Artikel Pendidikan - Covid-19
Metode
Belajar Daring berbasis IT
“Google Classroom” di Tengah Pandemi Covid-19
Beberapa waktu lalu kita menyaksikan berita-berita
dari berbagai media tentang merebaknya wabah virus corona di Wuhan, Cina dan
beberapa negara besar lainnya. Begitu besarnya pengaruh jahat dari virus ini
mengakibatkan beberapa negara besar melakukan “Lockdwon” sebagai upaya menghentikan penyebaran virus yang dikenal
dengan nama virus covid-19 ini. Tanpa kita sadari, apa yang selama ini kita
saksikan melalui media telah merebak ke negara kita. Bukan hanya di ibukota,
bahkan saat ini hebohnya virus covid-19 sudah sampai di pelosok desa. Begitu
cepat semuanya terjadi, begitu cepat suasana mencekam ini kita rasakan secara langsung.
Berkaitan dengan peristiwa tersebut, pemerintah telah
melakukan upaya preventif untuk mencegah dan meminimalisir penyebaran virus
tersebut. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah yaitu dengan menerapkan sosial
distancing atau menjaga jarak interaksi sosial dan work from home (WFH) atau
bekerja di rumah bagi para pegawai, baik pegawai negeri maupun pegawai swasta.
Langkah-langkah preventif ini telah disosialisasikan
oleh pemerintah mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah melalui
berbagai media. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran virus
covid-19 dan sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.
Akibatnya, kebijakan sebagai upaya preventif tersebut memiliki beberapa
implikasi pada berbagai bidang, khususnya pada bidang pendidikan.
Dengan adanya kebijakan pembatasan pergerakan setiap
orang di luar rumah dan berkumpul dalam jumlah yang banyak tersebut tentunya
berpotensi memicu perubahan pada strategi dan metode pembelajaran di kelas. Tidak
ada lagi pembelajaran di kelas untuk saat ini hingga beberapa waktu kedepan
yang belum bisa dipastikan. Sekolah-sekolah mulai dari tingkat PAUD, TK, SD,
SMP dan SMA diliburkan, begitu juga di tingkat perguruan tinggi. Tidak ada
tatap muka dan segala macam bimbingan yang dilakukan bersama. Semua diminta
untuk tetap berada di rumah “stay at home”.
Namun, ini bukan berarti kita hanya tinggal diam dan
duduk manis di rumah. Aktivitas belajar tetap harus dilaksanakan antara
pendidik dan peserta didik. Keadaan ini seolah-olah memaksa kita melakukan
interaksi secara digital untuk menyapa peserta didik dan memberikan materi
serta tugas yang harus mereka lakukan di rumah. Sungguh ini suatu hal yang
menarik untuk dipraktikkan. Walau pada dasarnya pembelajaran secara digital
ataupun daring yang berbasis IT ini
sudah ada sebelumnya dan cukup trend
di dunia pendidikan kita, akan tetapi masih banyak guru yang belum begitu
memahami metodenya apalagi mempraktikkannya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dan pengalaman guru dalam menggunakan aplikasi-aplikasi
pembelajaran secara digital.
Menyikapi kondisi “stay at home”
sebagai dampak pandemi virus covid-19 saat ini guru benar-benar dituntut untuk
mampu menyajikan pembelajaran secara daring. Sudah saatnya pembelajaran di
kelas menggunakan teknologi, dan ini harus dimulai dari guru. Jangan minta
siswa menguasai teknologi tetapi gurunya malah gagap teknologi. Transformasi
guru sebagai penggerak perubahan harus mengikuti perkembangan tekonologi.
Pasalnya, letak geografis Indonesia yang sangat luas membutuhkan smart learning
yakni pembelajaran memanfaatkan teknologi (Unifah Rosyidi, 2018).
Perkembangan zaman yang juga ditandai dengan perkembangan teknologi yang
semakin canggih, telah berdampak pula pada bidang pendidikan. Situasi
pembelajaran yang dituntut siswa sudah jauh bergeser dibandingkan zaman dulu
yang cukup diberi materi pelajaran dengan mencatat dan kemudian mendapatkan
penjelasan materi dari guru melalui metode ceramah. Saat ini para guru dituntut
memberikan pembelajaran yang kontekstual, kreatif, menyenangkan, efektif, dan
efisien. Jika guru tidak berupaya untuk meng-update kemampuannya sesuai
tuntutan zaman, maka jangan heran kalau para siswanya akan
"meninggalkannya". Bisa jadi ia hanya akan jadi guru "zaman
old" yang ketika di kelas tidak bisa membawa para siswanya dalam suasana
pembelajaran yang kondusif. Apalagi dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang
mensyaratkan guru dan siswa terampil menggunakan teknologi dalam pembelajaran,
baik sebagai media, maupun sebagai bahan pembelajaran. Oleh karena itulah, kita
harus merasa terpanggil untuk memiliki keterampilan dalam bidang IT (Saroh Jarmin,
20180).
Ada banyak aplikasi pembelajaran secara online berbasis virtual class
yang dapat digunakan oleh guru. Aplikasi tersebut antara lain adalah Rumah
Belajar, Edmodo, Google Classroom, Quipper School, Webex, VC Zoom, WhatsApp,
Line, Telegram, Instagram, Schoology, LMS Seamolec, Ruang Guru, dll. Masing-masing
aplikasi memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun, guru dapat
memilih aplikasi mana yang nyaman digunakan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.
Google Classroom merupakan salah satu aplikasi virtual class yang menurut
penulis lebih sederhana, mudah difahami dan digunakan. Penggunaan Google
Classroom tidak membutuhkan proses instalasi khusus. Penggunaannya cukup dengan
menggunakan akun email google masing-masing.
Fitur dan menunya tidak begitu rumit sehingga gampang digunakan baik
bagi guru maupun siswa. Dengan aplikasi Google Classroom penulis dapat
mengirimkan materi kimia baik dalam bentuk narasi maupun video yang telah
penulis siapkan terlebih dahulu.
Google Classroom (atau dalam bahasa Indonesia yaitu Ruang Kelas Google)
adalah suatu serambi pembelajaran campuran yang diperuntukkan terhadap setiap
ruang lingkup pendidikan yang dimaksudkan untuk menemukan jalan keluar atas
kesulitan dalam membuat, membagikan dan menggolong-golongkan setiap penugasan
tanpa kertas. Perangkat lunak ini telah diperkenalkan sebagai keistimewaan
Google Apps for Education yang dipublikasikan sejak 12 Agustus 2014 (Fara
Regina, 2017).
Adapun tahapan yang harus dilakukan untuk melaksanakan pembelajaran
virtual class dengan aplikasi Google Classroom adalah dengan masuk ke account
Google terlebih dahulu, selanjutnya klik “Google App Classroom”. Kemudian klik “Classroom”,
lanjutkan dengan mengklik menu “+”, dan “buat kelas”. Setelah mengklik “buat
kelas” maka muncul kotak dialog. Terdapat kotak kecil yang harus kita centang pada
kotak dialog, lalu klik “lanjutkan”. Langkah selanjutnya adalah mengisi form
sesuai kebutuhan, lalu klik “buat” untuk melanjutkan. Setelah semua langkah
tadi dilakukan maka akan muncul halaman baru yang merupakan fitur dari Google
Classroom.
Aplikasi ini juga dapat mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu sehingga memudahkan guru untuk melakukan
evaluasi setiap kegiatan yang telah dilakukan siswa. Disamping itu, dengan
aplikasi Google Classroom dapat dilakukan pemantauan proses diskusi kelas
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Disamping itu, siswa juga dapat
mengulang materi yang telah diposting agar lebih faham lagi. Hal ini tentunya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Komentar
Posting Komentar