Materi Kimia Kelas XI - Kesetimbangan Kimia

KESETIMBANGAN KIMIA
3.8  Menjelaskan reaksi kesetimbangan di dalam hubungan antara pereaksi dan hasil reaksi
3.9  Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dan penerapannya dalam industri 


        Prinsip dari kesetimbangan kimia telah banyak diterapkan dalam berbagai bidang seperti industri yang melibatkan proses reaksi kimia. Kesetimbangan kimia sangat berpengaruh terhadap kondisi termodinamika suatu sistem yang juga akan mempengaruhi efisiensi suatu reaksi kimia.                             
       Dalam dunia industri, kesetimbangan kimia dapat dioptimalkan untuk menghasilkan produk dengan jumlah besar dalam waktu dan bahan yang minimalis.

Selain itu, banyak aplikasi kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari baik yang kita sadari maupun tidak kita sadari.
        Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi reversibel adalah reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik membentuk reaktan. Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik dan konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-produk tidak berubah lagi.


Ciri Kesetimbangan Kimia
Tidak semua reaksi akan langsung mencapai titik kesetimbangannya, berikut ini merupakan karakteristik suatu reaksi kimia dapat dikatakan telah mencapai kesetimbangan, antara lain;
  1. Reaksi dalam sistem setimbang terjadi dalam dua arah berlawanan dan berlangsung tanpa henti (dinamis)
  2. Laju reaksi ke kanan (reaksi maju) harus sama dengan laju reaksi ke arah kiri (reaksi balik)
  3. Kesetimbangan kimia hanya dapat terjadi dalam sistem tertutup
  4. Tidak terdapat perubahan yang dapat dilihat secara makroskopis dalam sistem reaksi tersebut
  5. Katalis tidak mempengaruhi kesetimbangan, melainkan hanya berperan dalam mempercepat laju reaksi
Faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia
Terjadinya kesetimbangan kimia dalam suatu reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut;
Perubahan Konsentrasi
Berdasarkan prinsip Le Chatelier penambahan reaktan dalam sistem yang telah setimbang akan menggeser reaksi untuk bergerak ke arah kanan (ke arah produk) dan sebaliknya untuk pengurangan konsentrasi reaktan akan menggeser reaksi ke arah kiri (ke arah reaktan).
Hal yang sama juga berlaku pada produk, penambahan konsentrasi produk akan menyebabkan reaksi bergeser ke arah reaktan dan pengurangan produk akan menggeser reaksi ke arah produk. Dalam sektor industri, faktor ini dapat dimanfaatkan untuk mencapai tingkat konversi produk yang tinggi dan efisien dengan mengarahkan reaksi ke arah produk atau kanan.
Perubahan Tekanan
Perubahan tekanan atau volume dalam sistem juga akan mengganggu sistem kesetimbangan yang sudah terbentuk. Ketika tekanan sistem meningkat atau volume berkurang, maka kesetimbangan akan bergeser ke sisi yang jumlah molnya lebih sedikit dan ketika tekanan berkurang atau volume meningkat, maka kesetimbangan akan bergeser ke sisi yang jumlah molnya lebih banyak. Dalam hal ini koefisien reaksi sangat berpengaruh karena koefisien akan menentukan jumlah mol dari suatu zat.
Perubahan Suhu
Pengaruh suhu dalam suatu sistem setimbang berkaitan dengan panas reaksi dimana pada reaksi endoterm, maka panas akan diserap oleh reaksi sehingga akan menghasilkan nilai entalpi reaksi positif. Ketika suhu sistem dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergerser ke sisi yang merupakan reaksi endoterm atau menyerap panas. Sedangkan saat suhu diturunkan, maka reaksi akan bergeser ke sisi yang merupakan reaksi endoterm atau melepaskan panas.

Jenis Kesetimbangan Kimia
Berdasarkan jenis zat yang terlibat dalam suatu reaksi, kesetimbangan kimia dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
Kesetimbangan Homogen
Kesetimbangan homogen merupakan kesetimbangan dimana baik reaktan maupun produk berada dalam satu fasa atau bentuk misalnya larutan sehingga akan menghasilkan campuran yang homogen. Reaksi antar zat terlarut dalam suatu sistem larutan merupakan salah satu contoh kesetimbangan homogen. Dalam reaksi ini, spesi kimia yang terlibat dapat berbentuk ion, molekul, maupun campuran.
Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah suatu sistem dimana reaktan dan produk berbeda fasa. Dalam hal ini fasa yang dimaksuda dapat berupa fasa padat, cair, gas, dan larutan. Namun dalam sistem kesetimbangan ini, fasa padat dan cairan murni (liquid) dapat diabaikan.

Contoh Aplikasi Kesetimbangan Kimia
Dengan keistimewaan dan sifat dari kesetimbangan kimia tersebut dapat dimanfaatkan dalam beberapa bidang kehidupan.
Pembuatan Amonia (Industri)
Amonia (NH3) dibuat dengan mereaksikan gas nitrogen (N2) dengan gas hidrogen (H2) dengan perbandingan tertentu dimana akan dihasilkan reaksi kesetimbangan yang menghasilkan amonia dengan reaksi eksoterm.
                                        N2 (g)  + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Dalam industri, untuk meningkatkan efisiensi produksi maka kesetimbangan kimia dapat dimanipulasi dengan menambah konsentrasi reaktan, memperbesar tekanan, dan menurunkan suhu yang dimaksudkan untuk menggeser resaksi ke arah produk sehingga dihasilkan produk yang lebih tinggi dengan waktu yang minim. Selain dengan kesetimbangan, katalis juga dapat ditambahkan untuk mempercepat laju reaksi.
Siklus Oksigen pada Tubuh Manusia
Ketika bernapas, secara tidak sadar kita juga telah menerapkan sistem kesetimbangan kimia. Oksigen bebes akan dihirup oleh manusia untuk masuk ke paru-paru dan akan diikat oleh hemoglobin. Dalam pengikatan ini terjadi reaksi antar hemoglobin dengan oksigen yang akan membentuk oksihemoglobin dengan melalui sistem kesetimbangan.
                                       Hb (aq) + O2 (aq) HbO2 (aq)
Pada paru-paru dimana terjadi pengikatan oksigen, maka konsentrasi oksigen akan tinggi sehingga kesetimbangan pada paru-paru akan bergeser ke arah produk atau kanan. Sedangkan pada sel atau jaringan dimana oksigen akan disalurkan oleh hemoglobin, maka konsentrasi oksigen dalam darah akan berkurang sehingga kesetimbangan akan berbalik ke arah kiri.
Mengatur pH dalam Darah Manusia
Selain dalam pernapasan, prinsip kesetimbangan juga diterapkan dalam pengaturan pH darah manusia. Dalam tubuh manusia tepatnya darah, terdapat larutan penyanga atau bufer untuk mempertahankan pH darah dalam kondisi normal (pH 7.4). Larutan tersebut yaitu H2CO3 dan ion HCO3 dimana keberadaan larutan tersebut juga dipengaruhi oleh pembentukan CO2 hasil respirasi sel.
                     CO2 (g) + H2O (l) H2CO3 (aq)
                     H2CO3 (aq)   HCO3 (aq) + H+ (aq)
Ketika darah dalam suasana basa, maka jumlah ion H+ sedikit sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan. Jika darah berada dalam suasana asam, maka ion H+ akan semakin banyak sehingga menyebabkan reaksi kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Dalam mengatur pH darah, H2CO3 akan menurunkan pH darah sedangkan HCO3 akan menaikkan pH darah.

Persamaan Kesetimbangan Kimia
Untuk persamaan reaksi reversibel yang berada dalam kesetimbangan pada temperatur tertentu berikut,
               aA + bB ⇌ cC +dD
konstanta kesetimbangan, K, dapat dinyatakan sebagai rasio dari perkalian konsentrasi reaktan-reaktan dibagi perkalian konsentrasi produk-produk, di mana konsentrasi dari masing-masing substansi dipangkatkan koefisien stoikiometri dalam persamaan reaksi setara.
rumus kesetimbangan kimia
Dalam perhitungan konstanta kesetimbangan reaksi homogen (semua substansi dalam reaksi berfasa sama), konsentrasi substansi dalam sistem larutan dapat dinyatakan dalam konsentrasi molar, sehingga K dapat juga ditulis Kc. Untuk reaksi homogen dalam fasa gas, konsentrasi substansi dalam wujud gas dapat dinyatakan sebagai tekanan parsial substansi, dan simbol konstanta kesetimbangannya menjadi Kp. Sebagai contoh, hukum kesetimbangan kimia untuk reaksi berikut dapat ditulis dalam 2 bentuk:
      N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)   atau
   atau     
Hubungan antara Kp dan Kc adalah:
di mana, R = tetapan gas universal, T = temperatur, dan Δng = jumlah mol produk gas – jumlah mol reaktan gas.
 Dalam perhitungan konstanta kesetimbangan reaksi heterogen (reaksi di mana terdapat lebih dari 1 fasa) yang melibatkan substansi dalam wujud cairan murni atau padatan murni, konsentrasi substansi cair dan padat tersebut diabaikan dan tidak ikut diperhitungkan. Contohnya:
 CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)  
=>

P4(s) + 6Cl2(g) ⇌ 4PCl3(l)
=>  
Untuk mengetahui apakah reaksi telah mencapai kesetimbangan dan memprediksikan arah reaksi, ditentukan nilai dari kuosien reaksi, Qc, dengan mensubstitusikan nilai konsentrasi masing-masing substansi (produk dan reaktan) pada keadaan setimbang pada konstanta kesetimbangan kimia, Kc, dengan nilai konsentrasi awal masing-masing substansi pada keadaan reaksi tersebut.
Qc = Kc , reaksi telah mencapai kesetimbangan. Jika Qc = Kc, reaktan produk
Qc < Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kiri ke kanan (pembentukan produk) hingga mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc < Kc, reaktan → produk
Qc > Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kanan ke kiri (pembentukan reaktan) hingga mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc > Kc, reaktan ← produk
Berikut beberapa hubungan Q dan hubungan K dari reaksi-reaksi yang berkaitan.

Contoh soal Kesetimbangan Kimia
Pada temperatur 430°C, tetapan kesetimbangan Kc untuk reaksi H2(g) + I2(g) 2HI(g) adalah 54,3. Diketahui pada eksperimen dengan temperatur yang sama, konsentrasi awal H2, I2, dan HI berturut-turut adalah 0,00623 M, 0,00414 M, dan 0,0224 M. Hitunglah konsentrasi masing-masing spesi pada keadaan setimbang.
Jawab:
           [H2]0 = 0,00623 M
           [I2]0 = 0,00414 M
           [HI]0 = 0,0224 M
           Kc = 54,3
Pertama, kita tentukan nilai kuosien reaksi, Qc, untuk mengetahui apakah sistem telah setimbang atau belum, dan ke arah mana reaksi berlangsung jika belum setimbang.
Karena Qc (19,5) < Kc (54,3), reaksi akan berlangsung dari arah kiri ke kanan hingga mencapai kesetimbangan. Jadi, konsentrasi H2 dan I2 akan berkurang dan konsentrasi HI akan bertambah sampai reaksi setimbang.
Selanjutnya, asumsikan bahwa konsentrasi H2 berkurang sebanyak x hingga reaksi setimbang, lalu kita buat persamaan stoikiometri dengan MRS (Mula-mula, Reaksi, Setimbang).

Dengan menyelesaikan persamaan kuadrat dalam bentuk
dengan rumus diperoleh: x = 0,0114 M atau x = 0,00156 M.
Penyelesaian x = 0,0114 M tidak mungkin karena nilainya lebih besar dari konsentrasi awal H2 dan I2. Jadi, penyelesaian yang benar adalah x = 0,00156 M.
Jadi, pada kesetimbangan kimia tersebut, konsentrasi masing-masing spesi yaitu:


Sumber:






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Blog 5

Materi 3

Materi Blog 4