalah
|
Skor 4 jika siswa dapat menerapkan
konsep, sifat, atau aturan dalam praktikum guna memecahkan permasalahan
dengan berbeda dan tepat
|
|||||||
Skor 3 jika siswa dapat
menerapkan konsep, sifat, atau aturan dalam praktikum guna memecahkan
permasalahan dengan berbeda namun kurang tepat
|
||||||||
Skor 2 jika siswa dapat memecahkan
permasalahan dengan berbeda namun tidak menerapkan konsep, sifat atau aturan
dalam pelaksanaan praktikum
|
||||||||
Skor 1 jika siswa tidak menerapkan
konsep, sifat, atau aturan dalam praktikum guna memecahkan permasalahan
|
||||||||
3
|
Keterampilan berpikir orisinil
|
Mencetuskan masalah, gagasan atau
hal-hal yag tak terpikirkan orang lain
|
Skor 4 jika siswa mencetuskan
masalah, gagasan atau hal yang berbeda dengan lancar dan tepat
|
|||||
Skor 3 jika siswa
mencetuskan masalah, gagasan atau hal yang berbeda dengan lancar namun kurang
tepat
|
||||||||
Skor 2 jika siswa mencetuskan
masalah, gagasan atau hal yang berbeda dengan tidak lancar
dan tidak tepat
|
||||||||
Skor 1 jika siswa tidak
mencetuskan masalah, gagasan atau hal yang berbeda
|
||||||||
4
|
Keterampilan berpikir detail
(elaborasi)
|
Mengembangkan atau memperkaya
gagasan orang lain
|
Skor 4 jika siswa mengembangkan
gagasan dari guru/teman dengan tepat
|
|||||
Skor 3 jika siswa
mengembangkan gagasan dari guru/teman namun kurang tepat
|
||||||||
Skor 2 jika siswa mengembangkan
gagasan dari guru/teman namun tidak tepat
|
||||||||
Skor 1 jika siswa tidak
mengembangkan gagasan dari guru/teman
|
||||||||
Membuat laporan dengan detail dan
berbeda
|
Skor 4 jika siswa membuat laporan
dengan lengkap dan rapi: dimulai dari permasalahan, teori, metode, hasil dan
kesimpulan
|
|||||||
Skor 3 jika siswa
membuat laporan dengan lengkap : dimulai dari permasalahan, teori, metode,
hasil dan kesimpulan namun tidak rapi
|
||||||||
Skor 2 jika siswa membuat laporan
dengan tidak lengkap
|
||||||||
Skor 1 jika siswa tidak membuat
laporan
|
||||||||
5
|
Rasa ingin tahu
|
Keinginan untuk mencari tahu,
mendalami pengetahuan lebih dalam
|
Skor 4 jika siswa menganalisis
data menggunakan sumber internet, buku, bertanya pada guru/teman
|
|||||
Skor 3 jika siswa
menganalisis data menggunakan sumber internet dan buku
|
||||||||
Skor 2 jika siswa menganalisis
data dengan bertanya pada guru/teman
|
||||||||
Skor 1 jika siswa tidak
menganalisis data menggunakan sumber internet, buku, bertanya pada guru/teman
|
||||||||
Mempertanyakan segala sesuatu
|
Skor 4 jika siswa bertanya dengan
lancar dan sesuai materi
|
|||||||
Skor 3 jika siswa
bertanya dengan lancar namun tidak sesuai dengan materi
|
||||||||
Skor 2 jika siswa bertanya dengan
tidak lancar dan tidak sesuai dengan materi
|
||||||||
Skor 1 jika siswa tidak bertanya
|
||||||||
6
|
Bersikap merasa tertantang
|
Melibatkan diri dalam tugas yang
diberikan
|
Skor 4 jika siswa fokus dan tekun
bekerja dalam menyelesaikan tugas/praktikum
|
|||||
Skor 3 jika siswa rajin
bekerja dalam menyelesaikan tugas/praktikum namun kurang fokus
|
||||||||
Skor 2 jika siswa bekerja dalam
menyelesaikan tugas/praktikum namun diingatkan terus menerus
|
||||||||
Skor 1 jika siswa tidak bekerja
dan harus diingatkan
|
Contoh Rubrik Penilaian
Kreativitas Siswa dengan menggunakan soal Essay
Butir Soal
|
Level
jawaban
|
Jawaban
|
Skor
|
Agar tanaman tumbuh dengan
baik,maka pH tanah harus di sesuaikan dengan pH tanaman. Bagaimanakah cara
untuk menjaga pH tanaman sesuai dengan pH tanah ?
|
4
|
Jika siswa mampu menjawab soal
dengan minimal 4 indikator kreativitas
|
4
|
3
|
Jika siswa mampu menjawab soal
dengan minimal 3 indikator kreativitas
|
3
|
|
2
|
Jika siswa mampu menjawab soal
dengan minimal 2 indikator kreativitas
|
2
|
|
1
|
Jika siswa mampu menjawab soal
hanya dengan minimal 1 indikaator kreativitas
|
1
|
|
Mengapa bayclin atau sunclin dapat
memutihkan warna ?
|
4
|
Jika siswa mampu menjawab soal
dengan minimal 4 indikator kreativitas
|
4
|
3
|
Jika siswa mampu menjawab soal
dengan minimal 3 indikator kreativitas
|
3
|
|
2
|
Jika siswa mampu menjawab soal
dengan minimal 2 indikator kreativitas
|
2
|
|
1
|
Jika siswa mampu menjawab soal
hanya dengan minimal 1 indikaator kreativitas
|
1
|
Berikut 2 Contoh Soal Essay dan
Jawaban indikator Kreativitas
1. Bagan berikut ini adalah gambaran molekuler larutan dengan konsentrasi
yang bervariasi.
Tentukan gambar yang menunjukkan titik didih larutan yang paling tinggi
dan kemukakan alasan yang tepat !
Pembahasan:
Ingat kembali rumus
kenaikan titik didih larutan !
jika diturunkan, maka
rumusnya menjadi
Kita
bisa lihat, berdasarkan rumus kenaikan titik didih tersebut, A Tb (kenaikan
titik didih) berbanding lurus dengan n (jumlah mol). Jadi semakin besar jumlah
mol zat terlarut maka semakin besar pula kenaikan titik didihnya. Oleh sebab
itu, dari soal di atas, larutan yang memiliki titik didih paling tinggi yaitu
larutan nomor II karena memiliki partikel mol zat terlarut paling banyak.
2.
Untuk mengetahui kadar gula dalam campuran gula dan air
dilakukan pendidihan. Hasil yang diperoleh ternyata larutan tersebut mendidih
pada suhu 100,65 degC. Jika diketahui jenis gula dalam larutan tersebut adalah
gula tebu (C12H22O11) dan Kb air = 0,52
degC/m, hitunglah kadar gula dalam larutan tersebut ? (Ar C = 12, O = 16 dan H
=1)
Pembahasan :
Langkah langkah untuk mendapatkan jawaban:
1. Cari ∆Tb dengan rumus ∆Tb = Tb – Tob
2. Cari massa gula tebu dalam larutan menggunakan rumus : ∆Tb = m x Kb
3. Setelah massa didapat, cari kadar dengan rumus = (massa gula/massa larutan) x 100%
Langkah 1
Tb = 100,65 degC
T0b = 100 deg C
∆Tb = Tb – Tob 100,65 – 100 = 0,65 degC
Langkah 2
∆Tb = m x Kb
0,65 = gr/Mr x 1000/p x Kb
0,65 = gr/318 x 1000/p x 0,52
0,65 = 1000 x 0,52/318 x gr/p
0,65 = 1,635 x gr/p
gr/p = 0,65/1,635 = 0,4
Langkah 3
Kadar gula = (massa gula/massa larutan) x 100%
= (gr/g + p) x 100%
= (1 + g/p) x 100%
= (1 + 0,4) x 100% = 140 %
Pembahasan :
Langkah langkah untuk mendapatkan jawaban:
1. Cari ∆Tb dengan rumus ∆Tb = Tb – Tob
2. Cari massa gula tebu dalam larutan menggunakan rumus : ∆Tb = m x Kb
3. Setelah massa didapat, cari kadar dengan rumus = (massa gula/massa larutan) x 100%
Langkah 1
Tb = 100,65 degC
T0b = 100 deg C
∆Tb = Tb – Tob 100,65 – 100 = 0,65 degC
Langkah 2
∆Tb = m x Kb
0,65 = gr/Mr x 1000/p x Kb
0,65 = gr/318 x 1000/p x 0,52
0,65 = 1000 x 0,52/318 x gr/p
0,65 = 1,635 x gr/p
gr/p = 0,65/1,635 = 0,4
Langkah 3
Kadar gula = (massa gula/massa larutan) x 100%
= (gr/g + p) x 100%
= (1 + g/p) x 100%
= (1 + 0,4) x 100% = 140 %
Karena pada soal tidak diketahui pelarut, maka gunakan
perbandingan gr/p dimana
gr = massa gula dan p =
massa pelarut.
Pertanyaan :
Berdasarkan uraian di atas dan contoh soal yang saya berikan,
jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita
hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?
Lalu, apakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir
kreatif bias dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ?
apakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif bisa dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ?
BalasHapusKecerdasan intelektual adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar.
Memang besar kemungkinan yang memiliki intelektual tinggi mekiliki kemampuan berpikir kreatif. Namun yang memiliki kemampuan berpikir kreatif ini perlu di asah dan dilatih, tidak selalu siswa yang memiliki intelektual yg tinggi.
apakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif bias dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ?
BalasHapusIntelegensi menyagkut pada cara berpikir konvergen (memusat) sedangkan kreativitas berkenaan dengan cara berpikir divergen ( menyebar). Penelitian Torrance (1965) mengungkapkan bahwa anak yang kreativitasnya tinggi mempunyai taraf intelegensi (IQ) di bawah rata-rata IQ teman sebayanya. Dalam konteks keberbakatan, ia menyatakan bahwa IQ tidak dapat dijadikan sebagai criteria tungal untuk mengidentifikasi orang-orang yang berbakat.
Berbagai penelitian mengenai hubungan intelegensi dan kreativitas melaporkan hasil yang berbeda – beda. Pada intinya, penelitian itu membuktikan bahwa sampai tingkat tertentu terdapat hubungan antara intelegensi dan kreativitas. Namun, pada tingkat IQ di atas 120, hamper tidak ada hubungan antara keduanya.Artinya, orang yang IQ-nya tinggi, mungkin kreativitasnya rendah atau sebaliknya. Dengan demikian, kreativitas dan intelegensi merupakan dua domain kecakapan manusia yang berbeda. Baik intelegensi maupun kreativitas, dijadikan criteria untuk menentukan bakat seseorang.
Berdasarkan uraian di atas dan contoh soal yang saya berikan, jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?
BalasHapus.
Menurut saya disini mereka tidak bisa dikatakan berhubungan. Namun ada beberapa aspek dari berpikir kreatif yang juga diterapkan di argumentasi yaitu berpikir elaboratif, disini pengertiannya siswa mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci kalau pada argumentasi kita menjabarkan claim, data dan evidence sebagai langkah-langkah rinci untuk melihat seberapa dalam siswa memahami konsep yang ia miliki. Kedua berpikir luwes, pengertiannya siswa dapat menerapkan konsep, sifat, atau aturan dalam contoh pemecahan masalah. Pada argumentasi setelah siswa mengajukan claim dan data siswa megkaitkan hubungan data yang ada dengan claim yang dia buat (reasoning) seperti berdasarkan konsep-konsep pendukung, teori-teori yang ada. Jadi saya rasa ada beberapa kemiripan antara aspek berpikir kreatif dan argumentasi.
saya akan menjawab pertanyaan kk nelly :
BalasHapusapakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif bias dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ?
Menurut pendapat saya dalam penelitian Torrance (1965) mengungkapkan bahwa anak yang kreativitasnya tinggi mempunyai taraf intelegensi (IQ) di bawah rata-rata IQ teman sebayanya. Dalam konteks keberbakatan, ia menyatakan bahwa IQ tidak dapat dijadikan sebagai criteria tungal untuk mengidentifikasi orang-orang yang berbakat.
kemungkinan yang memiliki intelektual tinggi memiliki kemampuan berpikir kreatif. Namun yang memiliki kemampuan berpikir kreatif ini perlu di asah dan dilatih, tidak selalu siswa yang memiliki intelektual yg tinggi.
saya akan mencoba menjawab pertanyaan kak nelly, jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?
BalasHapusmenurut saya creative thinking sebenarnya akan tercermin ketika seseorang dapat mengemukakan argumentasinya dengan baik, artinyaketika seseorang mampu dengan leluasa mengemukakan claimnya maka secara tidak langsung ia juga sedang berpikir lancar (fluency) dalam memecahkan suatu permasalahan. seperti itulah kira-kira hubungan antara argumentasi dan berpikir kreatif, namun tentu saja jika ingin menilai keduanya sebaiknya terpisah agar hasil penilaian nantinya lebih spesifik.
Iya saya sependapat dengan kk rini dalam kemampuan bepikir kreatif tentu di dukung dengan argumen yang baik. Jika siswa tidak mampu dalam berargumen maka kreatif siswa sulit untuk muncul. Dimana dalam bepikir kreatif tentu siswa akan mampu dalam berargumen. Yaitu mampu membuat pernyataan yang di dukung oleh data data yg akurat kemudian menjelaskan dengan menguhubungkan nya dengan teori yg sudah ada. Tapi dalam menilai lebih baik salah satu saja agar penilaian lebih fokus dan konsisten
Hapussaya sependapat dengan kak rini dan dian mengenai permasalahan ini menueur saya bepikir kreatif tentu di dukung dengan argumen yang baik begitu pula sebaliknya. sedikit menambahkan jika kita memberikan siswa suatu soal yang membutuhkan kreatifitas siswa dalam menjawabnya maka dalam menyelsaikan masalah tersebut siswa akan berpikir secara kreatif dan dalam menuangkan/menerangkan jawaban tersebut maka akan terlihat argumentasi siswa. namun dalam proses penilaianan agar tidak terlalu banyak aspek yang dinilai guru maka disarankan untuk dapat memilih salah satu dari kemapuan ini saja.
HapusSaya sependapat dengan teman2 di atas, apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?
Hapusmenurut saya creative thinking sebenarnya akan tercermin ketika seseorang dapat mengemukakan argumentasinya dengan baik.
Karena sebelum dia berpikir kreatif dia punya claim dalam berargumentasi untuk mengemukakan pendapatnya.
Namun alangkah lebih baiknya untuk melihat penilaian nya terpisah agar lebih spesifik.
apakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif bias dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ?
HapusSaya sependpat dengan teman teman, keterampilan berpikir kreatif sebenarnya akan terlihat disaat seseorang dapat mengemukakan argumentasinya dengan baik, artinya ketika seseorang mampu dengan leluasa mengemukakan claimnya maka secara tidak langsung ia juga sedang berpikir lancar (fluency) dalam memecahkan suatu permasalahan. Seperti itulah kira-kira hubungan antara argumentasi dan berpikir kreatif, namun tentu saja jika ingin menilai keduanya sebaiknya terpisah agar hasil penilaian nantinya lebih spesifik dan lebih optimal.
Berdasarkan uraian di atas dan contoh soal yang saya berikan, jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ? bisa, karena mereka menjawab soal berdasarkan cara mereka memahami dan sudut pandang mereka dalam menjawab soal
BalasHapusLalu, apakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif bias dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ? menurut saya belum tentu, karena kemampuan berpikir kreatif adalah pola pikir seseorang dalam memecahkan permasalahan
Berdasarkan uraian di atas dan contoh soal yang saya berikan, jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?
BalasHapusmenurut saya kita tidak bisa menghubungkan berpikir kreatif dan berargumentasi secara gamblang, karna orang" yang berpikir kreatifnya tinggi belum tentu memiliki kemampuan argumentasi yang tinggi pula, begitu pun sebaliknya. diantara keduanya hanya ada interaksi saja tetapi tidak bisa disimpulkan mereka berhubungan.
Lalu, apakah seseorang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif bias dikatakan seseorang yang memiliki intelektualitas yang tinggi ? ya, besar kemungkinan
Berdasarkan uraian di atas dan contoh soal yang saya berikan, jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?
BalasHapusMenurut saya jika dari soal yang kakak berikan, kemampuan berpikir kreatif siswa belum bisa muncul karena jawaban dari pertanyaan soal sudah pasti, tidak bisa ada tambahan ide-ide gagasan baru yang meruapakan salah satu indikator berpikir kreatif siswa. namun jika pendapat tentang kemampuan berpikir kreatif dan keterampilan berargumentasi bisa dihubungkan maka kemampuan berpikir kratif akan tercerminkan dari kemampuan siswa berargumentasi, jadi jika siswa mampu berargumentasi maka berasal dari kemampuan berpikir kreatifnya seperti kemampuan berpikir lancar, detail dan luwes yang sesuai dengan oindikator keterampilan berargumentasi
Berdasarkan uraian di atas dan contoh soal yang saya berikan, jelaskan apakah keterampilan dan kemampuan berfikir kreatif dapat kita hubungkan dengan keterampilan berargumentasi ?
BalasHapusbisa, karena mereka menjawab soal berdasarkan cara mereka memahami dan sudut pandang mereka dalam menjawab soal. apa yang diutarakan oleh peserta didik merupakan buah dari pikiran yang sudah terkonstruk diotak anak. sudut pandang anak tentang suatu hal tentu akan berbeda, disinilah aspek kreatifnya bisa kita lihat