Gema Literasi Sains
Menyentuh Sains dengan Bahagia Bersama LiSa (Literasi Sains) di SMA Negeri 1 Kerinci
Sains
yang biasa dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata
pelajaran yang wajib diperoleh dalam pendidikan mulai dari pendidikan dasar,
menengah hingga pendidikan tingkat atas. Bahkan sejak pendidikan anak usia dini
pun sains juga sudah mulai diperkenalkan. Berbicara masalah sains tidak lepas
dari konteks dan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai fenomena
alam yang terjadi pun juga tidak terlepas dari kata sains.
Namun
tidaklah mudah untuk menyajikan pembelajaran sains. Di tingkat PAUD pembelajara
sains harus dikemas sedemikian rupa agar menarik dan mudah difahami.
Pembelajaran sains dapat dikemas menjadi sebuah dongeng, permainan, gerak dan
lagu ataupun praktik yang sangat sederhana yang dapat dilakukan di rumah. Sama
hal nya di tingkat sekolah dasar, pembelajaran sains juga harus dikemas
sedemikian rupa secara bertema dan saling barkaitan dengan mata pelajaran
lainnya.
Di
tingkat menengah pembelajaran sains sudah menjadi mata pelajaran yang berdiri
sendiri yang dikenal dengan IPA terpadu. Dalam mata pelajaran IPA terpadu ini pembahasan
sains sudah mulai diarahkan sesuai kontennya. Ada konten yang membahas tentang
makhluk hidup dan konten yang membahas tentang benda tak hidup.
Barulah
di tingkat sekolah menengah atas pembelajaran sains disajikan secara lebih
khusus sesuai dengan kontennya. Sains yang mempelajari semua tentang makhluk
hidup disajikan pada mata pelajaran Biologi, sedangkan sains yang membahas
tentang benda tak hidup disajikan pada mata pelajaran Fisika dan Kimia.
Biologi
atau ilmu hayat merupakan sains yang mengkaji tentang kehidupan dan organisme
hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan
taksonominya. Dalam pelajaran Fisika, sains atau ilmu alam yang mempelajari tentang
materi beserta gerak dan perilakunya dalam lingkup ruang dan waktu, bersamaan
dengan konsep yang berkaitan seperti energi dan gaya. Sedangkan Kimia merupakan
cabang dari ilmu fisik yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, dan
perubahan materi. Dan ketiga cabang sains ini dipelajari secara lebih mendalam
di tingkat sekolah menengah atas sesuai dengan standar isi pada kurikulum 2013
(revisi) yang dilengkapi dengan kompetensi dasar masing-masing mata
pelajarannya.
Dalam
perkembangannya, pembelajaran sains sering dianggap sebagai mata pelajaran yang
menjadi “momok” menakutkan bagi sebagian peserta didik. Padahal, tidaklah
demikian adanya jika pembelajaran sains disajikan dengan menarik.
Untuk
menyajikan pembelajaran sains yang menarik dibutuhkan kreatifitas dan kepiawaian
pendidik sains dalam merancang media dan menyajikan pembelajarannya. Trik-trik
sederhana namun penuh sensasi sains juga dapat mengangkat literasi sains menjadi
sebuah alternatif untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap ilmu sains.
Seperti
yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PPPPTK) IPA baru-baru ini dengan meluncurkan program Mobil Semua
Pintar Sains (Modis Pisan) yang bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPMP) di tiap Provinsi dengan melibatkan perwakilan pendidik sains
dari seluruh Indonesia. Program ini merupakan salah satu program yang perlu kita
besarkan bersama karena program ini sangat membantu para pendidik untuk
mengembangkan literasi sains secara sederhana dan menyenangkan.
Beberapa
waktu lalu, tepatnya pada hari Kamis tanggal 17 Desember 2020 SMA Negeri 1 Kerinci
telah menggelar kegiatan Demo Sains sebagai bentuk implementasi dari program
Modis Pisan ini. Sebagai perwakilan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Provinsi
Jambi yang diberikan kesempatan untuk ikut andil dalam program ini, SMA Negeri
1 Kerinci bekerjasama dengan LPMP Provinsi Jambi dan PPPPTK IPA Bandung sukses
melaksanakan kegiatan Demo sains yang bertemakan “Sehari Bersama LiSa (Literasi
Sains)”.
Pada
kegiatan ini ditampilkan literasi sains tradisional yang dimiliki oleh suatu
komunitas budaya tentang tumbuh-tumbuhan obat yang ada di sekitar kita (etnosains)
dan juga percobaan sederhana tentang konsep gerak sentripetal dengan
menggunakan alat dan bahan yang ada di sekitar yang mudah didapatkan.
Konsep
etnosains ini sangat menarik dan dapat membuka wawasan sains peserta didik
tentang manfaat tumbuhan di sekitar sebagai obat tradisional. Kajiannya dapat
dikembangkan dalam bentuk artikel yang memuat data-data penunjang tentang
kandungan kimia dari tumbuhan tersebut serta senyawa aktif yang berperan dalam
fungsinya sebagai bahan obat-obatan. Hal ini juga menegaskan bahwa penggunaan
obat-obat tradisional alami jauh lebih aman penggunaannya dibandingkan dengan
penggunaan obat-obat kimia. Begitupun percobaan gerak sentripetal yang
dilakukan dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar dan bahkan dapat
menggunakan benda bekas kiranya mampu membuka wawasan peserta didik bahwa sains
itu mudah dan menyenangkan. Memperkenalkan sains tidak selalu harus menggunakan
peralatan/kit laboratorium yang canggih serta bahan-bahan yang sulit didapat.
Dengan kreatifitas dan inovasi kita dapat memperkenalkan sains dengan mudah dan
menyenangkan.
Komentar
Posting Komentar